Bagian°25 ✔

55.4K 4.3K 214
                                    

*****

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔

Bagas menutup bukunya lalu menatap kearah tiga sahabatnya yang sedang asik bermain game. Bagas menghela nafasnya ketiga sahabatnya ini memang sedikit tidak bisa serius dalam ujian.

"Lo bertiga gak belajar?" Ujar Bagas melempar bantal sofa ke arah mereka bertiga.

"Udah tadi," ujar Rey namun masih fokus pada game yang ia mainkan tanpa memperdulikan bantal yang mengenainya tadi.

"Lo cuman buka, gak di baca," ujar Daniel.

"Lah dari pada lo, gak pernah buka buku sama sekali," balas Rey.

"Lo berdua sama aja," ujar Dewa menyimpan ponselnya lalu ikut duduk di samping Gavin yang sedang belajar.

"Lo juga," ujar Daniel.

"Seengaknya nilai gue gak pernah remedial." Ujar Dewa bangga.

"Woi, bang Rio datang," teriak Zidan dari pintu.

Rangga menutup bukunya, berdiri menyambut seseorang yang memasuki ruangannya. Cowok itu tersenyum menatap Rangga yang juga menatapnya namun dengan wajah datar seperti biasa.

"Apa kabar kalian?" Tanya Rio bertos kepada ketujuhnya.

"Baik bang."

Mario Rahardja, ketua Filos angkatan ke 6 sebelum Rangga. Cowok yang memiliki mata biru, Rio tak sedingin Rangga justru sebaliknya Rio sangat humoris, sosok penyayang dan berbaur oleh beberapa orang walau bukan anggota Filos.

"Ga, semuanya aman?" Tanya Rio duduk di samping Rangga.

"Makin kacau," jawab Rangga.

"Bayu cukup nekat bang buat lakuin apapun yang dia mau, termasuk ngehancurin Filos," ujar Gavin.

Rio terkekeh pelan. "Gue yakin kalian bisa hadapin semua, tenang aja kalian bisa minta bantuin gue sama yang lain kalau lo semua butuh bantuan."

"Untuk saat ini ngak," ujar Rangga.

"Tisha tinggal bareng lo Ga?" Tanya Rio di angguki oleh Rangga.

"Jadi itu yang buat Ayara batalin pertunangan lo berdua?" Ujar Rio sedikit mengejek.

"Jangan di gituin bang, kasian nanti nangis," ujar Daniel.

Rio menepuk pundak Rangga, cowok itu menatap dalam kearah Rangga yang telah ia anggap sebagai adik kandungnya. "Hidup ini selalu berputar, dan lo gak bisa milikin keduanya. Ada saatnya yang memang takdir lo akan datang dengan sendiri namun tidak untuk saat ini. Lo tau kan karna kecerobohan gue, gue harus kehilangan dia untuk selamanya."

"Gue takut," ujar Rangga lelah.

"Tenang aja, gak akan lama lagi."

"Cakra gimana? Udah ada celah untuk dia?" Tanya Rio.

Bagas menggelengkan kepalanya. "Gak ada sama sekali, cowok itu cukup keras kepala. Dia udah terlalu termakan omongan Bayu, dan dia selalu ada dalam pengawasan anak buah Bayu."

"Hati-hati kalau lawan dia, Bayu itu licik. Jangan sampai lengah dengan langkah dia, cukup gue yang jadi korban terakhir dia," ujar Rio.

Semua tahu apa yang terjadi antara Bayu dan Rio, keduanya dulu adalah teman baik, namun karna kepemimpinan membuat Bayu iri kepada Rio yang selalu mendapatkan segalanya hingga Bayu menjadi salah satu musuh Rio.

"Setiap tindakan akan ada konsekuensinya bukan? Lo milih Tihsa berarti lo udah siap buat jauh dari Ayara," ujar Rio menepuk pundak Rangga tiga kali.

Cowok itu berdiri dari duduk. "Gue mau pulang, tadinya mau ngajak balapan tapi kayaknya lo semua sibuk sama ujian."

Rangga cruel boy [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang