19❣

12 0 0
                                    

2 bulan berlalu dengan cepat, dan  tepat di hari ini Satya bangun dari tidur panjangnya.

saat bangun Satya mengejapkan mata dan melihat ke arah samping dan matanya menangkap seorang perempuan mungil yang sedang sibuk dengan bukunya.

"Aahhk " Satya memegangi perutnya ketika dia ingin beranjak dari ranjangnya.

" Eh Kak kakak udah bangun " ucap yaya adik Satya. 

" Kakak jangan gerak dulu ya adek mau panggil Dokter dulu " Pinta Yaya.

Gadis kecil itu keluar mencari keberandaan dokter dan bilang kalau kakaknya sudah sadar.

tak lama kemudian seorang dokter datang dengan beberapa suster di belakangnya.

" nak Satya bisa dengar suara saya " Satya mengangguk dengam lemas.

" Oke bagus kedaannya sudah membaik dan Satya Jangan gerak berlebihan ya lukanya belum sembuh." Minta dokter Lee.

" Terimaksi dokter Lee " balas Satya.

" Saya pergi dulu ya jaga kakak mu ya "

" Dek Yaya " panggil Satya dengan suara khas orang sakit.

" Ya kak ada apa "

Satya melirik ke meja terdapat sebuah gelas yang terisi air. Yaya memgerti dan langsung mengambilkan gelas dan membantu kakanya minum.

" Kak Satya lama banget bangunnya jadi Adek gada yang diajak main di rumah" Yaya menggerutu dan Satya terkekeh mendengarnya.

" Yaya belum hubungi mama papa bentar ya kak " Yaya beralih mengambil ponselnya dan menekan nomor.

Satu jam kemudian.

Mama dan papanya datang. Mereka memeluk memberi kecupan di kening Satya.

" Ma kok di cium si satya udah gede  ma "

" hehe gimana udah mendingan luka kamu " tanya irine seraya mengusap kepala Satya.

" Masih sakit si ma tapi gapapa ma temen-temen Satya udah di kasih tau belum" irine menggelengkan kepalanya.

" Adek kamu aja tu suruh hubungin temenmu "

"Dek Yaya hp kakak mana ?"

" Di laci tapi kakak gaboleh mainan hp biar Ade aja yang kabarin temen kakak"

Yaya berbalik menanyakan siapa dulu yg dia telepon.

" Telepon kak sesya aja dek "

"Dasar Bucin"

__________________
Jam menunjukan pukul 2 Sore tapi sesya belum Datang.

"Kok sesya lama ya apa dia marah " 

" KEJUTAN " 

" ASTAGHFIRULLAH Jantung gue eh Masi ada kan " Satya sangat terkejut sambil meraba dadanya mengecek jika jantungnya ada.

"Hai broo gimana mimpinya ketemu wonyeong Ive ga " seorang temannya menyapanya dan berbicara nhema asal.

" Sst jaan gausah aneh aneh"

" Sesya aaw " Satya ingin bergerak tapi luka tiba-tiba sakit akibat pergerakan nya.

" Lo diem atau gue tusuk perut Lo "  yang mendengar perkataan Sesya meringis.

"Gue mau biacara sama sesya berdua jadi Lo semua keluar dulu ya" Minta Satya.

" Baru sebentar masuk udah di usir huh " ucap jino lalu keluar dari ruangan dan diikuti yang lainnya.

" Mau ngomong apa " tanya sesya tapi Satya tidak menjawab cowo itu masi diam.

" Jadi ga sat "

" Eh jadi gini masalah waktu itu aku sebenarnya ga mau jadian sama aura tapi aura yang memaksa dan jujur se aku gada rasa sama dia aku cuma terpasa" Satya terdiam dia takut jika sesya marah.

" Bener? Tapi kamu keliatan mesra sama aura kemana mana bareng di sekolah bareng kamu lupa kalau ada sesya " Sesya memalingkan muka dia enggan melihat Satya.

" Se aku jujur ini kalau aku bohong kamu boleh bunuh aku " Satya terkekeh lalu mengusap tangan sesya dengan lembut.

" Sembarangan eh satya berarti kalian berdua masih jadian kalau gitu? " Satya mengangguk.

" Kapan putus ? "

" Entah kamu tau keadaan aura ? "

Sesya menggeleng " aku ga tau dia akhir - akhir ini ga sekolah waktu itu aku cari dia di kelasnya tapi gada Kira-kira dimana setelah kejadian 3 bulan lalu? ”

" Aku tau aura mengurung diri di kamar itu kebiasaannya dulu"

" Aku Kasihan Ngelihat Aura begitu ini pasti ada yang Ga beres" celetuk Sesya.

" bisa jadi "

"udah belum ceritanya gue masuk ya" teriak Jaan dari balik pintu.

" udah sini masuk"

" woaah Dah siuman kangen gue sama lo Satya" ucap Jino.

" Perut lo gimana" Tanya Jaan.

"udah hampir sembuh tapi masih sakit" balasnya.

" Satya gue mau ngomong sama lo ini tentang Aura" ucap Riki dengan serius.


We Meet Again || Complete ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang