32. You'r Turn

72 16 3
                                    

Oeeek oeeek

Bayi berusia tiga bulan itu menangis keras dalam gendongan seorang wanita yang menutup sebagian wajahnya dengan kain. Dia melirik ke arah papan nama bertuliskan 'Panti Asuhan'.

Ia menoleh ke kanan dan kirinya dengan waspada. Walaupun hampir dini hari, dia tetap harus berhati-hati. Takut-takut ada orang lain yang melihatnya.

Dengan lembut dia meletakan bayi berusia tiga bulan itu di lantai dingin. Ia melepaskan kain penutup wajahnya, dia tersenyum dengan lembut pada bayi tersebut.

"Kamu harus tumbuh jadi anak yang hebat, Alvia. Di waktu yang tepat nanti kamu akan kembali lagi ke tempat asalmu. Kamu harus tetap hidup sampai waktu itu tiba,"

"Sstt jangan menangis," Ia tersenyum ketika sang bayi menuruti perkataannya. Air mata lolos begitu saja ini akan menjadi terakhir kalinya dia melihat putri cantiknya. Dengan tubuh yang bergetar karena menangis, dia mengecup kening putrinya dengan lembut.

"Tumbuhlah dengan sehat, ibu akan selalu ada di hatimu, meskipun nanti tak bisa ada disisimu. Kamu adalah Alvia Sandara, putri dari Arthur Sandara dan aku, ibumu, Evelyn. Berhanjilah pada ibumu ini sayang, untuk tetap menjaga orang-orang di sekitarmu,"

"Juga, jangan mudah menyerah. Kamu adalah keturunan terakhir dari Sandara. Kamu memiliki sihir yang setara dengan kakek moyangmu. Ingatlah untuk percaya dengan apa yang kamu punya, Alvia." Nasihat Evelyn pada bayi berusia tiga bulan tersebut.

Meski putrinya tak akan mengerti untuk saat ini. Di waktu yang tepat dia akan menerima pesan ini. Kemudian kembali bangkit dengan kekuatan penuh untuk melawan orang yang membuatnya terpisah dari sang ibu dan ayahnya.

Evelyn kembali mencium kening putrinya cukup lama dengan air mata yang terus lolos dari matanya. Ia meletakan kain tersebut kemudian mengeluarkan kulit kayu dengan nama depan sang putri tertulis di sana.

"Ayah dan ibu sangat mencintaimu, Alvia." Kata Evelyn untuk terakhir kalinya. Setelahnya putrinya kembali menangis dengan keras dan membuat pintu panti tersebut terbuka.

Ia pun membuat dirinya tak terlihat. Dia memperhatikan wanita yang seusia dengannya itu dengan hati-hati mengangkat tubuh putrinya.

"Ya Tuhan, orang tua mana lagi yang tega meninggalkan malaikat kecil tak berdosa ini."

Evelyn menangis dalam diam, dia tidak bermaksud untuk melakukan hal tersebut. Dia hanya ingin putrinya bisa menjalankan hidupnya dengan baik hingga waktu yang tepat untuk putrinya kembali ke tempat asalnya.

Ketika bayinya sudah di bawa masuk ke dalam panti, Evelyn membaca sihir terlarang untuk menyembunyikan keberadaan sihir sang putri dan membuat warna sihir putrinya menjadi tak terdeteksi sama sekali.

Evelyn terbatuk dengan cukup keras, mengakibatkan dirinya memuntahkan darah dari mulutnya. Ketika dia baru saja ingin berbalik dan kembali ke dunianya, ia malah terdiam karena melihat seorang pria yang baru saja tiba di hadapannya.

"Kau tak bisa melarikan diri lagi, Evelyn." Dua belati yang di pegang pria itu langsung diarahkan pada Evelyn.

Wanita itu tak bisa menghindar sama sekali, dia melebarkan kedua matanya karena rasa sakit yang dia rasakan, tapi Evelyn lega, setidaknya dia berhasil melindungi putrinya sebelum akhir hayatnya tiba.

Nafasnya terengah-engah, Alvia membuka matanya dengan lebar, ingatan apa yang baru saja dia lihat tadi? Sial, dia bahkan sampai mengeluarkan air mata.

Alvia menatap sekelilingnya yang hampir kacau, seluruh orang terdekatnya dalam bahaya. Ini tidak boleh terjadi. Dia hanya perlu percaya dengan apa yang dia punya.

ALVIA SANDARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang