"Adel kak Arsen udah nunggu di depan kelas tuh, "ucap Vera yang melihat Arsen di depan pintu kelas Adel.
Saat ini Adel,Vera dan Chika masih berada di dalam kelas padahal jam pelajaran telah berakhir itu semua karena mereka terlalu banyak bercanda dan ketinggalan catetan.
Adel merapikan bukunya untungnya dirinya sudah selesai mencatatnya hingga selesai jadi dia bisa keluar terlebih dahulu. "Gusy gw duluan ya, "pamit Adel kepada teman temannya.
Adel berjalan ke depan dan benar saja Arsen sudah menunggunya. "Ngapain di sini kak? "tanya Adel.
"Mau anterin lu pulang, "jawab Arsen.
"Gak mau, gw masih punya kaki, "tolak Adel.
"Siapa yang bilang lu gak punya kaki?"
"Lagia-"
"Udah deh gw gak suka di tolak! "ucap Arsen dan menggandeng tangan Adel dan mereka berjalan keparkiran sekolah yang sudah cukup sepi.
Tiba tiba Arsen memasangkan jaketnya di pinggang Adel dan membuat Adel terkejut. "Ngapain kak?!"
"Gw gak suka paha lo kemana mana udah kayak lont** aja lu, "jawab Arsen dan membuat Adel terkejut dengan kata katanya.
Bisa bisanya gw di miripin lon** batin Adel.
"Yaudah gak usah pacaran sama gw bereskan? "
"Gak mau! Gw maunya sama lu."jawab Alan dan menaiki motornya.
"Kan katanya g-"
"Udah deh naik aja! Jangan ngomong terus, "potong Arsen dan Adel pun menaiki motor Arsen yang cukup tinggi untuk dirinya.
"Kalo beli motor gak usah yang tinggi tinggi nanti kalo jatuh kasihan motornya, "ujar Adel yang sudah duduk di motor Arsen.
"Bilang aja tubuh lu pendek jadi susah naik ke motornya, "sindir Arsen dan menyalakan mesin motornya dan bersiap menjalankan motornya.
"Kalo gak iklas anterin gw gak usah anterin kak, "ucap Adel yang kesal dan membuang mukanya.
Arsen hanya terkekeh yang melihat Adel dari kaca spionnya dan tiba tiba Arsen mendadak mengerem motornya.
Cittt
Tanpa sengaja Adel memeluk Arsen karena Arsen mengerem mendadak. "Kak bisa naik motor kan?! "
"Kalo naikin doang mah bisa. "
"Maksud gw lu bisa mengendarai motor kan? "
"Bisa lah kalo enggak bisa gw gak bakal punya sim, "jawab Arsen. Memang benar saat ini Arsen sudah memiliki sim karena sudah berumur 17 tahun.
Adel hanya berdehem saja percuma aja membalas ucapan cowoknya yang ada dia kena mental, gimana?
Akhirnya setelah beberapa menit sampai lah di apartemen Adel lalu Adel turun dari motor sialan Arsen. "Makasih, "ucap Adel dan berjalan begitu saja.
"Adel! "
"Apa? "tanya Adel saat memberhentikan langkahnya. "Apa lagi sih! Gw mau tidur capek tau! "kesalnya.
Arsen terkekeh pelan saat Adel tidak menyadari jika jaket miliknya masih setia mengingat di pinggang ramping Adel. "Jaket gw, "ucap Arsen singkat tetapi membuat Adel malu.
Bagaimana bisa dia melupakan jaket Arsen?
Adel dengan cepat melepas jaket Arsen dan mengembalikannya kepada sang pememilik. "Nih lain kali gak usah sok sok ngasih jaket ke gw, "ucap Adel menahan rasa malu.
"Yaudah kalo lu mau bawa pulang gak papa kok gw gak melarang,"ucap Arsen menerima jaket miliknya.
"Maaf ya jaket gw udah terlalu banyak jadi gak ada tempat buat jaket lu itu,"jawab Adel dengan rasa kesalnya.
"Besok gw bawain rok baru,"ucap Arsen membuat Adel bingung.
Memang ada apa dengan rok nya?
Rok miliknya masih sangat bagus karena dia baru membelinya beberapa minggu yang lalu, lagian rok pendek kayak ginikan lagi trending.
"Kenapa? "tanya Adel bingung.
"Makanya kalo beli rok itu di toko di mall jangan di tukang jahit, pasti rok lu terbuat dari bahan sisa, "jawab Arsen panjang karena baru kali ini Arsen bisa berbicara sepanjang itu.
"Heh kak ini tuh rok kayak gini kagi tren di mana mana, lagian lu kira rok gw ini rok murahan apa? "
"Emang lu beli rok sekolah di tukang jahit mana? "
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEN
Random"GW MAU MULAI SEKARANG LO JADI CEWEK GW DAN GW GAK TERIMA PENOLAKAN!"