Chapter.16 - Jalan Rahasia

103 16 0
                                    


——
*peringatan adegan berdarah


Sunoo terbaring di kasurnya dengan selimut hampir menutupi seluruh badannya, kain hangat berada di dahinya. Hidung dan pipinya sedikit kemerahan karena suhu tubuhnya yang panas.

Satu bulan telah berlalu, dia tidak masuk sekolah selama itu juga. Entah sudah berapa kali dia mendapatkan panggilan dari sekolahnya, tapi untungnya kakaknya segera mengurusnya, dan akhirnya iapun bisa tenang.

Saat dia berdiri mematung melihat tempat dimana Sunghoon berdiri telah kosong, dia merasa ada sesuatu yang mengganjal walaupun waktunya dengan Sunghoon sangat singkat. Mau bagaimanapun mereka telah tinggal bersama sedikit lebih banyak dia telah memahami kakak seniornya yang ia benci, tidak mungkin dalam waktu itu dia tidak dapat merasa emosional terhadapnya.

Ada seburat kesedihan dalam matanya, dia seharusnya merasa itu wajar saat Sunghoon pergi tanpa mengatakan apapun tapi tetap saja hatinya menolaknya. Dia telah menganggapnya bukan hanya sebatas senior dan junior lagi, ia telah menganggapnya sebagai seorang teman atau mungkin bisa lebih dari itu. Mungkin menjadi sahabat atau saudara?

Setelah kejadian itu, Sunoo jatuh sakit selama satu minggu penuh.

Yeonjun hampir di buat gila olehnya setiap saat karena dia terpaksa harus bolak balik dari rumah utama ke rumahnya yang dimana jaraknya seperti dua kabupaten, hanya untuk mengurus adiknya yang terus-terusan memaksanya ingin kembali untuk sekolah dan sebagainya walaupun dia menganggapnya bahwa adiknya hanya ingin bertemu Sunghoon, dengan tegas diapun menguatkan hatinya untuk membuat adiknya tinggal di dalam kamarnya dalam kurungan. Sebenarnya mengantar Sunoo kembali ke luar kota bukanlah masalah baginya hanya saja yang ia khawatirkan adalah kesehatan adiknya yang semakin buruk saat musim dingin datang.

Setelah Sunoo berada dalam kurungan, terlepas dari apapun yeonjun tidak pernah membuatnya kesulitan sebisa mungkin dia membuatnya nyaman, tapi dia tidak bisa mengerti dengan adiknya yang nekat menyelinap dari kamarnya, tidak tahu apa yang dia pikirkan dia keluar berjalan kepekarangan saat badai salju sedang berlangsung, akibatnya saat dia menemukannya, adiknya telah tidak sadarkan diri di tengah lebatnya hujan salju, tubuhnya bahkan sudah hampir tertutup oleh salju. Selama satu setengah hari adiknya tidak kunjung sadar, hatinya seakan jatuh ke kedalaman jurang salju yang sangat dingin, kepalanya benar-benar hampir pecah menghadapi adiknya. Ditambah dia juga mendapatkan tugas dari keluarga utama, untuk menyelidiki soal kasus pencurian file yang hilang. Kepalanya hampir pecah.

Sunoo terbaring di atas kasur setengah terjaga dan tidak, dia mengetahui sakitnya semakin parah sejak kejadian dia berlari di tengah badai salju. Sebenarnya dia juga tidak tahu mengapa dia melakukannya, hanya saja saat itu dia seperti melihat seseorang dan dia berlari untuk mengejarnya tapi dia hanya menemukan lautan salju putih, setelah itu dunia pun menjadi gelap dan terbangun di atas kasur saat ini.

"Enhh... Jam berapa sekarang?" Suaranya lirih.

Lalu tiba-tiba seseorang mendekatinya dan menjawab. "Pukul. 07.10 PM."

Suaranya sedikit kekanakan seperti suara pria tapi itu bukan suara kakaknya. Sunoo mengerutkan dahinya. Dengan lemah membuka mulutnya, "Siapa...?"

Orang itu seakan mengerti, segera iapun memberi tahunya. "Margaku Nishimura, dan namaku Riki. Tuan Yeonjun sering memanggil ku Ni-Ki, panggil saja Ni-Ki."

"Ni-Ki? Namamu terdengar seperti bukan orang sini."

Sedikit ragu ia menggosok belakang kepalanya. "Kau benar. Karena aku orang Jepang."

Sunoo mengerjapkan matanya, kepalanya masih linglung hingga pikirannya aneh-aneh. kenapa ada orang Jepang disini? Apakah setelah dia bangun dia masuk dunia isekai?

★Don't Say Love If You Play Without Love★||SUNSUN||{DSLIYPWL}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang