24. Library

79 16 11
                                    

"Kau jadi mirip panda hari ini, ada apa?"

"Zoe mengigau sepanjang malam karena kejadian kemarin sore, dia benar-benar membuatku terjaga seperti burung hantu semalam, menyebalkan."

Ben, pria itu tertawa mendengar jawaban gadis dengan lingkaran hitam pada matanya itu. Dia tahu masalah kemarin, dimana Zoe dan Doyun ketahuan oleh penghianat di sekolah mereka ini.

Tapi, dia tidak tahu, kalau kejadian itu akan berdampak pada gadis disebelahnya. Kasihan Alvia.

"Kalau begitu seharusnya kau tidur saja tadi, aku bisa mencari tahu sendiri di perpustakaan tentang kejadian kemarin." Kata Ben bersimpati.

Pasalnya Alvia benar-benar terlihat mengantuk, apa lagi gadis itu dengan mata yang hampir tertutup. Beruntung Ben memeganginya sehingga Alvia batal menabrak dinding.

"Tidak, aku akan membantumu, jangan khawatirkan tentangku."

"Baiklah terserah." Balas Ben mengakhiri, lagi pula dia tidak akan memaksa, kalau pun nanti Alvia mengantuk dan tertidur di perpustakaan, dia akan membiarkannya dan mencari apa yang mereka butuhkan sendiri.

Sedangkan Alvia, tidak bisa untuk menghentikan niatnya yang ingin ke perpustakaan. Selain membantu Ben, dia juga harus mencari tahu tentang pria yang setiap kali menciumnya ketika kehabisan energi itu.

Alvia masih menyimpan kejadian itu untuk dirinya sendiri, bukan tanpa sebab dia merahasiakannya, dia hanya tidak ingin membebankan teman-temannya yang lain.

Apa lagi Zoe, gadis itu sepertinya agak trauma karena bertemu dengan naga hitam yang di kirim oleh si pengacau dunia sihir ini.

Keduanya sampai di perpustakaan, dia menoleh pada pria berkacamata di sebelahnya. "Aku akan ke tempat buku sejarah, kau bisa pergi ke tempat yang lainnya."

Ben mengangguk setuju, "Tapi, ingat ini, jika kau memang sangat mengantuk, itu bukan masalah, kau bisa tidur di sana, aku akan menghampirimu ketika selesai nanti."

Alvia langsung membalas dengan deheman, dia sudah lelah berbicara. Sesuai perkataannya tadi, dia langsung meluncur ke tempat buku sejarah berjejer.

Pokoknya dia akan mendapatkan buku tentang seseorang yang menyembuhkan energi dengan sebuah ciuman hingga dapat. Dia harus mendapatkannya mau apa pun yang terjadi.

Baru juga meyakini diri untuk tak menyerah, Alvia justru berakhir terduduk di kursi yang di sediakan, kepalanya ia taruh pada meja.

Ya, akhirnya dia malah tertidur di sana. Ingat benar kalau semalam dia seharusnya bisa membuat Zoe bungkam dengan sihirnya, tapi sayangnya dia terlalu lelah dan mengantuk untuk melakukannya.

Bagaimana dengan Hera? Oh ayolah apa yang mau diharapkan dari peri sombong itu? Sekalipun Hera tahu kalau mereka orang-orang terpilih itu, gadis itu masih tetap saja sombong.

Baik Alvia dan Zoe, keduanya memilih masa bodo dengan tingkah peri sombong dan menyebalkan itu. Lagi pula semalam Hera langsung pergi keluar karena mendengar suara Zoe yang mengigau.

"Sudah tertidur?"

"Hampir, jika kau tidak datang dan bertanya." Balas Alvia yang malah seperti gumaman. Dia tadi tidur sebentar, tapi karena dia sensitif akan suara, dia pun terbangun lagi. Meskipun dia akan seperti mayat jika sudah tertidur nyenyak.

Ben tertawa pelan, dia mengusap surai gadis itu dengan lembut. "Lanjutkan kalau begitu, aku akan disini, lagi pula bukunya sudah ditemukan."

Alvia menikmati usapan tersebut, tapi dia enggan untuk tidur lagi, dia memilih menidurkan kepalanya pada lipatan tangannya sedangkan matanya fokus pada pria di depannya.

ALVIA SANDARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang