Chapter. 26 - Melembut

156 16 0
                                    

Sunoo terbangun dengan lingkaran hitam di bawah matanya, bisa di tebak kalau dia tidak tidur dengan nyenyak tadi malam. Mengusap matanya dengan malas, mengambil ponsel lalu mengetuk layarnya dan layar itu menunjukkan pukul enam pagi.

Sunoo bangun dengan malas, turun dari kasur, berjalan ke arah kamar mandi dengan lesu, sebelum ia menyentuh pintu, pintu itu telah bergeser mengakibatkan tangannya yang terulur menyentuh benda kenyal namun terasa kencang dan hangat dengan rasa dingin yang basah didepannya.

Karena Sunoo dalam ke adaan masih mengantuk dia tidak menyadarinya dan malah meremas benda itu.

Apa ini?

Tersadar, dia membelalakkan matanya.

Tangannya sedang meremas dada seseorang, begitu santai dan tidak berdosa.

Pria itu sedang mengenakan jubah kamar mandi yang bergaya kimononya yang berwarna putih dengan ikatannya di Ikat dengan longgar, entah itu di sengaja atau tidak.

Perasaan hangat, dingin dan basah di bawah telapak tangannya sekarang berubah menjadi seperti telah menyentuh duri beracun. Tangannya menegang dan segera menariknya kebelakang punggungnya. Sunoo menatap Sunghoon dengan sadar, rasa kantuknya menghilangkan seketika.

"Ma-maaf, I-itu..."

Sunghoon menatapnya dengan malas, berjalan dengan acuh tak acuh melewatinya tanpa harus menunggu mendengarkan kata-katanya yang terpatah-patah itu selesai.

Dia tampak seperti tidak peduli di permukaan, tetapi setelah dia membelakanginya, dadanya kini terasa gatal dan ekspresi wajahnya sedikit berubah tampak aneh. Ia berjalan beberapa langkah lalu sebuah pintu lain muncul beberapa jarak di sebelah pintu kamar mandi, terpampang banyak jenis dan gaya baju di dalam ruangan itu, namun Sunghoon tidak ada niatan untuk memperlihatkan seisi ruangan itu sejenak, dia langsung masuk menutup pintunya dan menghilang dalam ruangan.

Sunoo tanpa sadar berhenti dan matanya mengikuti arah di mana Sunghoon menghilang. Ekspresi wajahnya tidak bisa tak terelakkan, itu merah padam.

Dia segera berlari masuk kamar mandi yang luasnya hampir sama dengan luas kamar yang dia tempati sekarang, masuk ke kamar mandi melepaskan rasa malunya.

Saat sarapan tidak ada yang berbicara diantara mereka berdua, membuat Yeonjun semakin bingung untuk bergerak saat duduk di antara mereka berdua.

Sampai saat sarapan itu selesai, Sunghoon membuka mulutnya.

"Aku akan keluar dari tempat Berembun."

Menatap Sunoo dengan tatapan yang sedikit rumit, tapi di mata Sunoo itu terlihat seperti tatapan yang menyalahkan dirinya soal kejadian tadi. Sunghoon membuka bibirnya dan sebuah suara yang terdengar seperti direndahkan keluar.

"Kau ikut."

Nadanya seperti perintah mutlak, Sunoo entah kenapa merasa sedikit merinding di sekujur tulang punggungnya. Tidak bisa untuk tidak menelan, dia menelan ludahnya sendiri lalu mengangguk dengan tegas tanpa sadar.

Kecuali Yeonjun, dia hanya mengangkat alisnya bingung, berbalik ke arah Sunghoon dan bertanya: "Tempat berembun?"

"Itu nama tempat yang kita tinggali sekarang-"

Sunoo entah kenapa secara refleks menjawab kakaknya. Setelah sadar dia tertegun, kaget dengan tindakannya.

Sedangkan Sunghoon hanya meliriknya dan garis tipis di bibirnya sedikit terangkat, namun dia segera merubah kembali ekspresinya hingga tidak ada yang menyadarinya.

Dan Yeonjun hanya ber'oh'riya saat mendapat jawabannya, dia juga tidak terlalu banyak berpikir tentang seperti 'Kenapa adiknya mengetahuinya?'

Mungkin karena dia terlalu banyak memikirkan taktik dan intrik musuhnya, dia secara alami sedikit mengabaikan kelainan dan keanehan yang halus di antara Sunghoon dan adiknya.

★Don't Say Love If You Play Without Love★||SUNSUN||{DSLIYPWL}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang