Chapter. 21 - Rahasia apa lagi?

112 13 3
                                    

Sunghoon menatap Sunoo dengan alis berkerut, dan Sunoo menatapnya penuh dengan waspada.

Alis Sunghoon di renggang kan kembali, dia kembali rileks, kini menatap Sunoo penuh dengan cemoohan 'Dasar bodoh' tercetak jelas di raut wajahnya.

Sunoo merasa tertekan saat melihat perubahan pada raut wajah Sunghoon. Kenapa dia merasa Sunghoon seperti menghinanya?

Dengan tidak sabar, Sunoo terbatuk dan bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa.

"Ekhem... Aku, Itu, (Ekhem) Maaf, aku sedikit impulsif."

"Hm."

"Hanya saja, Aku... Aku merasa kau sangat aneh, itu tidak terlihat seperti dirimu. Tapi, tapi kau terlihat jauh lebih baik dari pada sebelumnya..."

"???" Sunghoon mengernyit sesaat.

Sunoo terbatuk canggung. "Jangan salah paham, itu bukan berarti bahwa sebelumnya kau tidak terlihat baik, tapi... Ya... Kau tahu, kau sangat serius, wajah mu selalu terlihat datar, sehingga membuat orang-orang takut pada mu."

Menarik nafas sesaat, lalu melanjutkan. "Tapi, Saat kau tersenyum kau terlihat lebih baik."

Sunghoon terdiam. "Aku mengerti."

Apa yang kau mengerti? Ekspresi wajahmu seperti menyatakan sebuah makna lain. Sunoo menghela nafas kesal di dalam hatinya.

Menutup matanya sejenak, dan mulai kembali pada topik yang awalnya ingin ia sampaikan kepada orang di depannya.

"Ada sesuatu yang ingin aku beritahukan pada mu."

"Hm?"

"Kau tahu kak Sena?"

Kedua alis Sunghoon sedikit mengkerut namun segera kembali menjadi rileks, lalu mengalihkan pandangannya ke sampingnya, berniat tidak ingin memperhatikan Sunoo. Lalu menjawab dengan asal. "Hm."

"Haha... Aku merasa bodoh menanyakan ini padamu, tentu saja kau pasti tahu dia, bagaimana pun kak Sena pernah satu kelas dengan mu..."

"Hm."

Sunoo sudah terbiasa dengan tanggapan Sunghoon terhadapnya, jadi dia mengabaikan emosinya dan memilih melanjutkan perkataannya.

"Kak Sena mengabari ku belakangan ini." Sunoo berkata, matanya sedikit menurun. "Dia berkata bahwa sekarang dia mulai bekerja di rumah Kevin sebagai pelayan untuk menyamar, satu bulan yang lalu, ayahnya berteriak dan menyebarkan berita tentang putrinya yang hilang, untungnya Kevin membantunya untuk menyembunyikannya. Tapi..."

"...." Sunghoon akhirnya mengangkat lagi pandangannya dan melihat wajah Sunoo yang terlihat menyedihkan, menggantungkan kepalanya. Tidak berniat menyelanya, dia menunggunya menyelesaikan perkataannya.

".... Kevin sekarang mulai mendapatkan banyak masalah. Aku merasa sangat bersalah."

"Apa yang terjadi?"

Akhirnya Sunghoon mengangkat suaranya yang terdengar sangat dingin, tatapannya begitu dalam sekarang.

Sunoo mengangkat kepalanya, melihat kepada mata hitam yang dalam itu.

"Satu hari setelah keberangkatan ku, mayat bibi Han hilang. Kevin menyampaikan itu padaku dua minggu yang lalu."

"Mengapa dia baru menyampaikannya setelah dua bulan kemudian?"

"Karena setelah keberangkatan ku, semua sinyal di wilayah itu mati. Kevin dan kak Sena juga sudah berusaha memberiku pesan lewat pos, tapi sayang itu terlalu beresiko."

Tatapan Sunghoon semakin serius, dan Sunoo sedikit merasa gelisah.

"Awalnya aku tidak ingin menebak, tapi... Ini sangat janggal."

★Don't Say Love If You Play Without Love★||SUNSUN||{DSLIYPWL}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang