🍓 This is War

521 119 53
                                    

Chapter 03
STRAWBERRY + CIGARETTES

●○●

TULISAN INI HANYA FIKTIF.
IMAJINASI.
TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN KEHIDUPAN NYATA.

🍓

Entah sudah berapa kali Joohyun mengetik lalu menghapus kalimat yang sudah ia rangkai pada jajaran paragraf yang tersimpan didalam sebuah file berjudul surat pengunduran diri. Joohyun benar-benar kalut dan tidak bisa berpikir jernih sejak kedatangan Taehyung kemaren.

Pertama, ada kontrak yang sudah mengikatnya dengan perusahaan, lebih tepatnya belum genap sebulan yang lalu ia tanda tangani, dan kedua--- kedai bar milik mamanya berjalan kurang baik hingga membuat Joohyun semakin terdorong untuk mendapatkan pundi-pundi yang banyak demi mencukupi kebutuhan mereka. Melakukan pemutusan kontrak secara sepihak tentu saja akan sangat merugikan karena sesuai isi surat perjanjian, ketentuan pinalti yang disepakati hampir setara dengan uang belanja Joohyun selama enam bulan lamanya.

Joohyun terperangah.

Menganga sambil menggeleng ketika memikirkan betapa banyak nominal yang harus ia keluarkan namun saat itu juga Kim Taehyung tiba-tiba melintas, berjalan dengan ekspresi tak tahu-menahu sembari melewati area kerja Joohyun hingga membuatnya lagi-lagi menggeleng--- belum bisa menerima keberadaan 'musibah' yang sampai kapan pun sepertinya tidak akan bisa ia terima.

"Gila."
"Bisa-bisanya dia memasang wajah santai tanpa dosa." celetuk Joohyun tak percaya.

Selain daripada seorang siswa teladan, sejak masa sekolahnya dulu Taehyung memang dikenal sebagai pengeran berwajah dingin namun dapat meluluhkan hati para gadis-- setiap kali ia berjalan melewati lorong sekolahnya. Cih, menjijikan.

Joohyun mendecih tak terima atas julukan tersebut, melupakan fakta kalau dirinya sendiri termasuk kedalam salah satu jajaran korban yang terkena dampak dari seorang Kim Taehyung.

"Joo..."
"Kau mendengarku?"

Entah sejak kapan gadis dengan setelan blazer berwarna hijau mint itu sudah berdiri didepan meja kerjanya.

"Oh? Kang Seulgi?"

Seulgi memutar bola matanya malas, sebal karena gadis yang sudah dijelaskan panjang lebar olehnya malah kelihatan asyik melamun. Dirinya kembali menjelaskan bagaimana agenda dadakan yang diusulkan oleh pimpinan, mengajak mereka untuk makan malam sebagai bentuk perayaan karena sudah berhasil memenangkan tender gedung opera dan kawasan taman seluas tiga hektar.

Belum ada interaksi atau pembahasan proyek bersama namun hanya dengan melihat Taehyung saja sudah mampu membuat darah Joohyun mendidih. Ini gawat. Siaga satu. Rasa-rasanya Joohyun ingin berteriak dan membiarkan hembusan angin membawa seluruh kekesalannya.

Maniknya kembali berfokus pada Kang Seulgi--- yang sepertinya menyadari gelagat aneh teman sekantornya.

"Joohyun kau bersikap aneh."
"Masalah apalagi yang kau sembunyikan, huh?"

"Aku? Tidak." Joohyun menyangkal namun Seulgi bukanlah orang baru, dirinya sangat mengetahui bagaimana sifat Joohyun-- apalagi ketika sedang menyambunyikan masalahnya.

"Tidak. Tidak. Tidak."
"Sudah jelas kau sedang menyembunyikan sesuatu! Jam makan siang nanti ceritakan semuanya atau aku sendiri yang akan mencari tahu penyebab seorang Bae Joohyun melamun sepagi ini. Bye."

Astaga.
Wanita keras kepala itu.

Seulgi melenggang pergi sedang Joohyun hanya bisa melengos, tak tahu bagaimana menghadapi sikap keingintahuan seorang Kang Seulgi, yang akan melakukan apa saja bila sangat penasaran, bahkan bisa disejajarkan dengan detektif Connan, karakter pada serial animasi Jepang.

Strawberry + CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang