Vote dulu guys, sebelum baca. Yok bisa yok!
============Setelah lama menempuh perjalanan yang lumayan panjang akhirnya haruto,jeongwoo dan travis sampai di sebuah perkampungan yang sangat kumuh. Disinilah haruto tempat di mana dahulu ia tinggal seorang diri tanpa ada kakak maupun bibi dan paman.
"Hump, bawu bangwet dwi sinwi" travis yang memang baru saja datang di tempat ini langsung menutup hidung dan mulutnya akibat bau sampah yang berserahkan di mana-mana.
"Yaelah kak lo baru datang aja udah lebay apalagi haruto yang udah lama tinggal di sini? Tapi liat haruto b aja tuh"
"Ya kan haruto udah pernah lama tinggal di sini, beda dengan gue yang baru datang anjing! Ya mana gue tau kalau tempat adik gue dulu kek gini!"
"Makanya biasain diri untuk merasakan hal baru kak. Contohnya haruto yang sudah merasakan bagaimana mencari uang dan bertahan hidup seadanya."
Haruto hanya diam sambil mendengarkan apa yang sedang di bicarakan oleh kedua orang di belakang dirinya itu. Saat mereka tiba disini sudah banyak yang menatap mereka kaget,kagum dan tak percaya seolah-olah mereka baru saja melihat artis papan atas datang ke kampung mereka.
Bisik-bisik terdengar dari dalam mulut para gadis-gadis yang ada di sana belum lagi bapak-bapak yang menatap mereka dengan tatapan kek 'wah' gitu.
"Eh itu haruto bukan? Yang tinggal di rumah paling ujung sana?"
"Iya bener,dia sama siapa itu? Kok ganteng banget sih!"
"Eiiii tapi sekarang kok haruto agak beda ya? Tapi apa yang beda?"
"Ummmm...... hah! Penampilan? Penampilan haruto agak beda, biasanya dia hanya pake baju kaos biasa sama celana panjang training. Sekarang dia udah kayak artis ya"
"Iya iya sama rambut haruto agak beda,dulu rambut haruto hitam sekarang agak biru "
"Itu yang di belakang haruto ganteng juga"
"Iya apalagi yang pake kemeja kotak-kotak itu tampan juga kan?"
Dan bla bla bla bla bla
Jeongwoo hanya menatap heran travis yang tersenyum miring sambil mengguyur rambutnya untuk di bawa kebelakang sok gantengannya itu mah.
"Oh iya to? Lo masih mau ngapain datang ke sini?" Tanya jeongwoo setelah ia berjalan disamping haruto,travis di tinggal sendiri akibat masih asik tebar pesona sama gadis yang ada di sana.
"Gue mau ngambil foto bunda dan ayah yang gue pajang di ruang dapur"
"Oh yaudah. Eh tapi kalau kita ingat-ingat lagi banyak loh kenangan di rumah ini" haruto hanya diam menatap Jeongwoo yang akan melanjutkan kata-kata nya.
"Kenangan apa?"
"Kenangan dimana gue sama lo selalu ngerjain pr di rumah lo, terus gue yang selalu nginap di rumah lo, gue yang selalu jailin lo pas lo mau keluar rumah dengan bilang 'bwalala' sampai mata lo melotot hahaha"
Oh iya haruto ingat itu semua sampai dimana ia dan jeongwoo yang lari dari kejaran polisi akibat mereka di duga sebagai tersangka pemukulan. Pas diingat-ingat kenapa haruto kayak nggak mau ninggalin rumah lama dia gitu ya, tapi kalau ngga juga kasihan bibi sama paman dia yang udah capek nyari dia.
"Ya gimana ya woo, gue juga nggak mau ninggalin nih rumah tapi kasihan bibi gue"
"Gue ngerti kok, ayo kita jalan lagu udah nggak jauh lagi inimah. Kenapa tadi kita nggak naik motor aja kan bisa masuk sampe dalam?"
"Ribet lagian jalan kaki aja kan bagus tuh"
"Iya juga sih. Eh travis mana?" Keduanya baru saja sadar kalau travis nggak ikut mereka sedari tadi. Haruto dan jeongwoo mengedar kan pandangan mereka untuk mencari anak sialan itu.
Barulah kedua mata itu berhenti menatap objek yang lagi tersenyum kepada cewek-cewek yang sudah kesemsem sama tingkah travis.
"WOE TRAVIS! BALIK WOE!!"
Travis yang sudah mendengar teriakan jeongwoo langsung berlari kearah mereka yang di sambut dengan tatapan maut dari keduanya.
"Kenapa lo pada ngeliatin gue kek gitu? Suka lo?"
"Iiiiiii amit amit jabang bayi, kagak ya sat lo aja ngapain pake acara unjuk gigi di sana hah. Mau pamer lo?"
"Yaelah woo gitu doang ngambek,eh gue itu lagi memantapkan diri agar cari tau mana gadis yang cocok ama gue gitu"
"Bodo banget punya abang kek lo vis vis. Moga-moga haruto betah ama tingkah lo kak"
"Kok lo ngatain gue bodoh sih?! Gue ini pinter tau, di sekolah gue, gue itu dapat nilai bagus, peringkat ke 34 untuk paralel"
Haruto hanya bisa menghela nafas panjang dan mulai menatap kedepan lagi untuk pergi ke rumah lama nya.
Setelah lama berjalan akhirnya ia sampai di rumah lamanya, tak ada yang berubah masih sama hanya saja sekarang rumah ini sudah tak berpenghuni. Baru saja mau melangkahkan kakinya untuk masuk tiba-tiba ada seekor kucing putih yang lagi mengeong di kaki jenjangnya.
Meouw ~
"Eh? Ah kamu kucing yang waktu itukan?"
Meouw~
Jeongwoo membatin dalam Hati melihat haruto yang berbicara dengan sang kucing. "Mungkin kelamaan tinggal di sini haruto jadi punya kekuatan kali ya?" Guman jeongwoo.
Travis yang memang suka sama kucing langsung mengambil kucing putih itu dari dalam gendongan haruto dan di taruh di paha travis yang duduk di teras rumah kayu haruto.
"Ututututu!kamu gemes banget akukan jadi mupeng"
Haruto dan jeongwoo masuk kedalam rumah haruto yang di sambut dengan keberadaan rumah yang masih sama hanya saja sudah lumayan berdebu. Masih ada piring yang terakhir haruto cuci, kasur miliknya, lalu nakas lucu berwarna hitam miliknya yang masih pada tempatnya.
"Sekarang gimana?" Tanya jeongwoo.
"Kita bersihin aja dulu biar nggak ada yang tinggal setidaknya rumah ini harus bersih" jeongwoo mengangguk dan mulai mencari alat kebersihan yang ada di dalam rumah.
Haruto tugasnya membersihkan kasur dan tempat tidur, sedangkan jeongwoo bertugas di dapur untuk di sapu sampai bersih. Jeongwoo melakukan tugasnya dengan serius, hingga matanya tak sengaja menangkap foto masa kecil haruto dan dirinya.
Ia berjalan kearah foto itu dan mulai menatap foto yang diambil ketika mereka masih sangat kecil. Kenangan itu tak akan hilang begitu saja dari dalam pikiran jeongwoo.
"Dulu lo ganteng banget ketika lo senyum haruto, tapi sekarang semenjak kematian nyokap dan bokap lo, Lo jadi kek gini akhirnya" imbuh jeongwoo sambil mengusap foto haruto dan dirinya yang saling merangkul dengan dirinya yang memegang bola.
"Kalau kayak gini gue janji gue bakal ada buat lo apapun yang terjadi, walau itu harus nyawa gue sekalipun. Gue janji"
Bersambung.........
"Kata-kata seperti kita bersama suatu saat kata-kata itu akan berubah jadi kita adalah bencana."- kanemoto yoshinori.
Anyyeong yeorobun! Aku balik lagi hehehe. Aku senang kalau ada yang masih mau baca cerita aku,wAlau nggak banyak tapi aku udah senang kok. Aku mau buang mungkin chap depan itu aku bakal mempercepat alurnya apa kalian keberatan?
Jangan lupa vote dan comment ya!

KAMU SEDANG MEMBACA
To Love'em and love'em
Humorkisah dua orang yang memiliki perbedaan yang kontras,dari harta sampai kasta yang tidak bisa bersatu. keduanya seperti langit dan bumi yang enggak pernah bisa bersama walau seperti apapun caranya. akankah keduanya bisa bersama selamanya?? Jangan sal...