9

285 15 4
                                    

Adel,Chika dan Vera berada di cafe dekat apartemen sambil menunggu Arsendkk yang masih sibuk mengecek cctv.

Arsen menyuruh agar Adel pergi ke cafe terdekat saja karena Arsen melihat wajah pucat Adel.

"Tadi lu masuk UKS ya? Kan gw bilang lu jangan ikut mapel olahraga dulu,"ucap Chika dan meminum minuman miliknya.

"Gak bisa gw harus ikut pelajaran olahraga karena hanya itu cara gw bisa melihat cowok cowok bermain bola dengan keringat yang berkecucuran dan rambut yang berantakan arghhh gw jadi bayangin -"

"Bayangin apa hm? "tanya Arsen yang baru datang dengan kedua temannya.

Adel diam mematung saat mendengar suara Arsen dan berbalik menatap Arsen. "Kak Arsen lu kok disini? Udah selesai cek cctv-"

"Pulang sekarang! "tegas Arsen karena saat ini dia sedang marah dengan Adel.

Adel mengambil tasnya yang ada di kursi dan bersiap pulang. "Kalian berdua anterin temen gw balik!"suruh Adel kepada Reza dan Gio.

"Lah kok kita? "tanya Gio.

"Ya kan Chika sama Vera kesini naik motor lu berdua jadi anterin sekalian,"jawab Adel.

"Gw gak-"

"Kak Arsen."

"Gio Reza anterin teman temen cewek gw balik kalo enggak awas aja lu berdua, "ancam Arsen dan menarim tangan Adel.

"Lo berdua inget loh! "teriak Adel saat tangannta sudah di tarik oleh Arsen.

"Gak cowoknya gak ceweknya repotin banget,"ucap Reza dan menarik salah satu kursi.

"Heh kalo kalian gak mau anterin kita gw bakal bilang-"

"Gak usah ngadu! Nanti gw sama Reza anterin kalian sampai akhirat,"potong Gio.

"Berarti ke pelaminan dulu dong? "ucap Vera.

"Ke pertamina aja mahal kalo pelaminan, "jawab Reza.

...

"Nih pake jaket gw, "suruh Arsen tetapi dengan nada dinginnya.

"Makasih, "lalu Adel menggunakan jaket Arsen yang kedua kalinya.

Arsen membantu Adel memakai jaket miliknya dan Arsen melihat ke arah rok Adel. "Udah ganti rok? "

"Iya gara gara kebakaran itu rok kesayang gw kebakar tapi gak papa nanti gw beli lagi, "jawab Adel.

"Lu beli lagi rok haram kayak gitu gw bakar tokonya, "ancam Arsen dan membantu Adel menaiki motornya yang masih kesulitan.

"Boleh peluk gak? Dingin soalnya, "tanya Adel ingin memeluk Arsen.

"Lain kali gak usah bandel di bilangin kalo gak usah masuk ya gak usah masuk ngerti! Terus juga gak usah lirik lirik cowok lain! "jelas Arsen dan membuat Adel hanya diam saja.

"Tapikan emang benar cowok cowok kalo lagi olahraga itu ganteng parah apalag-"

"Apa mau bilang ganteng? Terus aja puji puji terus sampai gw bunuh mereka semua, "potong Arsen dengan nada cemburu.

Arsen mulai mengendarai motornya dan akhirnya sampai di rumah Adel. "Kenapa motornya masuk? "

"Kenapa gak boleh? Apa lu mau bohongin gw lagi hm? "

Adel hanya mendiami saja ucapan Arsen karena percuma saja dia akan kalah debat.

Di dalam rumah Adel, Arsen harus memastikan Adel istirahat dengan baik. "Jadi gimana cctvnya? "

"Gak usah mikirin itu biar ini jadi urusan gw, "jawab Arsen.

Tak sengaja Arsen menjatuhkan buku Adel dan jatuhlah selembar foto cowok dan membuat Arsen marah.

"Ini siapa? "tanya Arsen.

Adel terkejut bagaimana bisa Arsen menemukan foto mantannya?

"I-itu-"

"Jadi selama ini lo masih memiliki perasaan sama mantan lo ini? "tanya Arsen menahan emosinya agar tidak meledak.

"Gw gak kayak gitu gw juga gak tau kenapa masih ada foto dia, "jawab Adel jujur.

Seinget Adel dirinya sudah membakar semua foto foto mantannya tapi kenapa ini masih terisisa.

Srekk

Arsen menyobek foto matannya Adel dengan emosi dan keluar dari rumah Adel dengan sangat emosi.

Adel masih diam mematung menatap potongan potongan foto mantannya dengan tatapan sedih.

"Dean."

TBC

ARSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang