09

158 31 2
                                        

Ternyata emang nggak ada ya yang suka ama cerita ini😣 yaudah berarti abis chapter ini aku bakal unpud ceritanya ya jadi jangan kaget kalau tiba-tiba udah nggak ada lagi ceritanya.

Happy reading♡

Di sebuah padang rumput yang sangat indah, terdapat seorang lelaki yang terbaring di atas rerumputan hijau itu dengan ia menggunakan pakaian sekolah. Mata lelaki itu perlahan mulai terbuka membuat sebuah cahaya silau masuk kedalam retina matanya yang terasa berat untuk di buka.

"Eugh" lelaki itu mendudukan dirinya di padang rumput itu dengan memegang kepalanya yang sudah siap untuk menerima semua cahaya yang ada di sekitarnya.

"Ini gue di mana?" Guman lelaki bernama lengkap Watanabe Haruto itu. Yap dia adalah haruto lelaki yang terbaring lemah di atas brankar uks.

Setelah kesadarannya sudah terkumpul, haruto mulai berdiri dan memandang sekitar siapa tau dia dapat melihat orang yang datang dan bisa meminta bantuan.

"PARK JEONGWOO!!!"

"PARK JEONGWOO!!!"

"PARK JEONGWOO!!!"

Sudah berkali-kali haruto berteriak memanggil park jeongwoo di tempat yang dia tidak kenali itu. Lelaki itu terus berjalan dengan sesekali berteriak memanggil nama jeongwoo.

"PARK JEONGWOO!!! LO DIMANA?!!LO BISA DENGAR GUE KAGAK!!?" namun nihil suara jeongwoo ataupun keberadaan jeongwoo tak dapat ia temukan.

"Haru...."

Suara itu, suara yang sangat haruto kenal suara yang sudah ia rindukan selama ini. Suara yang selalu menanyakan apakah hari sudah makan? Atau bagaimana sekolahnya haru?.

Haruto berbalik dan seketika ia terpaku di tempatnya saat matanya menangkap sebuah siluet manusia yang memakai pakaian serba putih dengan wajah yang amat di kenalnya. Dua orang yang sedang tersenyum melihat haruto dengan wajah yang sudah berlinang air mata.

Haruto berlari kearah dua orang itu dan langsung memeluk sang bunda yang selalu ia rindukan selama ini, ibundanya yang selalu menyemangati dirinya saat dia bersedih dan bunda yang mau memperjuangkan dirinya agar bisa lahir di dunia ini.

"Hiks bunda haru hiks haru kangen bunda hiks jangan tinggalkan haru lagi hiks" haruto berbicara dengan tersendat-sendat akibat tangisannya yang bisa di bilang cukup keras.

Sang bunda alias Watanabe jennie itu mengelus punggung putra sulungnya yang belum sempat ia lihat keberhasilannya memasuki sekolah SMA yang ia damba-dambakan. Jennie tersenyum sendu melihat anaknya terlihat lebih kurus dengan Tangan yang cukup kasar.

Jennie melepas pelukannya dan menatap mata haruto yang masih setia mengeluarkan kristal air mata yang memenuhi kedua matanya itu. Dengan lembut tangan itu menghapus air mata yang menggenang di mata haruto sehingga membuat haruto semakin terisak kuat.

"Haru apa kamu makan dengan baik? Kenapa kamu nampak kurusan sih? Apa kamu nggak pernah makan hm? Astaga lihat anakmu ini chanyeol!" Jennie bertanya seraya memeriksa haruto dan tiba-tiba berteriak.

Haruto menatap ayahnya itu dengan mata yang kembali berkaca-kaca, hingga tak lama kedua anak dan ayah itu berpelukan mengeluarkan rasa rindu yang sangat lama terpendam.

"Wah anak ayah udah gede ya hahah, lihat kau sekarang jauh lebih mirip paman mu yang keras kepala itu dia itu astaga nggak bisa di tebak apalagi kalau soal ranj aduh! Kok aku di cubit?" Chanyeol yang sedang bercerita panjang lebar langsung mengaduh kesakitan karena jennie tiba-tiba mencubit perutnya.

"Yang bener kalau ngomong chan, mau aku tendang kamu sampai ke planet mars hah?!!" Jennie menatap tajam chanyeol yang sudah menyengir takut. Lalu kedua orang tua itu menatap anaknya yang sedang tertawa akibat melihat ayahnya yang menampilkan wajah nya yang memelas minta di kasihani.

"Haru?" Haruto menatap sang bunda yang sedang tersenyum padanya.

"Kamu bisa kan berjanji untuk bunda?" Haruto mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu harus hidup dengan baik, banyaklah tersenyum dan ingat kata bunda kalau ada yang menganggu haru jangan di balas ya" nasihat jennie membuat mata haruto kembali berkaca-kaca.

"Haru" sekarang chanyeol yang berbicara.

"Kamu jangan terlalu mendenGarkan apa yang bunda katakan ya, kalau ada yang ganggu haru pukul saja kalau nggak tendang saja kepalanya"

"CHANYEOL!!!!!"

Haruto dan chanyeol menutup telinga mereka akibat mendengar teriakan jennie yang luar biasa kerasanya."hehehe maaf nyai"

Jennie menghela nafas panjang,sungguh chanyeol ini ada-ada saja." Oh udah waktunya" jennie berkata pada chanyeol dengan nada sendu di dalam kalimatnya.

"Waktunya apa bun?" Tanya haruto heran.

"Sudah waktunya kamu pergi haru, kamu jaga diri baik-baik ya jangan nakal-nakal terus makan yang banyak dan jaga diri kamu ya"

Seketika tubuh chanyeol dan jennie memudar dengan cepat. Keduanya tersenyum sambil melambai pada haruto yang sudah kembali terisak di bawah sana.

"Ayah!!! Bunda!!! Kembali!! Hiks hiks ayah bunda!!"
























"AYAH!!!BUNDA!!!"

Junkyu yang lagi tertidur langsung terperanjat karena kaget saat mendengar haruto yang berteriak. Dengan cepat ia mendudukan dirinya di samping haruto yang sudah terduduk sambil menangis, meraung-raung memanggil nama ayah dan ibu sedari tadi.

"Haru, kak haru kenapa nangis kak?!! Kak haru" haruto menoleh kearah sampingnya dan ia dapat melihat junkyu yang sudah menatapnya dengan tatapan khawatir dengan mata yang berkaca-kaca.

"K-kau kenapa kau disini?" Tanya haruto seraya mengusap air matanya kasar.

"Hiks   tadi kak haru pingsan hiks jadi hiks hiks huaaaa "

"Eh eh kok nangis? Siapa yang gangguin lo? Weh jangan nangis dong"

Grep

Haruto dengan cepat memeluk junkyu agar ia diam dan ya berhasil walau masih sesegukan didadanya sih."udah nggak usah nangis lo jelek banget dah "

Junkyu yang berada di dada bidang haruto hanya bisa tersenyum dengan Tangan yang sudah melingkar erat di pinggang haruto.

"Ekhem.. enak banget ya peluk pelukannya jadi serasa dunia milik berdua"

Tiba-tiba saja sudah ada suara di belakang mereka dan membuat junkyu dan haruto melepaskan pelukannya.

Di sana di pintu masuk uks sudah ada Jihoon, Hyunsuk, jeongwoo, mashiho, yoshi, junghwan, dan Jaehyuk yang memasang wajah super datar.dan yang berbicara tadi adalah Jihoon sang raja julid.

Junkyu menatap nyalang semua teman-temamnya yang bisa di bilang cukup menganggu itu.
"Ish kenapa kalian kesini sih? Nggak belajar hah?!"

Jihoon memutar bola matanya malas,"kita itu udah dari tadi bel udah dari tadi sat lo aja yang nggak denger cok !"

"Hehehe"

Jeongwoo maju dan memeluk haruto dengan erat. Lelaki park itu menangis di bahu haruto.

"Hiks lo nggak apa-apa kan?? Lo masih ngingat gue kan? Jawab harto"

"Uhg iya gue baik-baik aja,bisa lepas nggak?? Gue nggak napas cok"

Jeongwoo melepas pelukannya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Jangan lupakan ingus yang sudah menempel di baju haruto.

Plak

Haruto dengan cepat menggeplak kepala jeongwoo itu. Ia dengan cepat membuka seragam sekolahnya hingga menampilkan baju putih polos nya yang ia kenakan.

Wajah junkyu sudah memerah karena tak sengaja matanya menatap 8 kotak di perut haruto yang terpampang jelas di ingatannya.

Mati gue, kok panas ya? Batin junkyu.

Bersambung.....

Yeayyy akhirnya update. Updatetan kali ini tergantung kalian sih kalau masih mau lanjut oke kalau nggak ya udah aku unpud aja ya.

Jangan lupa vote dan comment ya aku tunggu kabar berikutnya.

Bye bye 👋👋

To Love'em and love'emTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang