hari yang di tunggu telah tiba hari ini dimana sesya akan meninggalkan sekolah dan hari dimana satya akan mengungkapkan perasaannya.
" aduhh jantungku tangan gue juga tremor lagi badan gue panas dingin" ucao sesya seraya memakai baju seragamnya.
" Adekk ayok berangkat "
" aduh kak haikal nanti aja ya atay ga usah berangkat aja kakak aja yang ambil raport ku "
" satya nih pasti biasanya lo seneng kalau acara begini "
" aduh kak uwaa ga mau " sesya menutupi mukanya dengan tangannya lalu haikal menyeret sesya keluar dari kamarnya.
" udah gede aja kamu se udah ah ayok masuk mama naya berangkat dulu ya " haikal berpamitan kepada naya.
" stop kak, eum mama papa nanti ke sekolah ya tapi sebentar aja" naya mengerutkan keningnya kenapa putrinya menyuruhnya begitu.
" Ada yang mau jadian ma " naya tersenyum dan liat muka sesya memerah akibat malu.
" si satya kan dek " ucap naya.
" eum udah lah ayok kak." sesya memukul kakaknya dengan sangat keras hingga haikal mengaduh.
" jangan pukul dong calon pacarnya satya." (Blushing gak lo hah.)
*
*
Di sekolah sudah cukup rame dipadati oleh siswa dan orangtuanya.sesya melangkahkan kakinya masuk ke kelas cukup lelah karena kelasnya yang berada dil lantai 2.
" Si hama belum dateng kan " ucapnya dalam hati. sesya berjalan menghampiri teman-temannya yang sedang bercerita.
" sesyaaa lo tau ga gue ke terima di univ impian gue aak seneng banget loh" ucap hana dan di lanjut jisel.
" kan apa gue bilang belajar jangan main hp mulu scroll twitter tu lihat hasilnya bagus kan" hana membalasnya dengan meringis.
" cari aku ya " satya tiba-tiba datang dengan ke tiga temannya.
" aduh mampus " batin sesya. lalu gadis itu berkata
" engga " jawabnya demgan sangat singkat.
" siap siap se nanti ya kalau acaranya sudah selesai temui aku di rooftop" mata sesya terbuka lebar mendengar satya berbicara secara terus terang.
" e..eh oke "
" satya tanggung jawab lo jantung nya ga normal ini " ucap jisel ketika meletakkan tangannya di dadah sesya.
" iya ji gue tanggung jawab pasti "
*
*suasana aula sanagt ramai, semua murid dan guru sudah menantikan hari ini dimana mereka akan menerima raport kelulusan.
" selamat pagi semua bapak yakin jantung kalian tidak aman oke langsung saja ibu jella wali kelas dari 12-1 silahkan" ucap salah satu guru.
" ibu panggil satu persatu silahkan maju kedepan"
satu persatu sudah mulai maju panggung menerima raport mereka. Sesya terus mengucap doa agar dirinya tidak gugup saat di panggil nanti.
"Prasesya silahkan naik ke atas panggung"
Mendengar namanya di panggil sesya dengan semangat dan berani berjalan melangkahkan kakinya ke atas panggung.
" aduh jangan tremor sekarang nanti dikira sakit" batin sesya ketika seorang guru memberikan sebuah buku yang besar tapi tidak berat.
" terimakasi bu" setelah mengucap terimaksi gadis itu turun menemui teman-temannya.
" pulang yuk udah kan "
" se jangan pulang dulu kita ada foto bareng" tegur hana
" ah iya lupa kelas kita udah kan ya udah ayok " sesya meraih tangan jisel dan mengajaknya ke taman sekolah.
sesi foto sudah selesai,sesya melihat sekelilingnya mencari keberadaan orang tuanya.
" Ma pa sesya lulus hooree" sesya, gadis itu berlari memeluk kedua orang tuanya.
" Seneng banget ya " ucap Jef papa sesya.
" Heem "
" Pa besok liburan keliling Jogja ya "
" Papa kerja sama kak Haikal aja sekalian ajak temen temenmu itu " Jef menjawab seraya menunjuk kearah Teman sesya dengan dagunya.
"SE ayok penting ini " ajak hana.
" Eh Tante om Hana pinjem sesyanya dulu ya " Hana membungkuk lalu menggiring sesya menjauh dari orang tuanya._______________
berjalan mengelilingi gedung sekolah yang amat besar dan megah seperti kastil. sesya bingung mau di bawa kemana dirinya.
" hana tunggu sebenarnya mau kemana si capek gue" keluh sesya.
" Ke Rooftop " balasnya singkat. seketika darah sesya berdesir mengingat ucapan satya yang menyuruhnya ke rooftop setelah acara kelulusan selesai.
" engga mau pasti suruh nemuin satya kan ? " hana tidak menjawab gadis itu tetap menggandeng sesya menuju rooftop.
Panas dingin di tubuh Sesya ketika dirinya sudah sampai di pintu rooftop. Debaran jantung sudah tidak normal keringat pun mulai bercucuran.
" buset dah jantung gue lari maraton " batin sesya ketika sudah sampai di depan pintu rooftop sekolahnya.
" dah lo masuk sendiri gue mau pulang daah.. " ucap hana lalu melenggang pergi dengan melambaikan tanganya meninggalkan sesya sendiri.
" Uwaaa ga mau " Sesya berteriak di kala Temannya Hana sudah jauh darinya.
Dengan mental yang kuat sesya membuka knop pintu dengan perlahan. Dilihatnya seseorang laki-laki dengan berperawakan tinggi rambut hitam legam yang sedang memandang langit.
" sialan di kunci " Sesya ingin kemabali karena nyali menciut tapi seseorang menguncinya dari luar.
" Samperin ga ya aduh gue kok takut " Sesya perlahan berjalan ke samping agar seseorang di depannya tidak melihatnya. Tapi..
" Se aku tau kamu di sini, sini duduk " tanpa melihat ke arah belakang Cowo itu menyuruh Sesya menghampirinya.
" Sa..satya e..eh " ucapnya terbata saat suara Satya terdengar.
" Se ngapain masih di situ sini "
Mintanya dan sesya kemudian perlahan mendekat." Belum juga gue ngomong udah merah aja ni pipi" Satya yang gemas melihat pipi tembem sesya jarinya mencubit pipi itu. Yang di cubit memelototinya dengan kesal.
"Se liat aku" tangan nya meraih tangan sesya lalu di usapny pelan sambil berucap. " SE udah tau kan aku mau ngapain oke jadi langsung aja Prasesya Alexandria aku minta kamu jadi pacarku " Satya menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
" eum gimana ya aku udah punya aduh gimana ini " balas sesya dengan maksud bercanda.
" Oh begitu aku kalah cepat "
" hahaha canda sayang jangan cemberut gitu dong jelek tau muka kamu " Sesya dengan cepat memeluk Satya. " Aku ga suka sama siapapun kecuali kamu Satya "
" Gagal move on ya? " tanya Satya sambil melepas pelukannya.
" Kata siapa ?"
" Kak Haikal " balasnya dengan senyuman yang memperlihatkan gigi taringnya yang sangat manis.
Pintu terbuka datang lah
KAMU SEDANG MEMBACA
We Meet Again || Complete ✓
Teen FictionKamu percaya Takdir ? Ini Takdir Aku bertemu dengannya lagi setelah 3 Tahun Kami berpisah dan Di pertemukan kembali di Sekolah menengah Atas. Aku sebenarnya sangat terkejut tapi aku pasrah dengan takdir ku . Banyak rintangan yang kami lewati, Dul...