🍓 Guilty Crown

523 95 47
                                    

Chapter 12
STRAWBERRY + CIGARETTES

●○●

TULISAN INI HANYA FIKTIF.
IMAJINASI.
TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN KEHIDUPAN NYATA.

🍓

Joohyun membasuh wajah lalu mengusapnya dengan kasar--- mengatur nafas ngos-ngosan sambil memperhatikan pantulan dirinya didepan cermin. Perasaannya tidak bisa dideskripsikan terlebih ketika memorinya memutar reka ulang saat dimana kedua tangan mereka saling menggenggam selama menunggu proses evakuasi berlangsung. Candaan yang dilontarkan si 'Blonde Jangkung' sebatas hembusan angin yang melewati telinga begitu saja karena saat itu Joohyun benar-benar terpaku dalam menatap obsidian menenangkan yang memberinya isyarat kalau semuanya akan baik-baik saja-- mengartikan betapa baik ingatan Taehyung atas kebencian Joohyun terhadap ruangan gelap dan sempit.

Sebenarnya Joohyun ingin menepis tangan Taehyung yang menggenggamnya namun karena tekanan rasa takut, panik dan gugup mendominasi gerak tubuh--- Joohyun hanya membiarkannya.

Sekali lagi membasuh wajahnya yang terlihat pucat pasi, Joohyun memutuskan untuk berhenti mencari tahu penyebab campur aduk perasaannya sekarang. Tentu saja Taehyung akan bersikap baik karena dirinya mengetahui ketakutan yang Joohyun rasakan, belum lagi mereka adalah rekan kerja satu tim yang kebetulan sama-sama terjebak disana. Dengan ini Joohyun menyimpulkan kalau perasaan ini hanyalah dampak atas ketakutannya terhadap insiden kerusakan lift, bukan karena sentuhan tadi. Setidaknya begitulah kesimpulan yang ia inginkan.

Melupakan pengalaman buruk yang telah menimpanya, Joohyun kembali dihadapkan kejamnya realita saat memasuki ruang kerja terlebih melihat tatapan intens Soo-jung yang terus mengingatkan tentang deadline gambar. Baik Joohyun maupun Taehyung sama-sama memfokuskan diri dalam mengerjakan kekurangan gambar, bekerja sampai larut, bahkan dihari terakhirnya--- Taehyunh dan Joohyun terpaksa tinggal dikantor untuk menyelesaikan gambar.

Taehyung berdiri disamping Joohyun sambil mengetuk mejanya beberapa kali, berusaha membangunkan Joohyun yang tertidur dengan memangku wajah menggunakan sebelah tangannya, "Aku mau keluar, mau titip sesuatu?" tanyanya ketika melihat Joohyun bergerak.

Joohyun mengucak mata kemudian melihat jam pada layar ponsel, "Hmm, ketiduran rupanya..." setelah berfikir cukup lama, Joohyun tiba-tiba menggeplak meja hingga membuat Taehyung tersentak, "Aku mau iced americano, satu. Ohiya, sekalian belikan sandwich dengan daging ganda, sedikit mayonaise lalu tambahkan saus pedas yang banyak. Kuganti uangmu nanti." jawab Joohyun bersemangat--- segera mengusir Taehyung dengan menyuruhnya pergi. 

Walau rasa ngantuknya belum seratus persen menghilang, Joohyun merasa senang hanya dengan membayangkan betapa nikmat perpaduan antara sandwich dan americano untuk menemani lembur terakhirnya--- tidak dengan Taehyung yang menyesali tindakannya karena sudah menawari orang yang salah.

"Malam ini ku jemput jam berapa, Tae?"

"Tidak perlu."
"Aku akan tinggal dikantor untuk menyelesaikan gambar." balas Taehyung sedang Yeonsu mengangguk paham. Hal seperti ini memang sudah biasa terjadi bahkan di kantor lamanya dulu. Setelah menyantap makan malam bersama, ditengah perjalanan kekantor Taehyung meminta Yeonsu untuk menunggu sementara ia singgah pada sebuah kafe dan restoran cepat saji.

"Punya siapa?" tanyanya saat Taehyung menaruh bungkusan pada kursi belakang, "Sepertinya makanan itu bukan seleramu." 

Taehyung memundurkan mobil sambil mengecek kaca spion, "...titipan Joohyun." jawabnya kemudian melajukan mobil, mengabaikan tatapan penuh tanda tanya pada manik Yeonsu.

Strawberry + CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang