026 - Who Are You?

1.4K 244 40
                                    

"Bisa berhenti di depan engga?" tanya Dokja tiba-tiba. Hal ini membuat Jaeha memelankan laju mobil yang sedang mereka naiki.

"Mau ngapain lu? Masih jauh." Joheon mengerutkan keningnya melihat Dokja dari kaca spion atas.

"Jajan martabak," ucap Dokja sambil tersenyum lebar.

"Heh?!" Joheon dan Jaeha tercekat.

"Ayolah." Mata Dokja terlihat berkaca-kaca.

"Gue anter dia dulu ya." Jaeha melirik Joheon; meminta izin.

"Yaudah sekalian beliin gue juga." Joheon melambaikan tangannya sebagai isyarat persetujuan.

Tanpa perlu bertanya lagi, Jaeha pun memarkirkan sedan hitam milik Joheon di samping kedai martabak.

"Asik engga terlalu rame." Dokja keluar dari mobil dengan semangat. Jaeha menyusulnya dengan santai.

Tinggallah tersisa Joheon sendiri. Dia membuka ponselnya dan mencoba mengisi waktu dengan bermain game, tapi sayangnya dinosaurus yang dia mainkan mati tertabrak pohon.

"Game apaan sih ini? Ampas banget," cecar Joheon tidak terima.

DRRRT

Terdengar bunyi ponsel bergetar. Tentu saja ini membuat Joheon bertanya-tanya dan mencari sumber suaranya berada.

"Bukannya ini ponsel dia ya? Bisa-bisanya ketinggalan." Joheon menatap ponsel Dokja yang bergetar di lantai mobil.

Joheon mengambil ponsel Dokja dan mendapati sebuah panggilan masuk dari nomor dengan nama BGST.

Novel ini hanya terbit di WP dan MT, kalau kalian baca di selain ini bisa dipastikan itu adalah malware webmirror. Silakan dukung penulis di sini http://w.tt/3Ijg6yx terima kasih.

"Ppppt... Apa-apaan ini?" Joheon tidak bisa menahan tawanya melihat nama yang tertera di layar ponsel.

"Sebgst apa sih ampe dinamain gini?" Joheon tertawa. Dia pun tanpa sungkan mengangkat panggilan telpon.

"Halo," sapa Joheon.

"Siapa lu? Mana Dokja?" terdengar sebuah suara bentakan dari sebrang telepon. Sebuah suara yang tidak lain berasal dari Yoo Junghyuk.

"Ada perlu apa ya?" tanya Joheon santai. Mulanya dia memang terkejut dengan jawaban Junghyuk, tapi hal itu justru membuatnya semakin ingin menjahilinya.

"Mana Dokja?" Junghyuk mengulang pertanyaannya.

"Oh, dia pelanggan kami yang tercinta. Sekarang lagi pijat plus-plus. Apa anda juga mau pesan antrian?" nada suara Joheon terdengar ceria seperti seorang sales ponsel di swalayan.

"Lu gila ya? Cepet suruh si Dokja jawab telepon gue."

"Mohon maaf, tapi pelanggan kami sedang enak-enaknya. Saya harap anda bisa mengerti." Suara Joheon terdengar sangat ramah, tapi tidak untuk Junghyuk.

"Lu mau gue banting ya?" Nada suara Junghyuk meninggi.

"Apa? Lempar lembing? Mohon maaf, tapi kami tidak memfasilitasi itu."

"Anj#$, Lu siapa sih? Ngajak ribut ya?" Suara Junghyuk yang semakin kasar membuat Joheon menahan tawanya.

"Oh, gue Jaeha. Salam kenal ya," bohong Joheon.

"Najis gue kenal sama lu."

"Gue juga mana sudi sama lu."

"Anj%#."

"Kalau gada lagi yang mau disampein, gue tutup nih telepon." Joheon mengerutkan keningnya. Dia sama sekali tidak menyangka akan berhadapan dengan orang yang sangat emosian.

"...." Junghyuk terdiam sesaat.

"Oke, gue tutup kalau gitu."

"Bentar."

"Kenapa lagi?"

"Lu siapanya Dokja? Gue nggak pernah denger kalau Dokja punya temen namanya Jaeha."

"Gue emang bukan temennya."

"Hah?!!!!!"

"Gue pacarnya blok. Kenapa lu? Cemburu?"

"...."

"Apa lagi?"

"... Besok ada wawancara, jangan lupa dateng ke kantor agensi." Nada suara Junghyuk kini menjadi lebih pelan dari sebelumnya.

"Huh? Wawancara apaan?" tanya Joheon penasaran. Namun, dia malah mendapatkan jawaban yang lain.

Tuuuuuuuuut. Panggilan tiba-tiba terputus.

"Apaan sih nih orang main matiin gitu aja. Pantesan aja nama kontaknya BGST," maki Joheon kesal.

"Gue kasih tahu engga ya?" Joheon berdehem sesaat.

"Ah, nggak usah, biarin ajalah." Joheon menyeringai, dia pun tanpa ragu menghapus list panggilan masuk yang ada.

"Mari kita taruh ke tempatnya semula." Joheon tersenyum menyeringai sambil menaruh kembali ponsel Dokja di atas karpet mobil.

BERSAMBUNG

The Hottest FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang