- 00

2.9K 268 18
                                    



Gadis berambut pendek itu berlari sampai sesuatu yang mengejarnya menendang tulang betisnya. Gadis itu terjatuh dengan keras sampai teriakannya menggelegar di seluruh lorong.

"WOI PATAH ANJING!" umpatnya kesal.

Sesuatu yang mengejarnya tadi, Kuda jantan putih nan gagah, kepalanya nyaris melebihi dinding lorong yang sekarang ia pijaki. Mata yang tidak seharusnya dimiliki oleh kuda-pupil coklatnya yang besar berkilat-kilat cerdas dan kejam menatap gadis itu. "Kim Minjeong."

Minjeong, yang baru saja tersadar dari pingsannya, menatap kuda itu dengan kaget. "Ap-apa..?"


Jebruak!!


Sebelum Minjeong menyelesaikan kalimatnya, tembok dinding lorong di sampingnya pun di tembus oleh sebuah cahaya. Cahaya itu sekarang memposisikan dirinya di depan kuda jantan putih tersebut.

Kuda itu mundur beberapa langkah sambil mengalihkan kepalanya. "Apa ini?!"

Cahaya itu berubah wujud menjadi sesosok pria umur 25-an dengan chitton putih dan rambut se bahu disertai suara petir. Minjeong mencoba untuk bangkit, tapi kakinya tidak mendukung.

"Incitatatus." Panggil pria itu.

Kuda jantan bernama Incitatus itu menoleh dan mundur lagi. "Ti-tidak mungkin ... tempat anda di atas, bukan disini!"

"Maka tempat mu juga tidak disini," pria itu menoleh sebentar kearah Minjeong, "dan gadis ini tanggunganku. Pergi, atau ku jadikan kau kuda goreng!"

Meskipun ucapannya seperti candaan, suaranya menggelegar di seluruh lorong. Minjeong sadar, pria ini bukan pria biasa. Ya emang, mana ada orang biasa berubah bentuk jadi cahaya. Lemot banget sadarnya baru sekarang.

Incitatus meringkik lalu berbalik arah dan berlari, lalu menghilang diantara kepulan abu-abu.

Pria itu menghadap Minjeong. Kini gadis itu bisa melihat wajah tampan pria tersebut. But, senyumnya mirip om pedo dikit.

"Aku akan mengirimu ke orang yang tepat, wahai gadis muda." Ucapnya.

"Eh, makasih?"

"Dimana sopan santunmu? Ucapkan, 'Terima kasih Dewa tampan nan mulia'!"

Minjeong tersentak. "Dewa?"

"Pupus sudah harapanku tampil keren di depan manusia." Gumam pria itu.

Minjeong mencoba mengingat siapa pria ini. Aura dirinya yang berhubungan dengan langit dan petir ...

"Dewa ... Poseidon?" tebaknya.

"Oh! Maka harusnya aku datang menggunakan ombak, bukan cahaya!"

"Anu, Ares?" tebak Minjeong lagi.

"Kau melihat ada pedang dan perisai disini, dasar dungu?"

"Terus siapa anjir ...?" gumam Minjeong. Seketika sebuah nama terlintas di pikirannya. "Dewa Zeus!?" pekiknya.

"Harusnya aku meledakkanmu menjadi abu, nak. Tapi benar, aku Zeus. Sekarang, akan kukirim kau pada seseorang. Hati-hati. Kau ada karena sebuah pengorbanan yang tidak semua makhluk menerimanya. Banyak kekuatan jahat yang mengincarmu, nak. Berhati-hatilah di bumi." Jelas Zeus.

"Tunggu, tapi-"

"Dadah!"

Gler!

.

[02] The Hades Curse - Winrina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang