chapter. 06 - Mencium seorang pria!

495 44 3
                                    

Masa MOS di sekolah menengah pertama memang tidak terlalu berat dan melelahkan, namun tetap saja, selalu ada keganjalan, terutama pada kakak senior yang merasa dirinya sangat superior terhadap calon-calon adik-adik kelasnya.

Seperti yang dirasakan oleh Sunoo dan temannya, Taeyong. Mereka harus menghadapi tiga mentor ini yang angkuh dan memandang rendah mereka yang ingin mendapatkan tanda tangannya,

sebenarnya sih enggak, pengennya sih dilewat, cuman keburu kepergok.

Karena belum ada satupun peserta MOS yang datang meminta tanda tangan dari ketiga mentor itu, yang membuatnya sangat kesal dan marah, dan akhirnya sekian lama menunggu ketiga mentor itu melihat Sunoo dan Taeyong yang sedang mengobrol tapi eh...

pasrah saja mereka.

Mereka bertiga sering dipanggil kak Yuri si paling sombong, kak Ana si paling galak, dan yang paling gak disukai oleh hampir setengah dari peserta MOS diantara ketiganya, Kak Jen alias Jennifer, Selain ketuanya dia juga tidak segan-segan memerintah seenak jidat ke siapapun termasuk calon adik-adik kelasnya.

Dan entah sudah berapa kali Sunoo memutar matanya kebelakang saat berhadapan dengan mereka bertiga, sedangkan temannya yang agak pengecut ini malah diam berdiri dibelakang Sunoo ketakutan.

Tapi untungnya saat mereka berdua akan dipaksa untuk menjadi budak dari ketiga mentor paling sok ini.

Tiba-tiba saja sang penyelamat datang, suara batuk tiga kali berhasil mengalihkan perhatian ketiga mentor itu dan tatapan para wanita itu jatuh pada seorang pemuda yang terbatuk itu dengan tatapan penuh puja dan sedikit gila?

Ketiga wanita itu langsung buru-buru Merapihkan bajunya dengan tergesa-gesa lalu dengan cepat berlari menghampiri pemuda itu, dengan sedikit kecentilan mereka menyapanya dengan manis dan lembut, tapi ditelinga Sunoo itu malah terdengar sangat menjijikkan sehingga membuatnya ingin muntah begitupun temannya juga ikut bergidik jijik saat mendengarnya.

Pemuda itu membuka mulutnya lalu sebuah suara yang ringan dan tidak tergesa-gesa keluar dari mulutnya, "Jangan menggertak."

Kata itu bagaikan sebuah peringatan untuk ketiga gadis angkuh itu.

Namun suara itu juga membuat Sunoo sedikit tersentak.

Suara rendah dan sedikit berat itu juga tampak malas dan acuh tak acuh.

Sunoo mengerjapkan matanya sedikit linglung, lalu tersentak, berbalik dan melihat pria itu.

Pria itu menggunakan seragam sekolah yang pas sehingga itu tampak sangat mengagumkan, mata almondnya cerah namun tajam, itu juga sangat menawan, rambutnya tersisir rapi, alisnya panjang dan sedikit tebal.

Di pertengahan antara alisnya terdapat titik hitam, Titik hitam itu alami, letaknya sedikit rendah, tidak sejajar dengan alisnya, tepatnya di pangkal hidung, dan itu memberinya kesan ketampanan yang sangat tidak duniawi.

Bibirnya itu agak tipis. Namun sayang di balik semua postur keindahan itu tak ada sedikitpun cahaya di matanya, itu redup tak ada tanda kehidupan.

Mata indah itu menatap Sunoo, entah bagaimana caranya ia menatap tapi itu terkandung emosi yang sulit dijelaskan.

Tatapan itu seolah-olah menusuk kulit, daging, dan juga tulangnya sehingga membuat Sunoo sedikit bergidik.

Sunoo merasa itu tidak nyaman, lalu iapun segera mengalihkan pandangannya, dan kemudian berlari meninggalkan mereka semua.

Sunoo terus berjalan cepat tanpa mempedulikan Taeyong yang terus memanggil namanya, ia berjalan dengan cepat seolah-olah ia tuli.

Dan tidak ada yang menyadari bahwa saat Sunoo berbalik tatapan Sunghoon selalu tertuju padanya bahkan sampai tanda-tandanya hilang.

★Don't Say Love If You Play Without Love★||SUNSUN||{DSLIYPWL}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang