28

239 10 1
                                    

Pagi hari...

Arsen bersiap untuk menjemput Adel lalu Arsen turun dari tangga.  "Arsen kamu udah mau berangkat? "tanya Sofia lembut.

"Hmm. "

"Arsen kamu sarapan dulu biar gak sakit, "suruh Alex kepada putranya.

"Arsen gak laper, "balas Arsen dengan nada dingin.

"Yaudah Mama bawain kamu bekel ya? "tawar Sofia.

"Enggak. "

Alex ingin marah kepada putranya tetapi dirinya harus bisa menahan hal itu agar putranya tidak membencinya.

Sofia berusaha menenangkan suaminya dengan cara mengelus pundak suaminya. "Yaudah kalo kamu gak mau Mama bawain bekel hmm Mama mau bikin bekel buat Ade, gak papa kan? "tanya Sofia.

Arsen ingin menolak itu tetapi dirinya teringat tadi malam saat menelpon Adel terndrngar suara sedih Adel, dan mungkin saja jika Sofia membuat bekel buat Adel, gadis itu akan senang?

Arsen menangguk lalu menarik salah satu kursi  untuk menunggu bekal dari Sofia. Sofia terseyum senang karena Arsen mengizinkan dirinya untuk membuatkan bekal untuk Adel.

Sofia hanya menyiapkan roti dengan selai kacang berharap jika gadis itu suka. "Arsen Adel gak elergi kacang kan? "

"Enggak, "jawab Arsen.

Sofia terseyum kembali saat mendengar jawaban dari putranya,Adel membuatnya berubah pikir Sofia.

"Ini Mama udah buatin buat Adel, salam ya buat Adel, "ucap Sofia memberikan sekotak bekal.

"Hmm. "lalu Arsen mengambil kotak bekal itu dan pergi.

Alax ikut terseyum saat melihat seyum dari istrinya, Alex berharap agar Arsen bisa memaafkan dirinya dan Sofia.

Sementara itu Adel turun dari anak tanggak dan melihat Alan yang terduduk di kursi makan.

"Adel,"panggil Alan.

"Kenapa kak? "tanya Adel. Adel sudah tidak marah dengan Kakaknya karena percuma saja itu malahan akan membuat hubungannya dengan Kakaknya akan memburuk.

"Kamu udah gak marah lagi sama Kakak? "tanya Alan.

"Adel masih marah kak, Adel masih kecewa sama Kakak tapi Adel gak mau kita berdua berantem hanya karena masalah masa lalu dan Adel yakin pasti kak Alan memiliki alasannya, "jawab Adel tenang.

Adel masih kecewa dengan Alan tetapi Adel gak mau jika diam diaman terus dengan Alan. Adel gak mau egois dan Adel yakin jika Alan memiliki alasan di balik ini semua.

Alan terseyum mendengar jawaban Adel. "Apa yang Kakak lakuin buat kamu itu pasti terbaik buat kamu, Adel. "

"Baik buat Kakak tapi bukan berarti baik buat Adel juga. Adel sudah dewasa kak dan Adel tau mana yang buruk mana yang enggak,"balas Adel tanpa melihat wajah Alan. "Sekarang jelasin alasan kak Alan apa? "

"Kak Alan gak bisa jawab sekarang, "jawab Alan.

"Kenapa kak? "tanya Adel tak terima. "Adel mau tau semuanya, Adel gak mau nuduh Kakak yang enggak enggak."

Alan bingung apa yang harus dirinya lakukan? Apakah memberi tau yang sebenarnya?

"Kak Adel udah ngerasain sakit hati kak! Itu semua karena Kakak dan Adel mohon Adel ingin tau apa yang sebenarnya terjadi! "

Alan memejamkan matanya,Alan yakin Adel pasti akan lebih sakit jika mendengar alasan Alan.

Alan gak mau Adel mengetahui semua ini karena baginya Adel masih tertalu kecil untuk mengetahui semua itu.

"Kak, "panggil Adel.

"Oke Kakak akan kasih tau tapi Adel harus janji jangan marah sama Kakak."Adel mengagguk setuju.

"Sebenarnya yang membuat orang tua kita kecelakaan itu adalah Dean. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang