- 15

399 61 5
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bonus Karina 










Badai putih panas berkobar di sekeliling Medea. Hani berlari ke belakang, bukan karena takut tetapi jika saja Hani diam di sana maka beberapa detik kemudian, tubuhnya akan hangus terbakar.

"Kau mau lari, nak?" tanya Medea kepada Hani. "Tidak bisa, hehe."

Bola api terlempar ke arah Hani. Dengan cepat Yoshi menangkap bola api itu dengan kekuatan bayangan nya. Tapi kekuatan Medea adalah Helios, sang Titan Matahari. Kekuatan biasa tidak bisa menahan serangan esensial sang Titan sendiri.

"Lari Han!" teriak Yoshi.

Hani berpindah tempat dengan cepat untuk menghindari bola api itu sebelum Yoshi melepaskan cengkraman kekuatan bayangan nya. Bunyi ledakan yang menggelegar membuat Hani dan Yoshi terpental ke beberapa arah.

"Sayang sekali. Seharusnya kalian tidak bermain-main denganku dari tadi." ucap Medea.

"Yosh, kita harus gimana?!" tanya Hani dengan suara nya yang keras karena jarak nya dengan Yoshi lumayan jauh.

Yoshi tidak menjawab. Dia lalu berdiri dan menyilangkan tangannya di depan dada lalu memutar nya dan membuangnya ke atas. Dia melakukan gestur membuat perisai. Yoshi menggenggamkan tangan nya, dan perisai itu membesar, menutupi nya dan Hani. Sekejap saja dia melupakan bahwa Winter dan Karina ada di sana.

Sedangkan Karina masih tidak bergerak. Tidak ada tanda-tanda kalau Karina berhasil menguasai venti. Winter terjatuh di tanah dengan sangat keras menyebabkan dia pingsan di tempat.

"Perisai bodoh. Perisai mu tidak akan bisa melindungi siapapun yang ada di sini dari kekuatan Helios, dasar demigod!" seru Medea.

"Bacot anying!" balas Yoshi tak kalah panas dengan api yang mulai menjalar di seluruh gua.

Medea melecutkan api ke arah perisai Yoshi. Dengan 1 lecutan saja perisai Yoshi meretak.

"Hani! Cari bantuan!" suruh Yoshi.

"Bantuan dari siapa woi?!" tanya Hani.

"Siapa kek! Perisai Gue nggak bakal bisa nahan nih orang!"

"Emang Medea orang apa?!"

"Udah diem! Cari bantuan dari siapapun itu!" suruh Yoshi, mengakhiri perdebatan nya dengan Hani.

Hani tidak tahu harus apa, tetapi dia adalah Oracle Delphi. Memang benar meramal adalah kemampuannya. Tetapi dia harus mencoba untuk mendapatkan penglihatan.

Hani menutup mata nya. Memusatkan semua ke-fokusan yang ia milliki. Dia harus bisa mendapatkan penglihatan tentang cara mengalahkan Medea. Tidak mungkin dia meminta bantuan, karena kekuatan telepati yang Hani miliki tidak bisa menjangkau luar gua. Kalau di generasi sekarang, kalian biasa menganggap nya dengan tidak ada sinyal.

Lecutan api datang lagi dengan begitu keras nya sampai retakan perisai Yoshi mulai parah.

"Hani cepet!"


Tiba-tiba saja Hani mengerutkan kening.

Dia mendapat penglihatan nya! Tetapi... Hani bingung dengan apa yang ia lihat.

"Yosh..."

"Gue lihat Karina."



Yoshi menoleh dengan tatapan bingung antara tidak mendengar suara Hani, dan bingung karena samar-samar dia mendengar nama Karina disebut.

Tidak membiarkan Yoshi berpikir atau bertanya lagi, suara ledakan dari depan Yoshi membuat perisai nya pecah. Yoshi terpental untuk kedua kali nya lalu menabrak dinding gua. Hebatnya, Yoshi masih sadar.

Perisai itu pecah karena lecutan ketiga dari Medea. Dengan senyuman puas, api yang melejit-lejit di sekelilingnya, juga tidak lupa pecut api yang ada di kedua tangan nya, Medea melangkah menuju Yoshi dan Hani.

"Malang nya nasib kalian. Karena kalian adalah bibit-bibit unggul yang tangguh, Aku ingin menawarkan sesuatu kepada kalian." ucap Medea.

"Bergabung lah dengan ku dan Sishypus. Kita akan menguasai dunia bawah bersama, mengalahkan Hades dan anak buah nya." Medea melihat ke arah Yoshi sebelum melanjutkan ucapan nya. "Aku bisa membuat mu menjadi pencabut nyawa yang paling hebat, bahkan nyawa dewa bisa Kau cabut!"

"Lah ngaco..." gumam Hani yang sudah membuka mata nya.

"Gila emang tuh lampir." tambah Yoshi.

Medea yang merasa kesal karena tidak di respon itu menatap tajam kedua nya. "Tapi sepertinya pilihan kalian adalah mati di tangan ku. Baiklah. Aku bisa menuruti nya sekarang."

Medea mengangkat kedua tangan nya. Pecut api itu dijalari bara putih buram, bertambah kesan mengerikan nya. Jika kalian melihat adegan seperti ini di TV, pecut Medea membuat kalian bisa merasakan panas nya secara langsung.

"Sampai jumpa 2 bocah tengil."




Belum sempat Medea mengayunkan pecut nya, tornado panas menghantam tubuh nya dengan keras dan membuat nya terpental jauh menuju kereta nya. Kepala Medea membentur roda kereta yang membuat nya kesakitan.

Tornado itu tidak cukup sampai menghantam Medea saja. Tornado itu berkeliling gua dan memadamkan kobaran api yang Medea buat. Hani dan Yoshi melihat dari arah mana tornado itu di kendalikan.




Mata mereka membulat kala melihat Karina berubah. Baju yang tadi nya ber-merek, sekarang bertukar menjadi pakaian serba hitam.

"Anjir?"

"Udah gue duga. Karina jawaban nya." ucap Hani di belakang Yoshi.


Di belakang Karina, Winter di selimuti angin yang pasti membuat nya terlindungi dari serangan apapun. Prinsip Karina adalah : Lindungi ayang sebelum lindungi yang lain nya.

Medea bangkit. Dia melihat sekeliling dan membulatkan mata nya marah karena api nya padam semua.

"Arrrgghhh!" Kesal nya.

Medea mengalihkan perhatian nya menuju sumber kekesalan nya. Dia melihat Karina yang sudah berubah menjadi penyihir yang sebenarnya.

"A-apa?! kau?!"




Dari jauh Karina menyunggingkan mulut nya.


"Selamat datang di detik-detik kematian mu yang ke-sekian kali nya, Medea."

Sapaan ramah Karina berakhir diikuti sambaran tornado gelap yang siap membanting tubuh Medea.

[02] The Hades Curse - Winrina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang