Bonus

946 108 35
                                    

Sinar matahari yang masuk lewat jendela membangunkan gadis yang masih enggan beranjak dari kasurnya. Padahal hari sudah menununjukan pukul 08.00.

Aqeela mengerjap-ngerjapkan matanya, berusaha menyesuaikan penglihatannya.

"Hooaammm, cepet banget ke pagi"

"Atau guenya aja yang menikmati suasana ini" sambungnya.

Ia beranjak dari tempat tidur lalu bersiap-siap untuk ke kampus. Udara di sini cukup dingin, jadi ia mengenakan pakaian tebal untuk menjaga tubuhnya agar tetap hangat.

Sebelum keluar kamar, ia menyempatkan diri untuk bercermin. Memoles sedikit wajahnya agar tidak terlihata pucat.

"Udah gede ternyata gue" gumam Aqeela sambil melihat pantulan dirinya di cermin.

Tiba-tiba ingatannya kembali pada 3 tahun yang lalu. Tahun di mana ia terpaksa harus meninggalkan seseorang yang ia cintai. Tahun yang berat untuknya, juga untuk Rasya.

Entah bagaimana keadannya sekarang, apakah sudah dapat pengganti Aqeela di sisinya atau malah mungkin sudah menikah dengan Alina? Aqeela tidak tahu.

"Aqeelaaa" suara teriakan seseorang membuyarkan lamunan Aqeela. Ia tau siapa yang memiliki suara berat yang memanggilnya. Raka, lelaki yang akhir-akhir ini memenuhi isi pikiran Aqeela.

"Cepetan nanti telat!! Kebiasaan ngebo" omelnya dari luar kamar.

Raka memang sudah sedekat itu dengan Aqeela dan tante Aqeela. Jadi ia sudah tidak canggung ketika di rumah tante Aqeela. Kebetulan ia juga orang indonesia yang menetap di Perancis, jadi setidaknya Aqeela memiliki teman baik di tempat asing ini selain tantenya.

"Berisik! Suara lo gak sopan masuk ke telinga suci gue" balas Aqeela berteriak.

"Yaallah budimana sekali anda berbicara. Cepetan atau gue ting___"

Ceklek

Ucapan Raka terpotong karena pintu kamar Aqeela terbuka.

"Siapa yang ngizinin lo teriak-teriak di depan kamar gue?" Tanya Aqeela dengan muka sebal.

"Tante lo lah, kalo bukan gue yang teriakin lo. Lo mana mau bangun, tante lo udah kewalahan buat bangunin lo. Dasar kebo!!" Balas Raka santai.

"Udah tau kebo, tetep aja lo ngejar-ngejar gue" ucap Aqeela sambil mengibaskan rambutnya.

"Karna gaada stok cewek indonesia aja disini" jawab Raka tenang.

"Kalo ada?"

"Ya tetep milih lo"

"Waaw setia sekali buaya satu ini" kata Aqeela acuh lalu berjalan meninggalkan Raka.

Raka ikut menyusul di belakang. "Qeel, gue lupa sesuatu"

Ucapan Raka menghentikan Aqeela. Aqeela menoleh. "Apa?"

"Selamat ulang tahaun" Raka tersenyum lalu menyerahkan bunga mawar yang ia keluarkan dari tasnya.

Bunga mawar, bunga yang akhir-akhir ini menjadi bunga favorit Aqeela. Entah favorit karna bunganya yang cantik, atau karna orang yang selalu memberikannya adalah Raka.

Aqeela tersenyum memeluk Raka.

"Makasih, lo selalu baik. Jangan lelah buat mencintai gue" ucap Aqeela.

Raka membalas pelukan Aqeela. "Karna?"

"Karna gue gak mau kehilangan orang yang mencintai gue, lagi" jawab Aqeela.

Raka tau arahnya kemana, ke laki-laki yang Aqeela tinggalkan di Jakarta.

"Gue tau lupain sesuatu yang sangat berarti di hidup lo itu emang gak mudah. Lo gak harus lupain dia kalo lo gak mau" ucap Raka lembut.

SYAQEEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang