Hai?
Happy Reading!
--
Yogyakarta, Indonesia.
Berjalan ke kanan dan ke kiri. Seperti seorang kebingungan, Alvia yang lebih akrab di panggil Al itu sudah tidak mengerti dengan jalan fikiran dosennya.
Serba salah. Di beri judul ini salah, di beri judul itu juga salah. Apa dia harus menggunakan judul 'Budi Membeli Obeng di Taman Tekno' ya?
Karena lelah berjalan ke sana ke sini yang tak membuahkan hasil, akhirnya dia memilih duduk di pinggiran.
Melihat beberapa mahasiswa/i yang lalu lalang melewatinya. Al melihat ke langit, barang kali dia kejatuhan ide entah dari mana.
Dia mau lulus tapi dapat persetujuan dari dosennya terlalu rumit ketibang dia membenarkan mobil tamia milik adiknya.
"Kalau lulus kira-kira aku bakal jadi apa ya?" Monolognya. Bertanya pada diri sendiri, mirip sekali seperti orang gila. "Dokter bedah bisa tidak ya?" Lagi, bermonolog seperti ini menjadi kebiasaan bagi Alvia Farelyn Putri.
Karena terlalu berkhayal kemana-mana, dirinya sampai tidak sadar jika suasana di sekitarnya sudah menjadi sunyi.
Ia melihat ke sekelilingnya. Sepi, sehingga terlihat hanya tersisa dirinya yang berada di sini. Kemana mereka? Tanyanya pada diri sendiri.
"Ah pasti ada yang mau mengadakan prank." Berpikiran baik itu memang tidak salah, namun suasana yang tiba-tiba menggelap membuatnya tidak bisa berpikiran baik lagi.
Alvia segera berdiri dari duduknya, bersiap untuk pergi dari area yang menurutnya semakin mencekam. Sayangnya, terlambat. Dia bahkan baru melangkahkan kakinya sekali dan angin besar menerpa tubuhnya.
Sedikit kehilangan keseimbangan dia hampir tertarik sesuatu dari belakangnya. Ketika dia menoleh, lubang hitam sudah menyambutnya.
Alvia berlari, tapi dia kembali di tarik oleh lubang hitam tadi. Se akan menginginkan dirinya untuk di bawa ke dalam sana.
"Astaga!" Pekik Alvia, tubuhnya langsung masuk ke dalam lubang hitam tanpa bisa di cegah.
Setelahnya lubang hitam tadi tertutup seperti tidak terjadi apa pun, terakhir suasana yang tadi sepi kini kembali terlihat ramai.
--
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIA SANDARA [TAMAT]
Fantasy[Fantasi] Keadaan mendesak mengakibatkan lima orang terpilih masuk ke dalam dunia antah berantah yang terdapat sekolah yang mengutamakan sihir. Dunia modern yang menjadi latar awal mereka berubah menjadi hutan dan sebuah bangunan sekolah yang amat k...