Chapter. 23 - Masa lalu

126 16 0
                                    

Jay membuka layar ponsel Jake di tangannya, dan layar langsung menampilkan akun resmi sekolah di aplikasi tertwiit.

Tertwiit adalah platform khusus di dunia ini, platform itu berfungsi sebagai tempat media masa untuk para remaja, orang tua atau lanjut usia, platform itu juga sangat cocok sebagai tempat untuk mencari berita dan mencari tahu segala hal yang sedang terjadi, cocok untuk mencari teman ataupun pacar, berdagang ataupun membeli, dan lain-lain sebagainya.

Jay melihat pengumuman dari sekolahnya  yang mengumumkan bahwa, 'Siswa bernama Kim Sunoo telah pindah dari sekolah' di sertakan dengan fotonya rapotnya di bawah tulisan itu.

Dengan marah Jay membanting ponsel temannya.

Dan Jake hanya bisa merintih di dalam hatinya, "Ponselku~" Emoji sedih dengan air mata berlinang seperti huruf 'T' di dalam hatinya.

"Sunoo harus menjadi milik ku, aku akan menghancurkan siapapun yang mengambilnya dariku!"

Jake hanya bisa menelan ludahnya saat mendengar pernyataannya, walaupun dia tahu seharusnya itu hanyalah omong kosong Jay saat dia marah, tapi dia akui bahwa itu cukup menakutkan. Setelah sekian lama mereka berdua berteman, dan telah melewati segala macam amarah dan perkelahian, ini baru pertama kalinya dia melihat obsesi yang gila di mata temannya.

Tapi mau bagaimana pun, Jay adalah temannya, dan ia pun telah berjanji untuk selalu mendukungnya, jadi sekarang dia hanya bisa mengabaikan tempramen buruk temannya.

Jay tiba-tiba menatap Jake dan melangkah ke arahnya, tatapannya berubah menjadi frustasi dan putus asa, dia mencengkram bahunya dan berkata: "Jake, bukankah Sunoo sangat membenci Sunghoon? Tapi kenapa dia mengikutinya sekarang? Bahkan dia tinggal bersamanya, Kenapa Jake? Bukankah dia membencinya? Lalu kenapa dia mengikutinya?!"

Ini semakin gila.

Jake pun menutup matanya dengan tenang lalu membuka kembali matanya, dan berkata setenang mungkin. "Jay, dengar. Ini sudah satu tahun lebih, segala sesuatunya pasti banyak yang berubah."

"Omong kosong! Jika perasaan bisa dengan mudah berubah dalam satu tahun, lalu kenapa perasaan tidak berubah sedikitpun?"

Jake : "...." Aku tidak bisa mengatakannya.

Jake pun dengan tenang melepaskan cengkraman di bahunya, lalu bangkit dan berjalan ke arah ponselnya yang layarnya telah pecah seperti jaring laba-laba, dia mengambilnya dengan sangat tenang dan menekan tombol power di samping ponselnya, dan ponsel itu menyala. Dengan acuh tak acuh dia memasukkan kembali ponselnya ke sakunya, berjalan ke arah sopa dan duduk disana seperti tidak terjadi apa-apa.

"Jay, sejujurnya aku sudah tahu ketertarikan Sunghoon sejak awal. Tapi karena aku juga tahu kau sangat terobsesi kepada bocah itu, jadi aku hanya memilih diam. Selama ini aku hanya menjadi pengamat, dan jarang sekali terlibat apapun, mau itu urusan mu ataupun Sunghoon. Tapi baru sekarang, setelah hubungan kita semakin dan semakin renggang dengannya, bahkan hancur, aku baru pertama kalinya, aku ikut campur kedalam lumpur yang sama dengan mu. Jika bukan karena janjiku mungkin aku..."

Jay mengepalkan tangannya dengan kuat, tanpa harus Jake menyelesaikan perkataannya, dia sudah tahu apa yang dia maksudkan.

"Lalu apa sekarang? Apa kau menyesalinya?"

Jake menatapnya sesaat lalu beralih ke majalah yang belum selesai Jay baca, dengan diam dia berkata dengan acuh tak acuh: "Tidak."

Jay mengangkat sebelah alisnya.

Jake berkata: "aku tidak menyesalinya, karena kau juga masih memiliki tujuan lainnya, dan itu sama dengan tujuanku. Jadi apa yang harus aku sesali? Ini pilihan ku."

★Don't Say Love If You Play Without Love★||SUNSUN||{DSLIYPWL}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang