- 10

549 98 1
                                    

.

.

.

.



Mobil Yoshi melaju dengan kecepatan rata-rata, dan radang sedikit menambahnya. Ia melewati jalan tol, karena mengingat waktu mereka tinggal 2 hari lagi. Perjalanan mereka lancar dan santai, untuk saat ini. Yoshi fokus dengan GPS nya. Winter tertidur di Pundak Karina. Ningning mulai terlelap dalam latihannya. Sedangkan Karina masih dalam pikirannya. Ia memikirkan perkataan Hani tadi.

"Kayaknya diantara kalian gaada yang normal ya? Keren semua."

Semua?

Termasuk Karina juga, 'kan?

Tapi, bagaimana Hani tahu? Meskipun dia indigo ... tidak mungkin mengetahui siapa Karina kan? Bahkan Karina sendiri tidak mengetahui pasti siapa dirinya. Bagaimanapun juga, Hani sudah menyelamatkan Karina dengan tidak mengatakan bahwa Karina juga bukan manusia normal.

Saat memikirkan Hani, dia juga teringat akan perkataanya di akhir. Hani menyiapkan hadiah untuk Winter di jalan? Apa itu? Apakah Hani akan berperan penting dalam perjalanan mereka?

Tibia-tiba saja, sesuatu menjatuhi kap mobil yang Yoshi kendarai. Dan dengan saat yang bersamaan, semua mobil di jalan tol berhenti, padahal di jalan tol dilarang berhenti. Dengan buru-buru, Yoshi membuka pintu mobil dan memeriksa.

"Oh My God! Mobil Hani rusak parah anjir!" teriak Yoshi. Winter terbangun dan ikut keluar Bersama Karina melihat apa yang terjadi.

"Kok bisa gini? Apa yang jatuhin mobil nya?" tanya Karina. Winter melihat sekeliling. Suasana itu aneh. Para pengendara tidak ada yang turun meskipun mobil mereka berhenti. Seperti ... ada yang menghentikan waktu.

Yoshi memeriksa kap mobil Hani dan geleng-geleng. "Sumpah. Ini kalau disuruh ganti rugi, hancur hidup gue."

Dia melihat ke sekitar dan merasakan keanehan itu. Seperti ada yang akan datang. Dan itu, sesuatu yang jahat.

"Guys, hati-hati. Kayak ... ada yang gak beres." Titahnya.

"Emang gak beres," ucap Winter yang baru saja berkeliling mengecek para pengemudi. "para pengemudi pada tidur, dan mesin mobil mereka mati."

Karina menoleh kesana kemari. Seakan mendapat pencerahan, dia menengadah ke langit. Di langit, ia merasakan ada sebuah dinding cahaya berwarna hijau yang kemudian menjadi jelas. Yoshi dan Winter ikut melihatnya. Winter merapatkan tubuhnya kearah Karina.

Yoshi menggertakan giginya. "Paman ...? Gak mungkin dia berkhianat, 'kan?"

"Paman? Paman lo?" tanya Karina.

"Kekuatan ini. Antara iya dan bukan." Jawabnya tak masuk akal.

Tiba-tiba angin berhembus kencang. Suara tapak kaki kuda terdengar. Ketiga remaja itu menoleh ke asal suara dan melihat kuda jantan putih yang kekar berlari secepat kilat kearah mereka.

Winter takut. Dia seperti baru saja melihat kuda itu. Kuda itu terasa familier. Dia terus merapatkan tubuhnya kearah Karina.

Yoshi pergi kedepan para perempuan itu dan mengeluarkan sabitnya dari tangan kosong, kuda jantan itu berhenti di depan mereka lalu mengibaskan rambut putihnya.

"Senang bertemu denganmu, Malaikat kecil."

Yoshi menggeram dan memegang erat sabitnya.

"Senang juga bertemu denganmu, Kuda gila."



Di depan mereka, Incitatus tersenyum. Mata nya melihat kearah Winter dengan tatapan lapar.

"Kurasa, kau membawa makananku." Ucapnya membuat Winter takut. Karina merangkul perut Winter dan mendekapnya. Dia bisa merasakan detak jantung Winter menjadi cepat. Ketakutan Winter ... Karina bahkan tidak pernah mengetahuinya.

"Winter, lo kenal kuda ini?" tanya Yoshi.

Winter menggeleng. "Enggak, Kak. Cumin, aku pernah lihat dia, tapi gatau dimana ..."

Tanpa banyak bicara, Incitatus menendang Yoshi ke belakang. "Aku tidak punya masalah denganmu, Yoshi. Aku tidak suka membuang-buang waktu. Langsung ke intinya, aku menginginkan Minjeong. Jangan salah paham. Aku ingin menyenangkan ayahmu."

"Ayah?" gumam Yoshi sambil mencoba berdiri. Karina dan Winter membantunya.

"Benar. Ayahmu mogok kerja, jadi aku akan membantunya dengan membawa Winter kepadanya. Itu akan menyenangkan Thannatos juga Hades." Ujar Incitatus.

Yoshi mendengus. "Kau bodoh. Ayahku mengincar Sisyphus. Kenapa juga kau mengambil Winter? Apa rencanamu, kuda sialan?!" kesal Yoshi.

Mata licik Incitatus berkilat. "Kau tidak se bodoh yang ku kira. Tapi itu bukan urusanmu. Sekarang, cepat berikan Minjeong dengan baik-baik. Jika tidak, maka aku akan menghabisi mu sekarang juga."

Yoshi yang sudah bangkit memutar sabitnya. "Bodo amat! Sini, maju lo!"

Yoshi menyerang Incitatatus deangan membabi buta. Incitatus hanya menghindar dan kadangn menyeruduk perut Yoshi. Karina tidak tinggal hanya berdiri. Diam-diam, dia mengerahkan angin untuk mendorong Incitatus ke belakang, agar Yoshi bisa menyerangnya. Sambil menenagkan Winter, dia ikut membantu Yoshi.

Incitatus tidak terlalu bodoh. Ia menyadarai ada angin yang mendorongnya. Saat angin mendorongnya ke belakang, Yoshi menyabetkan sabit kearahnya. Pada kesempatan lain, saat angin mendorongnya, Incitatus berputar dan menendang Yoshi dari samping. Itu membuat Yoshi maupun Karina terkejut. Yoshi terpental dan menatap mobil milik Hani itu.

"Akh! Sial! Rusuk gue ...!" ringisnya.

Incitatus menyibakkan rambutnya dan menatap remeh Yoshi. "Kekuatanmu hanya itu? Omong-omong, dari mana kekuatan angin itu berasal? Apa dewi sihir itu memberikan mu hadiah lagi?" tanya nya.

Yoshi baru menyadari, angin itu bukan berasal dari kuda itu maupun dirinya. Seperti ada seseorang yang membantunya.

Incitatus membuat Yoshi terpojok. Kaki kuda itu menekan perut Yoshi. Sang empu mengerang kesakitan. Saat Yoshi terpojok, tiba-tiba api menghempaskan tubuh Incitatus ke belakang.

"Akhh!"

Yoshi terkejut. Apaah itu sihir orang yang membantunya dengan angin tadi? Dia berdiri dan melihat kearah Karina dan Winter. Mereka berdua malah melihat ke belakang Yoshi. Yoshi mengikuti pandangan mereka dan melihat seseorang diatas mobil.


"Heh, lo!"

Ningning turun dari atas mobil dan meregangkan otonya. "Kuda gak tau diri! Udah jelek, burik, banyak bacot, hidup lagi. Sini lawan gue! Gue panggang juga lo!"











Dan sepertinya, mereka benar-benar kumpulan remaja tidak normal yang keren seperti yang Hani katakana. Dari jauh, Hani tersenyum. Tapi jangan salah. Hani bahkan belum memberikan hadiahnya kepada Winter. Mungkin setelah Ningning menunjukkan dirinya sebagai murid Hecate?

[02] The Hades Curse - Winrina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang