Chapter. 07 - Apaan sih!

315 36 0
                                    

Seluruh wajah Sunoo merah sampai menghitam karena malu dan jijik yang tak tertahankan, ia menyelesaikan tantangannya.

Srek

Sunghoon berjalan ke depan dengan muram, namun tidak ada yang menyadarinya, dia mengambil kasar buku yang dipegang oleh Sunoo lalu menandatanginya langsung di sana.

Melihat itu semua Heeseung tersadar, lalu memahami situasinya, dia melihat buku itu, terdiam untuk sesaat, lalu mengambil buku itu beserta penanya dari Sunghoon. Ia menandatanganinya dengan santai tapi ia tidak menyerahkan kembali buku itu pada Sunoo, dan malah sedikit mendengus dan tersenyum tipis padanya.

Sunoo? Ia tidak tahu harus bersikap bagaimana mana lagi, rasanya ia ingin segera menggali tanah lalu masuk mengubur dirinya sendiri ke dalam.

Heeseung mengintruksikan pada semua mentor agar segera berkumpul untuk rapat ditempat yang sudah disediakan. Sesekali ia memandang Sunoo dan terus mendengus, lalu meninggalkan lokasi begitu saja.

"Buku ku..." Suaranya sedikit bergetar.

Dan Heeseung malah melambaikan bukunya lalu membawanya pergi.

"Sun gimana?" Terkekeh, Kevin merangkulnya untuk menenangkannya.

"Gimana apanya!" Teman tak tahu dirinya ini malah menyukai tontonan seperti ini, dengan kesal Sunoo meyiku perutnya lalu pergi dengan tergesa-gesa dari sana, yang ia pikirkan hanya dia harus segera bersembunyi.

Kejadian itu sontak menjadi topik hangat di seluruh angkatan sekolah, ada seseorang yang meng-upload foto saat Sunoo mencium Heeseung ke fanbase sekolah, bukan hanya anak-anak yang mengikuti MOS bahkan alumni-alumni juga semuanya tahu, di tambah Heeseung adalah siswa terpopuler disekolah. Siapa yang tidak mengenalnya, Ketua OSIS sekaligus Captain Basket sekolah, dia adalah anak kebanggaan sekolah bahkan dia diberi julukan sang anak emas. Dengan datangnya berita adik kelas yang berani mencium seorang Lee Heeseung didepan umum itu benar-benar menggemparkan jagat raya.

––

... Sunoo duduk di bangku paling belakang dikelas dengan tatapan kosong ke depan, ia tidak tahu semenggemparkan apa kejadian yang telah dia lakukan. Temannya Taeyong dan Kevin menemaninya untuk menghiburnya, tapi mulut laknat Kevin tak bisa berhenti tertawa terbahak-bahak sepanjang ia membaca rep & ret para siswa-siswi yang meng-upload foto Sunoo yang mencium Kak Hee di aplikasi burung putih dengan latar biru.

Taeyong memutar bola matanya kebelakang, dia tahu temannya ini, otaknya emang sengklek. "Brisik!" Sentaknya sambil melemparkan pulpen pada mulutnya.

"Iya iya sorry... Abisnya lucu, hahaha" Kevin emang tak tahu diri.

Sunoo menghembuskan nafas gusar terlihat sangat frustasi.

"Sabar noo..." Taeyong mengusap punggungnya menenangkan, dia juga mulai menghela nafas gusar lalu melanjutkan "kasian kak Jay... Gimana ya reaksinya" keluhannya langsung mendapatkan tatapan sengit dari sepasang mata rubah itu.

"Ngapain ngurusin dia, gak ada hubungannya"

"Ya ada lah... Dia kan-"

"Si Jay itu? Heh, kek orang bego tahu reaksinya" sela Kevin sambil tertawa menghinanya.

"...." Taeyong terdiam, dia bisa melihat dengan jelas ketidaksukaannya dalam raut wajahnya.

Sunoo memutar matanya dengan malas.

Tiba-tiba saja suara pengumuman terdengar, semua peserta MOS di panggil kembali ke tengah lapangan, berbaris dengan rapih tanpa harus ada yang mengaturnya karena mereka sudah terbiasa.

Ketua mentor berdiri di depan dengan tangan memegang alat pengeras suara.

"Tes tes 1 2 3... Oke... Mohon perhatiannya!"

"Kalian sudah tahukan kenapa kalian dikumpulkan disini? Kalian dikumpulkan disini karena sekarang adalah waktunya kalian mengumpulkan buku kalian, dan ingat! siapa yang tidak mendapatkan semua tanda tangan dari mentor akan mendapatkan hukuman."

"Hukuman?!" Sunoo sedikit panik, bukunya ada di tangan ketua OSIS dan dia belum menyelesaikan tugasnya, ditambah waktu pengumuman kak Sena, dia tidak fokus dengan apa yang di katakan oleh kak Sena, dia tidak tahu soal hukumannya dan akhirnya dia pun sedikit gelisah.

Bagaimana ini?

"Dan untuk tugas terakhir-" Heeseung mengangkat tangan kirinya yang sedang memegang dua kertas beda warna, merah mudah dan hitam, lalu melanjutkan "kalian bisa lihat?" Seluruh peserta mengiyakan.

"Kertas ini untuk kalian menulis surat kepada mentor yang paling kalian sukai dan mentor yang paling tidak kalian sukai. Tanpa perlu aku jelaskan kalian sudah mengertikan? Yang warna merah muda untuk siapa dan yang hitam untuk siapa?"

Sebenarnya nada suara Heeseung tidak terlalu bersemangat saat dia menjelaskan di depan, raut wajahnya tampak sangat kelelahan, jadi dia hanya mengatakan sekadarnya. Lagian pula permainan seperti ini sudah sangat umum, tidak mungkin tidak ada yang mengetahuinya, permainan ini sudah sering dilakukan turun temurun sejak angkatan pertama sekolah.

"Kalian harus menulis surat itu dengan benar, jangan sampai mentor kalian tidak bisa membaca tulisan kalian. Baiklah, kalian semua bisa mengambilnya pada mentor di samping saya, kak Sena."

Semua peserta pun maju kedepan untuk mengambil kertas, karena bersamaan mereka pun mulai berbaris dengan mandiri. Lalu tiba-tiba "Berbaris dengan benar dan rapi, tidak ada yang boleh ribut, yang ribut 10 bending!" Teriak Jennifer and the geng sambil kedua tangan di pinggang memandang rendah para peserta.

Sunoo yang melihat tingkahnya hanya memutarkan bola matanya malas, ying ribit sipilih binding.

"Ugh~" suara jijik Taeyong yang terendam dalam mulutnya sedikit keluar. Kalau bukan cewek udah aku sliding nih cewek.

Kevin yang tepat ada di sampingnya menghela nafas kasar perasaan kagak ada yang ribut dah, ni cewek agak ogeb ya... Ia sedikit mendelik saat ia melirik seniornya yang sok ini.

Jen yang melihatnya, langsung melototi Kevin "Apa?"

"Eh? Enggak kak, permisi" Kevin sedikit terkejut saat kak Jen menyentak, dia buru-buru berjalan ke depan dan mengambil kertasnya.

Semua peserta pun sudah mendapatkan kedua kertas mereka masing-masing dan kini mereka kembali pada barisan mereka dan mulai menunggu instruksi selanjutnya.

Heeseung kembali mengangkat alat pengeras suara, lalu melanjutkan perintahnya "baiklah karena kalian sudah mendapatkannya, kalian bisa kembali ke kelas, dan setelah kalian menyelesaikan suratnya, kembali lagi kelapangan, jangan lupa bawa buku tanda tangannya-"

Deg

Sunoo mulai merasa gelisah lagi, ia pun dengan ragu-ragu mengangkat tangannya.

"Ya Sunoo ada apa?" Heeseung yang melihatnya, langsung menanggapinya.

Dengan pengeras suara masih di depan mulutnya, sontak nama yang ia sebut langsung menjadi pusat perhatian dan seketika barisan menjadi ricuh oleh bisikan bisikan.

Sunoo yang melihat sekeliling merasa tidak enak karena menjadi pusat perhatian, ia pun menelan ludahnya sendiri, lalu sedikit berteriak karena ia berbaris agak jauh dari depan "Kak buku saya?"

"Ooh... Ya udah yang kamu gak usah, kan udah ada di aku" dia menjawabnya dengan nada santai tapi tetap saja dengan pengeras suara yang masih didepan mulutnya semua orang bisa mendengarnya, dan nada itu setelah sampai ke pendengar menjadi sebuah nada yang lembut dan penuh kasih sayang.

Sontak beberapa detik kemudian semua peserta dan mentor kecuali jayhoon berteriak "Cieeeeee~~~"

Jayhoon : Apaan sih?

Kevin : Hahahahahaha....

Taeyong : Ekhem~

Sunoo : "...."

"Berisik!" Semua orang langsung terdiam, seketika, tempat itu langsung berubah menjadi sunyi dan hanya semilir suara angin yang terdengar.

Catatan penulis :

Terimakasih semuanya ^^ sedikit dulu, lagi gak enak badan soalnya :')
Maaf jika banyak typo atau bahasa yang kurang enak di bacanya soalnya masih tahap belajar :') 🙏
Ok see you~~ Pai pai~~

★Don't Say Love If You Play Without Love★||SUNSUN||{DSLIYPWL}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang