"Tumben akhir akhir ini si Rasya gak buntutin lo terus Qeel?" Tanya Ek yang sedang asik menyeruput jus jeruknya.
"Rasya lagi jauhin gue, gatau kenapa" jawab Aqeela lesu.
Ia berdiri dengan nampan yang masih ia pegang. Malam ini pengunjung lumayan banyak membuat Aqeela sedikit kelelahan.
"Lo capek banget kayaknya" tebak El ketika melihat Aqeela sedang mengelap keringatnya.
"Cape sih, tapi lebih cape sama sikap Rasya yang sekarang" jawab Aqeela bercanda.
El tertawa, ternyata di hati Aqeela masih utuh nama Rasya.
"Abis ini lo mau ikut gue gak? jalan jalan sebentar. Itung itung ngilangin stres lo" ajak El tangannya bergerak mengambil beberapa makanan lalu memasukannya ke mulutnya.
Aqeela nampak berfikir sejenak, tidak ada salahnya lagian ia memang butuh refreshing.
"Boleh, tapi gue selesain dulu pekerjaan gue ya" katanya lalu pergi ke dapur.
El dan Aqeela berhenti di sebuah bukit.
Aqeela terpesona dengan pemandangan malam ini, begitu indah. Keduanya duduk lesehan di atas rerumputan.
Mata Aqeela tidak berhenti menatap langit. Ia kagum dengan keindahan yang tuhan ciptakan.
"Indah ya" katanya dengan senyuman yang melengkung di bibirnya.
"Ada yang lebih indah dari ini" kata El menatap Aqeela. Namun Aqeela masih tetap menatap langit.
Beberapa detik kemudian Aqeela menatap El. "Apa?" Tanya Aqeela penasaran.
"Lo" jawab El begitu tulus.
Aqeela malah tertawa dan memukul dada El pelan.
"Dih gombal" ujarnya tidak menganggap serius apa yang di katana El barusan.
"Gue itu kaya bintang. Kecil, Bahkan nyaris gak terlihat. Tapi bintang akan menjanjikan bahwa ia selalu ada untuk langit yang gelap" kata El lagi.
Aqeela menatap mata El, mencari kebohongan di mata lelaki itu. Tapi Aqeela tidak menemukannya.
"Puitis banget bapaknya" kata Aqeela tidak ingin menanggapi terlalu jauh.
Lalu Aqeela berdiri di susul El farel yang ikutan berdiri.
"Coba deh lo teriak sekenceng kenceng nya buat lepasin semua beban lo" kata El.
"AAAAAAAAAAA" teriak Aqeela, sekencang yang ia bisa.
"EELLL JELEEEEEEEEEEKKKKKK" katanya lagi dengan lepas seolah semua bebannya hilang saat berteriak.
"AQEELA CANTIIIIKKKKKKK" balas El.
"TAPI EL TETEP JELEKKKKKKK" kata Aqeela lalu keduanya tertawa sangat renyah. Seolah melupakan semua masalahnya.
"Gitu dong ketawa. Jangan sedih lagi, lo gak pantes buat sedih" kata El menatap Aqeela lalu mengacak puncak kepala Aqeela pelan.
"Makasih ya El" balas Aqeela tersenyum senang.
Di balik pohon, ada Rasya yang sedang mengintip dan mengepalkan tangannya.
Ia benci pada dirinya sendiri karna tidak bisa membuat Aqeela bahagia dan malah orang lain yang bisa membuat Aqeela tertawa.
****
Hari ini kelas Aqeela pelajaran olah raga.
Aqeela membuka lokernya untuk mengambil baju olah raga nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAQEEL [END]
أدب المراهقين"Gajelas lo!" Aqeela memutar badannya hendak masuk ke rumahnya. "Iya gak jelas kaya hubungan kita" Deg Aqeela menghentikan langkah nya kembali menghadap Rasya. "Maksud lo?" Akhirnya! Ini yang aqeela tunggu tunggu. "Gini ya Qeel, gue tuh bosen hidup...