"Hey Jinwoo, kenapa tiba-tiba bisa hujan?" tanya Cale yang menatap lurus ke luar jendela. Awan berwarna abu gelap di langit tidak jarang memunculkan kilatan petir yang bersahutan, ditemani guyuran air dan hempasan angin.
"Mana aku tahu. Aku bukan pawang hujan." Jinwoo mengangkat bahu.
Cale menghela napasnya. "Kalau hujan sederas ini, tidak akan ada yang datang ke mari."
"Bisa iya dan bisa juga tidak."
"Kau pikir akan ada orang kurang kerjaan yang rela hujan-hujanan hanya untuk datang ke sini?" Cale menatap Jinwoo dengan tatapan datarnya.
"Heh, lagipula siapa yang nyuruh kumpul dadakan hari ini?" Jinwoo membalas tatapan Cale. "Aku sedari awal niatnya menemui mereka satu persatu."
"Heleh.. Keburu ramadhan yang ada."
"Ya engga apa, biar sekalian buka bersama."
Cale berdehem menanggapi perkataan Jinwoo. Dia kembali menatap keluar jendela.
"Jadi pengen makan ice cream mochi," celetuk Jinwoo sembari menghela napas. Dia membolak-balik dokumen yang ada di mejanya dengan malas.
"Kau gila? Dingin begini makan ice cream?" Cale mengerutkan keningnya.
"Memangnya kenapa? Ice cream kan manis, teksturnya juga lembut di mulut." Jinwoo mulai membayangkan dirinya sendiri sedang makan ice cream mochi di kedai ice cream.
"Adanya otakmu beku." Sindir Cale. "Ah, sepertinya otakmu memang sudah beku."
Perkataan Cale ini sudah cukup untuk membuat bayangan indah Jinwoo buyar. Pada kenyataannya hujan deras membuat suhu udara menjadi dingin, tentu saja makan ice cream bukanlah hal yang bagus di situasi seperti ini.
"Bagaimana kalau makan mie instan?" Pertanyaan Jinwoo membuat Cale kembali meliriknya dengan tatapan datar.
"Apa tidak ada hal lain selain makanan di otakmu itu, hah?" protes Cale.
"Terus memangnya apa lagi? Masih mending kan kuah mie instannya anget."
"Makan aku aja mau enggak?" tawar Cale sambil membuka kedua tangannya.
"Huh?" Jinwoo menatap Cale dengan tanda tanya di kepalanya.
Novel ini hanya terbit di WP dan MT, kalau kalian baca di selain ini bisa dipastikan itu adalah malware webmirror. Silakan dukung penulis di sini http://w.tt/3Ijg6yx terima kasih.
"Ah, lupakan saja."
"Mohon maaf, tapi aku bukan zombie. Dagingmu pasti tidak enak." Jinwoo meraih ponselnya dan mulai membuka berbagai notifikasi yang dia dapatkan.
"Mau beli gopud lagi kah?" tanya Cale sambil tersenyum.
"Gopud apa? Hujan gini yang ada kasian sama tukang gopudnya."
"Terus gimana? Mau mabar?" Cale berjalan ke arah Jinwoo.
"Hmm.." Jinwoo hanya berdehem di kursinya sambil menatap Cale.
"Emangnya suka main? Udah rank berapa? Mythic ya?" tanya Jinwoo sambil tersenyum simpul.
"Coba kau tebak."
"Bagaimana kalau aku tidak bisa menebaknya?" Jinwoo menatap Cale tepat ke retina matanya yang berkilapan.
"Ah, sudahlah. Lupakan saja. Orang sepertimu pasti tidak bisa main game online." Cale berjalan menuju lemari. Mencari buku bacaan yang sesuai dengan seleranya. Namun, kebanyakan hanyalah dokumen kantor saja.
"Memangnya kamu bisa?" Kali ini Jinwoo menyunggingkan senyumnya merendahkan.
"Huh.." Cale dengan refleks mengangkat jari tengahnya pada Jinwoo.
"Hey, hey. Jangan berbuat seperti itu." Jinwoo menghela napasnya lalu bangkit dari kursinya.
"...." Cale terdiam tidak menanggapi.
Jinwoo berjalan mendekati Cale. Dia berdiri sambil tersenyum di dekat Cale. Jaraknya hanya satu hasta saja dari punggung Cale.
"Kau mau apa?" tanya Cale dengan mata yang membelalak.
"Galak banget sih." Jinwoo mengusap kedua mata Cale dengan jemari tangannya.
"K-kau..." Cale menepis tangan Jinwoo dari kepalanya.
"Mau ngapain?" tanya Jinwoo sambil mencengkram pergelangan tangan kanan Cale.
"Aku cuman nyari novel," jawab Cale sedikit kesal. "Memangnya apa lagi yang bisa dilakukan saat hujan kayak gini?"
"Ya kali aja mau cari jas hujan terus hujan-hujanan di depan," balas Jinwoo sambil menunjuk ke lapangan parkir yang ada di luar jendela.
"Kau pikir aku mau memakai jas hujan bergambar bebek lalu lari-lari di bawah hujan?" Cale mengerutkan keningnya.
"Kenapa engga?" Jinwoo mengangkat bahu.
"Tuan Jinwoo, lebih baik kau buat bakwan lagi aja." Cale geram. "Aku bukan anak TK yang mau melakukan tindakan konyol seperti itu."
Jinwoo menghela napas sambil melepaskan cengkramannya. "Baiklah, aku mau buat bakwan lagi kalau begitu."
"Ah, aku pinjam selimut," kata Cale sambil membuka pintu ke ruangan pribadi Jinwoo.
"Ya, semaumu saja."
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hottest Family
FanfictionIni kisah tentang para penghuni komplek yang menamakan diri sebagai Random Guy (RG) Family. Mereka tidak terlalu peduli pada penilaian orang dan sering berbuat sesukanya. Penampilan mereka yang tampan dan berkarisma membuat semua orang memberikan la...