🍓 Just One Day

481 112 42
                                    

Chapter 07
STRAWBERRY + CIGARETTES

●○●

TULISAN INI HANYA FIKTIF.
IMAJINASI.
TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN KEHIDUPAN NYATA.

🍓

Sesaat setelah nyeri perutnya mereda, Joohyun kembali melenguh sambil beberapa kali mengerjap namun maniknya terfokus pada sebuah botol minuman pereda nyeri dengan tutup botol terbuka--- berdiri tegak diatas nakas tempat tidurnya. Joohyun segera bangkit dan menenggak minuman tersebut, menghabiskannya tanpa sisa.

"Apa mungkin manusia itu yang melakukannya?" tanyanya merujuk pada tutup botol lalu melirik kantongan berisi pembalut yang sudah dibelikan Taehyung sebelumnya. Joohyun jadi teringat bagaimana Taehyung berbaik hati walau sempat bersikap menyebalkan dengan mengatainya 'menyusahkan' namun Taehyung jugalah yang membopongnya kedalam kamar bahkan membelikan minuman pereda nyeri padahal saat bercerita tadi Joohyun hanya meminta dibelikan pembalut. 

"Astaga." 

Joohyun tiba-tiba teringat akan sumber permasalahannya. Joohyun semakin gelagapan ketika mendapati noda merah pada bed cover dan juga sprei tempat tidurnya. Joohyun segera berjalan menuju kamar mandi dan membasahi handuk, berusaha membersihkan noda tersebut namun usahanya seakan sia-sia. 

"Bae Joohyun, sebenarnya otakmu berfungsi tidak sih?" gerutunya sambil terus mengelap.

Pada akhirnya Joohyun harus menelfon layanan service, menceritakan permasalahannya sambil meminta maaf karena sudah menyebabkan kekacauan yang membuat mereka harus mengganti sprei dan juga bed cover kamarnya.

Setibanya di hotel, Seokjin sengaja membuntuti Soo-jung demi menemui presensi sang hawa akibat panggilannya diputus sepihak. Setelah keluar dari toko material tadi, Seokjin berkali-kali menghubungi nomor Joohyun namun gadis itu tak kunjung menjawab hingga membuatnya khawatir.

"Joohyun kenapa?" tanyanya memecah keheningan didalam lift sedangkan Soo-jung, gadis itu terlihat meliriknya dengan sinis.

"Kau pikir aku cenayang?" 
"Sejak tadi aku pergi kesana-kemari bersamamu, bagaimana mungkin aku mengetahui keadaannya?" 

Seokjin hanya menunduk ketika mendengar sindiran dari perempuan berhati dingin disampingnya. Seokjin pikir karena mereka sekamar setidaknya Soo-jung mengetahui keadaan Joohyun sebelumnya namun sayangnya karena sifatnya yang terlalu pemarah-- Site Egineer perencanaan gedung opera itu berakhir memakinya.

Tak ingin kena semprot dua kali--- Seokjin memilih bungkam, tidak berani mengeluarkan suara barang sedikit hingga lift mereka berhenti tepat di lantai dua puluh dua. Keduanya berjalan beriringan menuju kamar dan sesaat setelah menyadari kedatangan Soojung dan Seokjin akibat pintu kamarnya yang tidak dikunci, Joohyun lantas menoleh dan menghentikan kegiatan menggambarnya, "Oh, kalian sudah kembali?" tanyanya sambil melihat keduanya bergantian.

"Kenapa telfonku tidak diangkat?"
"Kau mau membicarakan apa sebenarnya?"

Seokjin berbicara sambil berjalan mendahului Soo-jung yang terlihat acuh tak peduli--- menaruh tas selempang kemudian menggantung jaket kulit yang ia kenakan sebelumnya.

Melihat kekhawatiran Seokjin yang terlambat lantas membuat Joohyun mendelik, berusaha memfokuskan diri pada gambar sketsa didepannya, "Sudahlah lupakan. Kau memang tidak bisa diandalkan." cela Joohyun hingga kening Seokjin mengerut kecewa. Bisa-bisanya sang pujaan hati menyebutnya 'tidak bisa diandalkan'--- Seokjin tak terima!

Strawberry + CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang