014

2K 368 10
                                    

"Tuan Muda Cale, apakah kau masih memikirkan Tuan Sung?" tanya Ron yang seketika saja membuat Cale tersedak. Mau bagaimana tidak, Cale saat itu sedang minum teh sambil melihat ke luar jendela.

"Tidak, untuk apa aku memikirkannya?" jawab Cale sedikit jutek.

"Bukannya sekarang Tuan Muda sudah menjadi ketua blok H?"

"Haah?! Omong kosong. Kenapa kau bisa berpikiran ke sana?" tanya balik Cale setengah terkejut. Dia memang belum mengatakan apa pun setelah pulang ke rumahnya.

"Tuan Sung yang mengatakannya padaku dan pada Tuan Besar."

Mata Cale terbelalak. Dia tidak menyangka kalau Jinwoo memberitahu ayahnya kalau dirinya kini menjadi ketua blok H. Kalau sudah begini, Cale tidak bisa bermalas-malasan lagi di rumah. Menyebalkan.

"Oh ya, di mana Choi Han? Aku belum melihatnya sampai sekarang." Cale teringat pada Choi Han yang tidak menunggunya pulang hingga akhirnya membuat Cale pulang diantar Jinwoo.

"Itu juga yang ingin aku tanyakan."

"Hah? Maksudmu dia belum pulang?" Cale menatap Ron setengah tidak percaya.

Ron menggeleng menanggapi pertanyaan Cale.

"Astaga." Cale menghela napas. Dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Choi Han, tapi Cale tahu kalau Choi Han akan baik-baik saja tanpanya. Dia pasti akan pulang entah itu cepat atau lambat.

"Apa perlu saya mencarinya?" Ron menawarkan diri.

"Tidak usah," tolak Cale yang kemudian bangkit dari kursi.

"Aku ingin tidur, aku harap kau tidak menggangguku," ujar Cale sambil berjalan ke arah kasur lalu menghamburkan dirinya di sana.

"Baiklah, kalau begitu." Ron pun pamit dan pergi keluar dari kamar Cale.

Cale melihat langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang membayangkan pertemuannya dengan seorang laki-laki saat dirinya dan Jinwoo pergi membeli ice cream mochi.

Novel ini hanya terbit di WP dan MT, kalau kalian baca di selain ini bisa dipastikan itu adalah malware webmirror. Silakan dukung penulis di sini http://w.tt/3Ijg6yx terima kasih.

Meski Cale hanya melihat sekilas pada dokumen yang ada di kantor Jinwoo, tapi Cale yakin kalau orang yang ditemuinya di kasir adalah Kim Dokja. Mungkinkah Jinwoo ingin mengajaknya untuk jadi ketua blok lain yang ada di komplek emas? Cale hanya bisa mengira-ngira.

"Orang aneh," lirih Cale sambil memejamkan matanya. Cale sadar kalau dia dan Jinwoo terus-menerus diperhatikan oleh Dokja saat mereka akan membeli ice cream mochi. Itulah sebabnya Cale memprovokasinya saat di kasir meski malas. Untung saja Dokja tidak banyak menanggapi.

Kalau memang dokumen yang dilihat Cale adalah daftar orang yang akan dijadikan ketua blok di komplek emas, cepat atau lambat Jinwoo pasti akan mengejarnya. Baik itu Dokja atau pun yang lainnya.

"Ponselku..." Cale langsung bangkit dari rebahannya.

"Ah, sial." Cale kembali sadar kalau ponselnya tidak ada.

Mulanya Cale ingin menelpon Jinwoo untuk memastikan pemikirannya, tapi sayangnya ponsel Cale tertinggal di mobil yang dipakai oleh Choi Han.

Tunggu sebentar, memangnya Cale tahu nomor ponsel Jinwoo? Nyatanya tidak. Rasanya seperti orang bodoh saja. Cale hanya bisa membatin.

TOKTOK

Pintu kamar Cale diketuk. Tentu saja ini mengalihkan perhatian Cale.

"Mas Cale, boleh aku masuk?" Sebuah suara yang sangat familiar. Cale tahu betul kalau dia adalah Choi Han.

"Ya, masuklah," sahut Cale.

Choi Han pun masuk ke kamar Cale, tapi dia tidak masuk sendiri. Han Yoojin ikut bersamanya.

"Han Yoojin?" Cale tidak percaya dengan apa yang baru dilihatnya. Setelah sebelumnya dia bertemu Dokja, kini Cale bertemu dengan Yoojin. Dia adalah orang yang juga ada di dokumen Jinwoo.

"Kau tahu namaku?" Yoojin menatap Cale kaget. Begitu pula dengan Choi Han.

"E-eh.. Itu.." Cale gelagapan. "Aku pernah melihatmu sekilas di majalah."

Tentu saja Cale berbohong. Dia tidak bisa mengatakan kalau Cale mengetahui namanya dari dokumen milik Jinwoo yang diam-diam diintipnya.

"Aku mengerti." Yoojin mengangguk.

"Huh?" Apakah Cale salah bicara? Apakah kebohongan Cale bisa manjur? Namun, saat melihat reaksi Yoojin membuat Cale berpikir kalau apa yang dikatakannya bukanlah hal aneh bagi Yoojin.

"Kau pasti menganggapku tidak berguna bukan? Semuanya selalu saja membandingkan aku dengan adikku. Yah, harus aku akui kalau adikku memang luar biasa," celoteh Yoojin.

"Tidak. Aku pun tidak berguna," jawab Cale datar. Dia sadar kalau dirinya tidak berguna dan Cale tidak mempermasalahkannya.

"Heeeeeeeeeee?!" Yoojin hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

The Hottest FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang