19

186 14 0
                                    

Hari ini Adel mendapatkan E-mail jika bukunya telah laris terjual dan Adel sangat bahagia.

Adel memang suka membuat cerita dan kali ini dia ingin membukukan cerita menjadi sebuah novel.

Akhrinya Adel bisa jajan dengan uangnya sendiri dan Adel berniat ingin mentraktir Arsen.

Adel tidak menyangka jika novel miliknya akan laris terjual hingga ratusan . Adel membuat cerita itu dari kisah nyata miliknya.

Adel sedih jika mengingatnya tetapi dia harus bisa melewati kesedihannya karena sekarang Adel memiliki seseorang yang baru bahkan lebih baik mungkin?

Adel berencana ingin pergi bersama teman temannya karena hari ini adalah hari sabtu.

"Udah lama yaa kita gak ke mall bareng bareng kayak gini, "ucap Vera.

"Iya kangen banget tau, "ucap Chika dengan terseyum.

"Iya enak bisa nyuci mata hehe, "jawab Adel terkekeh.

"Inget woyy lu udah ada kak Arsen,"ucap Vera mengingatkan temannya.

"Ngomong ngomong soal kak Arsen lu udah izin sama dia? "tanya Chika.

Adel baru teringat jika dirinya belum izin ke Arsen lalu Adel mengeluarkan ponselnya dan terlihat banyak sekali panggilan dari Arsen.

Lalu Adel menelpon kembali Arsen dengan perasaannya yang tidak tenang.

"Hallo kak-"

"LO DIMANA SIH HAH?! DI TELPON GAK DI ANGKAT DI CHAT GAK DI BALAS,HP LU KENAPA MATI?! "

Adel memejamkan matanya kala mendapatkan bentakan dari Arsen, rasanya Adel ingin menangis sekarang juga tetapi Adel gak mau buat teman temannya khwatir .

"Gw di mall kak sama temen teman gw, "jawab Adel.

"Di mall mana biar gw jemput. "

"Di mall ****** gak usah-"

Tut

Adel memejamkan matanya karena khawatir jika Arsen akan marah dengan dirinya.

"Kenapa del? "tanya Vera.

"Kak Arsen marah sama gw karena gak izin sama dia,"jawab Adel dengan pelan dan menatap kedua temannya. "Kita cancel aja ya kayaknya gw gak bisa, "ucap Adel.

"Yahh kok di cancel? Inikan kita udah rencain dari dua hari yang lalu,"balas Chika. "Lagian kenapa kak Arsen sampai segitunya sih? Kan Adel perginya sama kita bukan sama cowok lain, "lanjut Chika.

"Yaudah gak papa, lagiab masih ada waktu lagi kan? Udah kah gusy gak usah sedih yaa, "ucap Vera.

Akhirnya mereka membatalkan acara mereka dengan perasaan sedih dan kesal dengan Arsen.

Adel menunggu di lobby sendirian karena kedua temannya sudah pulang. Tak lama Arsen datang.

Arsen memerhatikan Adel dari atas kebawah karena pakaian Adel yang sedikit terbuka karena bagian bahunya terbuka.

"Kenapa pake baju itu? "tanya Arsen dingin.

"Yaa karena gw suka, "jawab Adel.

"Tapi gw gak suka, "ucap Arsen.

"Emang kenapa? "

"Gw gak suka cewek gw pake baju kayak gini udah kayak baju kekurangan bahan tau, "jawab Arsen dan melepaskan jaketnya untuk Adel. "Pake. "

Adel mau tak mau memakai jaket Arsen dari pada mereka berantem kan?

Adel menaiki motor Arsen dan memeluk Arsen. "Maaf gw lupa izin sama lu. "

Tetapi Arsen tidak menanggapi ucapan Adel dan mengendarai motornya.

Adel terheran saat Arsen membawanya kesebuah rumah yang tiga kali lipat dari rumah Adel. "Ini diamana? "

"Rumah gw, ayo masuk, "ajak Arsen menggandeng tangan Adel.

Adel melihat banyak sekali mobil mobil mewah bahkan motor motor mewah rumahnya Arsen seperti istana.

"Arsen kamu udah pulang nak? "tanya wanita paruh baya.

"Ngapain anda pulang kerumah ini? "tanya Arsen dengan nada dingin.

"siapa dia? "batin Adel.

Makin ke sini makin gak jelas alurnya;)

ARSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang