13

267 19 0
                                    

"Sumpah gw enek banget sama tuh kakak kelas, rasanya mau gw tonjok mukanya, "ucap Chika mengebu ngebu.

Saat ini mereka berada di kantor polisi dan Lala sudah di penjara, awalnya Adel tidak tega tetapi Lala harus menerima akibatnya agar selalu berfikir dua kali untuk melakukan sesuatu.

"Udahlah Chika urusannya udah selesai aja jadi kita lupain aja masalah ini, "balas Adel dan menepuk pundak sahabatnya.

"Lo bilang apa? Lupain? Lo gila? Dia hampir mau buat lu mati loh, "ucap Vera tidak percaya dengan pola pikir Adel.

"Udahlah lagian gw gak papa kok, wajar aja dia lakuin hal gila itu karena dia emang secinta itu sama kak Arsen, "ucap Adel dan menatap Arsen sekilas. "Yaudah kita pulang aja lagian ini udah mau malam."

"Yaudah, gw pesen taxi online aja, "ucap Vera.

"Gak usah lu berdua sama kita aja,"ucap Gio .

"Wah kesambet apa lu kak bisa baik sama kita? "tanya Chika.

"Gw baik salah gak baik salah mau lu pada apaan sih! "kesal Gio menatap Chika.

"Udahlah kalian berdua pulang sama kak Gio dan kak Reza aja biar gw-"

"Lo sama gw! "potong Arsen dan menggandeng tangan Adel.

Arsen menyuruh agar Adel masuk ke mobilnya,Adel hanya menurut saja. "Kak ini mau kemana? Inikan bukan arah kerumah gw, "ucap Adel menatap Arsen dan tatapannya jatuh kepada tangan Arsen yang terluka. "Kak tangan lu kenapa? "tanya Adel melihat tangan Arsen terluka.

"Menurut lu? "

"Kak kenapa sih lo suka banget nyakitin diri lu sendiri? Heran gw, kalo marah pecahin barang kan kasihan tangannya jadi luka luka gitu mana lukanya belum di obatin, kalo infeksi gimana? "omel Adel kepada Arsen.

Arsen tidak dapat membendung rasa bahagianya dan dia terseyum membuat Adel kesal. "Tuh kan malah seyum seyum sendiri,kesel tau di kasih tau malah kayak gitu nyebelin banget."

Arsen terkekeh dan membelai rambut Adel dan akhirnya sampai di tempat tujuan yaitu pantai.

"Kita di pantai? "

"Hm. " Arsen menggandeng tangan Adel dan menyuruh Adel duduk di pasir pantai.

"Sunset!"teriak Adel senang.

Adel menyadarkan kepalanya di dada bidang Arsen sambil memandang kedepan.  Mereka menikmati detik detik itu, rasanya sangat bahagia.

"Gw belajar dari sunset kalo semua yang ada di dunia ini cuman sementara tetapi walaupun begitu hal itu sangat indah bahkan sampai kita tidak bisa melupakannya, "ucap Adel dan memandang wajah Arsen dari bawah.

"Andai gw bisa memberhentikan waktu,"ucap Arsen tiba tiba membuat Adel bingung.

Adel tidak lagi menyandar di dada Arsen dan Adel menatap Arsen.  "Emang kalo lu bisa memberhentikan waktu lu mau ngapain? Nyuri duit? "

Arsen terkekeh mendengar pertanyaan dari  Adel. "Gw udah kaya dari lahir jadi gak butuh duit,"ucap Arsen dengan sombong.

"Bagus dong jadi gw gak perlu nyari sugar daddy lagi,"ucap Adel.

"Buat apa nyari sugar daddy? "

"Biar duit ngalir terus,gak papah duda asal kaya hehe."

"Awas aja kalo ngelakuin itu gw bakalan langsung  nikahin lu, "ancam Arsen kepada Adel.

Arsen mengelitiki perut Adel hingga Adel tertawa terbahak bahak dan meminta ampun.

"Ampun hahaha kak udah hahaha sakit perut gw, "ucap Adel tertawa teebahak bahak tetapi Arsen masih saja jahil lalu Adel mengigit lengan Arsen dengan keras.

"Awsss sakit baby,"ringis Arsen.

"Apasih baby baby emang lu kira gw babi apa, "ucap Adel.

"Jangan ngomong kasar lagi mau gw sentil mulut lu? "

"Gak! Nanti kalo bibir gw jelek sugar Daddynya gak suka sama gw gimana?"

"Gak papa bagus dong jadi lu cuman punya gw aja, "jawab Arsen.

"Iih jawab dulu kalo bisa berhenti waktu lu mau ngapain? "tanya Adel kembali ke topik pembicaraan.

"Mau menikmati waktu sama lu dan menatap wajah cantik lu dari deket dengan puas, "jawab Arsen.

"Ngapain natap wajah gw? Nanti kalo bosen di tinggalkan? "

"Gw gak pernah bosen sama lu, "jawab Arsen terseyum dan memeluk bahu Adel.

"Maafin gw. "

TBC



ARSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang