Cahaya matahari menembus pelan wajah manis Aqeela. Ia membuka matanya sedikit menyipit karna sorot matahari yanng cukup silau.
Tok tok tok...
Suara ketuka pintu memaksa Aqeela untuk segera bangun dari tidurnya. Ia menggeliat kecil, meregangkan otot-ototnya.
"Pagi-pagi gini udah bertamu aja, siapa sih tuh orang?!" Gerutu Aqeela sembari berjalan membukakan pintu.
"Ngapain lo bertiga jam segini udah rapih?" Tanya Aqeela pada tiga orang di hadapannya.
Tidak lain dan tidak bukan tiga orang tersebut adalah Rasya, Reza dan Sandy.
Ketiganya menatap Aqeela malas.
"Lo belum mandi Qeel?" Tanya Sandy dengan muka kesal.
Aqeela menggeleng. "Belum"
"Lo gak mungkin lupa kan?" Tanya Reza.
Respon Aqeela malah santai lalu menguap. "Huaaaa lupa apaan?"
"Bandung, Bandung" ucap Rasya memancing ingatan Aqeela.
"Enggak. Bandung masih tetep ada di Jawa Barat, kan? Belum pindah kan?" Jawab Aqeela balik bertanya.
Ketiganya mengangguk dengan kompak. Aqeela benar-benar lupa.
"Nah kaaann, gue masih inget kali sama Bandung" seru Aqeela bangga.
Sandy menarik nafasnya dalam, belum apa-apa Aqeela sudah membuatnya kesal.
"Kita mau ke Bandung Qeel, hari ini" ucap Sandy geram.
Aqeela yang semulanya menggeliat menguap, tiba-tiba mulutnua terbuka lebar dan mata mengedip-ngedip. Sial, kenapa ia tidak ingat.
"Euuhh mashaallah, bau apa ini, begitu menyengat di indra penciumanku" ucap Rasya menutup hidungnya, otomatis Aqeela nyengir dan menutup mulutnya.
"Maaf, maaf. Gue lupa" cengir Aqeela.
"Lo mau ikut gak?" Tanya Reza, tidak suka basa-basi.
"Mau lah, yakali gak ikut liburan gratis"
"Yaudah sana cepetan siap-siap" suruh Reza.
Aqeela mengangguk. "Baik boss"
"Kita kasih waktu 5 menit yaaaa" teriak Sandy membuat Aqeela gercep alias gerak cepat.
Sudah 20 menit, Aqeela belum juga selesai bersiap-siap.
Sandy sibuk dengan dunia online shopnya, sedangkan Reza sibuk dengan dunia game nya.
Reza menyudari game nya, menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya.
"Sya, si Aqeela ngapain sih? Lama bangettt" keluh Reza. sekali lagi, Reza tidak suka buang-buang waktu.
"Ya sabar kak, namanya juga cewek, banyak yang harus di persiapkan" samber Sandy tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"Ya sabar sampe kapan Sand?"
"Ya sampe dia selesai siap-siap lah" jawab Sandy acuh, ya, sesama perempuan ia paham betul banyaknya hal yang harus di persiapkan perempuan ketika akan berpergian.
Rasya tidak ikut berbicara, ia malah sibuk dengan dunianya.
Rasya kinin tengah berjongkok, seperti tengah menghitung sesuatu. "Seratus empat puluh delapan, serabus empat puluh sembila, seratus lima puluh.."
Ya, benar saja, Rasya tengah menghitung semut yang berlalu lalang di teras rumah Aqeela.
"Banyak juga ya kalian, jadi bingung papa mau kasih makan nya gimana, papa takut gak adil" ucap Rasya membuat Reza mengangkat sebelah alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAQEEL [END]
Teen Fiction"Gajelas lo!" Aqeela memutar badannya hendak masuk ke rumahnya. "Iya gak jelas kaya hubungan kita" Deg Aqeela menghentikan langkah nya kembali menghadap Rasya. "Maksud lo?" Akhirnya! Ini yang aqeela tunggu tunggu. "Gini ya Qeel, gue tuh bosen hidup...