SPECIAL [3/3]: Happy Birthday Dokja Kim!

1.5K 241 36
                                    

"Kalau liat judul awal sih harusnya ada 3 bab lagi ya?" tanya Kim Dokja memerhatikan.

"Harusnya sih gitu, tapi emang dasar authornya telat nulis jadinya ini terakhir," jawab Gongja.

"Udah nggak usah banyak omong lagi. Kita masuk sekarang. Ntar disangka nunggu angkot lagi," sahur Jinwoo.

"Salah lu juga kelamaan nunjuknya," protes Gongja. Jinwoo hanya tertawa menanggapinya.

Mereka berempat pun masuk ke dalam supermarket. Mengambil satu troli dan mencari bahan-bahan makanan yang dibutuhkan. Dari mulai beras, sayur, daging sapi A5, bawang bombay dan lain sebagainya.

Selagi Jinwoo dan Dokja mengantri di kasir, Gongja dan Yeonwoo sudah pergi menunggu di luar.

"Ada yang ingin kamu beli lagi kah?" tanya Jinwoo. "Cemilan, atau mungkin... Boneka?"

Dokja menghela napas. "Kayaknya udah. Lagian udah gede ngapain beli boneka?"

"Ya kali aja biar ada yang bisa dipeluk kalau tidur," jawab Jinwoo sambil tersenyum.

"Itu elu kali." Dokja menatap Jinwoo datar.

"Jinwoo beda level. Dia kalau tidur meluk si Cale," ujar Gongja yang tiba-tiba muncul di samping Dokja.

"Mana ada," protes Jinwoo yang seketika membuat Gongja tertawa. Begitu pula dengan Dokja, dia tertawa meski ringan.

"Buka mulutnya, kereta mau lewat," ujar Gongja sambil menyuapi Dokja dengan potongan pisang goreng yang dibelinya di kios samping kasir.

"Enak, kan?" tanya Gongja sambil tersenyum.

Dokja mengangguk. Mau bagaimana pun, dia tidak bisa menyangkal kalau makanan yang diberikan Gongja itu nikmat.

"Udah kalian makan di sana gih, ini biar gue aja yang urus, kasian yang antri di belakang," ujar Jinwoo.

"Ta-ta-" perkataan Dokja terpotong. Dia sudah terlanjur ditarik pergi oleh Gongja keluar dari tempat kasir.

Novel ini hanya terbit di WP dan MT, kalau kalian baca di selain ini bisa dipastikan itu adalah malware webmirror. Silakan dukung penulis di sini http://w.tt/3Ijg6yx terima kasih.

"Lu ngapain sih. Jadi orang nggak bisa diem ya?" sindir Dokja.

"Memangnya kenapa?" tanya balik Gongja yang diakhiri dengan tawa.

Pandangan mata Dokja tiba-tiba saja menjadi gelap. Seseorang menutup matanya dari belakang.

"Ini siapa sih? Lepasin, eh," pinta Dokja.

"Coba hitung sampai 5," ucapnya. Dari suaranya Dokja tahu kalau orang yang menurup matanya adalah Jooheon. Dia memang orang yang tukang iseng.

"Memangnya kau mau memberiku 50 juta kalau aku melakukannya?" tanya Dokja.

"Buset, nggak kira-kira mintanya." Jooheon tertawa mendengar perkataan Dokja.

"Mau hitung sendiri apa dihitungin nih?" Sebuah suara lain terdengar. Suara ramah itu terdengar seperti suara Arthur.

"Hah?" Dokja sedikit bingung.

"Lu mau gue lepasin enggak?" tanya Jooheon mengingatkan. "Itung sampe lima."

"Ribet amat sih lu," cibir Dokja. Meski begitu, Dokja pun mulai menghitung.

"10 juta," ucap Dokja yang membuat orang-orang di sekitarnya terperangah.

"20 juta." Dokja terus meghitung dengan kelipatan yang berbeda.

"30 juta," lanjut Dokja.

"Buset, lebih mata duitan dari gue." Suara Cale terdengar menyindir.

"40 juta." Dokja tidak peduli dengan sindiran, dia tetap menghitung sesuai keinginannya.

"50 juta."

Jooheon pun melepaskan tangannya. Saat Dokja membuka matanya, serpihan-serpihan kertas melesat ke arahnya.

"HAPPY BIRTHDAY KIM DOKJA," ucap semua orang yang ada di sekeliling Dokja.

Dokja menatap ke-7 orang yang mengelilinginya dengan tatapan tidak percaya. Gongja, Jinwoo, Cale, Jooheon, Yeonwoo, Arthur, dan Yoojin. Mereka semua tersenyum pada Dokja. Arthur bahkan memegang sebuah kue ulang tahun yang ada nama Kim Dokja di atasnya.

PING
Terdengar sebuah notifikasi di ponsel Dokja. Segera saja Dokja melihatnya.

[Secretive Plotter telah mentransfer 50jt ke rekening anda]

[Secretive Plotter: Hai Dokja, semoga ini cukup, ya! Selamat ulang tahun.]

Dokja tidak tahu harus berkata apa lagi, tapi dia tidak bisa menyembunyikan senyuman yang lebar dari wajahnya.

"Makasi banget sumpah," ujar Dokja yang refleks memeluk Gongja dengan erat.

"Kembali kasih, jangan sedih lagi ya." Gongja tersenyum sambil mengusap kepala Dokja dengan lembut.

"Eh, ini tiup dulu lilinnya," ujar Yoojin mengingatkan. Dokja pun melepas pelukannya dan mulai berdiri di depan kue yang dipegang Arthur.

"Make a wish!" seru Cale sambil tersenyum. Dokja mengangguk.

"Baiklah." Dokja menaruh kedua tangannya di atas punggung tangan Arthur.

"Eh?" Arthur terlihat kaget.

"Awas aja kalau lu semua pada lemparin kue ini ke muka gue. Mubazir," ujar Dokja tegas.

Jooheon dan Yoojin hanya bersiul menanggapi perkataan Dokja.

"Mau tiup sekarang apa engga nih?" tanya Arthur.

"Iya-iya." Dokja mengangguk. Dia kemudian meniup api yang ada di lilin hingga padam.

"Yeaaay!"

"Selamat ulang tahun!"

"Yo, party!"


-end

The Hottest FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang