23

183 11 1
                                    

Vera dan Adel tertawa mendengar cerita Chika dan membuat Chika kesal. "Mungkin lu di takdirkan bersama kak Gio? "ucap Adel menahan tawa.

"Ya gak papa Chika dari pada yang deketin lu kakek kakek mending kak Gio kan? Pokoknya kita doa in semoga lu jadian sama kak Gio, ya kan del? "tanya Vera menatap Adel.

Adel mengagguk terseyum menahan tawa dan membuat Chika kesal.

....

"Anak anak hari ini kalian kedatangan murid baru ayo kamu sini masuk, "suruh guru yang ada di kelas Arsen.

Arsen menatap cowok itu saat tau wajah dari anak baru itu ya dia adalah Dean.

Dean memasuki kelas barunya dan memperkenalkan diri, tujuannya masuk ke sekolah ini untuk bertemu dengan Adel, mantannya.

Sampai saat ini Dean belum bisa melupakan Adel karena sejujurnya Dean masih  mencintai Adel. Apalagi saat tau Adel membuat sebuah novel yang isinya  kisah dari kisah mereka berdua, Dean tau jika novel itu milik Adel karena dia mencari tau siapa penulis novel itu.

Dan Dean yakin jika Adel masih mencintainya, memang Dean salah telah melakukan kesalahan kepada Adel tetapi Dean memiliki alasan yang kuat.

Dean menyapu pemandangan di kelas itu dan seketika tatapannya terhenti oleh salah satu cowok yang menatapnya tajam.

Dean menatap jam di tangannya sebentar lagi adalah jam istirahat dan Dean memutuskan untuk izin ke kamar mandi, padahal niatnya dirinya ingin menemui Adel.

Di kolidor Dean tak sengaja menabrak seorang gadis. "Maaf maaf gw gak-Adel? "

"Kak Dean? "

Tubuh Adel seketika membeku saat tau yang menabraknya adalah Dean, mantannya dulu.

Saat Adel ingin melangkah pergi Dean manahan tangannya. "Adel tunggu,"ucap Dean dan menahan pergelangan tangan Adel.

Adel menghampaskan tangan Dean dan menatapnya tajam. "Untuk apa kak Dean kesini? "tanya Adel dengan sedikit emosi.

"Aku mau nemuin kamu, Adel, "jawab Dean menatap Adel.

"Setelah nyakitin hati aku kak? Kak Dean gak punya otak? Untuk apa kak Dean kembali? "

"Adel aku mau bicara sama kamu sebentar aja,"pinta Dean dan tak lama bel istirahat bunyi.

"Gak bisa, gw sibuk! "

"Adel sebentar aja, "bujuk Dean.

Adel memejamkan matanya dan menarik nafas,Adel merasakan sakit di dadanya melihat Dean kembali.

Pristiwa dua tahun lalu membuat Adel tidak ingin lagi bertemu dengan Dean.

"10 menit aja, ayolah, "bujuk Dean.

"Oke 10 menit aja yaudah kita bicara di belakang sekolah aja gw gak mau sampai ada yang liat kita berdua, "ucap Adel.

"Kenapa memangnya? "

"Karena aku udah punya pacar, "jawab Adel memejamkan matanya lalu mereka berjalan ke belakang sekolah.

Dean menggenggam tangan Adel. "Adel itu semua gak bener kan? Kamu udah punya pacar? "

Adel menarik tangannya dari ganggaman Dean. "Itu semua bener kok, kak Dean gak salah denger, "jawab Adel.

"Kenapa secepat itu kamu lupain aku Adel? "

Adel membuang wajahnya mendengar ucapan Dean. "Secepat itu? Kamu gak mikirin betapa hancurnya hati aku hah? Kamu cuman mau mainin perasaan aku aja! Kak aku ini bukan mainan kak! "

"Ada alasannya ak-"

"Mau apapun itu alasannya gak seharusnya kamu mainin hati aku! Aku cinta sama kamu tapi kamu apa?!"

"Adel maaf intinya aku mau kita balikan lagi, "ucap Dean.

"Segampang itu? "

"Adel aku tau kamu masih cinta sama aku kan? Kamu aja bahkan membuat sebuah novel tentang percintaan kita."

"Apa? Aku buat novel? Gak ya,"ucap Adel bohong.

"Kamu gak usah bohong, aku baca novel kamu itu tetapi jujur Adel aku gak seburuk itu! Aku ada alasannya, "ucap Dean.

"Aku gak pernah buat novel! Dan jangan deketin aku lagi! "

"Kamu mau bohong? Aku udah tau tentang novel itu, gak usah bohong lagi,aku gak marah kalo emang itu novel kamu. "

"Udah lah aku mau ke kantin dan aku harap kamu pura pura gak kenal sama aku,"ucap Adel lalu pergi meninggalkan Dean.

ARSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang