"Heon, lu bangun gih." Jaeha menepuk-nepuk pundak Joheon sebelum kemudian membelokkan stir agar mobil bisa masuk melewati gerbang.
"Emmmh." Joheon berdehem sambil mengucek matanya. "Udah sampe emang?"
"Udaaaah," jawab Jaeha sedikit kesal.
"Itu bukan sih ketua kompleknya?" tanya Dokja yang melihat Jinwoo berdiri di teras.
"Mana?" Joheon penasaran.
"Itu tuh yang pake kemeja item." Tunjuk Dokja ke arah depan.
"Kayaknya seusia sama gue dah," ujar Joheon.
"Tapi dia lebih ganteng dan lebih berwibawa," sindir Jaeha.
"Enak aja, gini-gini juga gue punya banyak fans." Joheon membentuk huruf v di bawah dagu dengan jemari tangannya.
"Heleh." Jaeha memutar bola matanya.
"Gue juga ganteng." Dokja menunjuk dirinya sendiri dengan penuh percaya diri.
"Lu itu cantik," bantah Joheon cepat.
"Mana ada! Lu buta apa? Ganteng begini disebut cantik." Dokja menatap Joheon dengan geram.
"Mini ini idi? Li biti ipi?" sindir Joheon yang semakin membuat Dokja ingin menjambak rambutnya.
"Udah sana keluar. Jangan malu-maluin," ujar Jaeha yang baru saja memberhentikan mobil di depan teras. Tepat di hadapan Jinwoo.
"Nggak usah ditungguin, ntar gue mau ketemu Irene," ujar Joheon sambil membuka pintu.
"Oke." Angguk Jaeha.
Novel ini hanya terbit di WP dan MT, kalau kalian baca di selain ini bisa dipastikan itu adalah malware webmirror. Silakan dukung penulis di sini http://w.tt/3Ijg6yx terima kasih.
"Ahh.. Kamu nggak akan jemput?" Dokja terdengar kaget campur kecewa.
"Lu pake ojek aja, nggak usah ngebebanin karyawan gue." Joheon berkata tanpa ragu sama sekali.
"Jahaat." Dokja cemberut.
"Abis ini aku mau pergi ke rumahmu. Ngeberesin reparasi yang belum kelar. Nanti aku buatin makanan deh." Jaeha tersenyum.
"Jangan pake tomat." Dokja menatap Jaeha dengan serius.
"Iyaa, nanti chat aja mau dimasakin apa."
"Oke kalau gitu." Dokja mengangguk. Dia pun keluar dari mobil setelah melambaikan tangannya pada Jaeha.
"Lama banget sih, Lu." Joheon menatap Dokja datar.
"Hemmm." Dokja hanya berdehem kesal. Ketimbang bersama Joheon, Dokja tentunya lebih senang bersama Jaeha, terlebih dengan sikap Joheon yang sama menyebalkannya seperti Junghyuk.
Ah, Junghyuk. Entah bagaimana kabarnya sekarang, tapi membayangkannya saja sudah cukup membuat bulu kuduk Dokja merinding.
"Yang lain udah pada ke atas," ucap Jinwoo ramah.
"Anu.." Dokja menyodorkan sebuah keresek hitam yang berisi beberapa box martabak pada Jinwoo.
"Iya?" Jinwoo menatap Dokja dengan tanda tanya di wajahnya.
"Mungkin engga seberapa, tapi tolong diterima, ya." Dokja menatap Jinwoo dengan berbinar.
"Oh, iya. Makasih ya." Dengan ramah, Jinwoo menerima pemberian Dokja.
"Menurut Lu dia ganteng engga?" tanya Joheon tiba-tiba sambil menunjuk Dokja.
"Huh?" Jinwoo kaget dengan pertanyaan Joheon yang aneh dan tiba-tiba.
"Apaan sih nanya begituan." Dokja sewot.
"Seriusan, menurut Lu dia cantik apa ganteng?" tanya Johen lagi.
"Hah?" Kali ini Jinwoo semakin melongo mendengar pertanyaan Joheon.
"Gantenglah, masa cantik." Dokja menatap tajam Joheon, tapi orang yang ditatapnya malah tersenyum bak rubah yang licik. Menyebalkan.
"Ayo jawab, Bapak Ketua Komplek Emas yang terhormat," desak Joheon.
"...." Jinwoo terdiam beberapa saat.
"Huaa... Gitu aja kenapa harus pake mikir sih?" Dokja merasa kesal dan menyedihkan di satu waktu sekaligus.
"Ah, akhirnya yang terakhir dateng." Jinwoo mengalihkan pandangannya pada dua orang insan muda yang tengah memakai satu payung merah berdua.
"Buset, hujan-hujanan berdua," respon Dokja.
"Tinggal diputerin aja musik ala-ala prindavan, udah deh cocok." Joheon mengomentari.
"Jadi inget Sahrul Khan." Jinwoo menanggapi.
"Uhh.. Romantis sekali, jadi iri deh." Dokja sedikit cemberut.
"Dasar jomblo," maki Joheon.
"Emangnya Lu punya pacar?" Dokja semakin kesal pada Joheon.
"Punya dong, nih liat." Joheon memperlihatkan layar ponselnya yang menampilkan fotonya bersama seorang wanita berambut blonde panjang.
"..." Dokja kini mengalihkan pandangannya pada Jinwoo.
"Gimana? Short hair lebih cantik kan?" tanya Jinwoo sambil menunjukkan layar ponselnya. Ada foto dirinya bersama Haein saat sedang jalan di taman bermain.
"Huh." Dokja memalingkan pandangannya kesal. Inginnya dia ikut memamerkan foto Sangah, tapi dia tidak memiliki hak untuk itu. Dunia memang menyebalkan.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hottest Family
FanfictionIni kisah tentang para penghuni komplek yang menamakan diri sebagai Random Guy (RG) Family. Mereka tidak terlalu peduli pada penilaian orang dan sering berbuat sesukanya. Penampilan mereka yang tampan dan berkarisma membuat semua orang memberikan la...