09. Tentang Rasa

174 11 27
                                    

Hay!

Jangan lupa Vote & Comment 💝

Jangan lupa Vote & Comment 💝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


9

. Tentang Rasa

.

.

Suara ricuhan dari jauh itu masih terdengar hingga ruangan dingin yang sepi. Tubuh Shynaya masih terbaring di atas brankar UKS dengan mata tertutup, Devian membawa Cershyna setelah gadis tersebut jatuh tak sadarkan diri di depannya. Entah apa yang terjadi sebelumnya pada gadis tersebut, Dokter mengatakan kalau Cershyna menghirup obat tidur sebelum akhirnya pingsan.

Sungguh beruntung nasibnya kini karena dia tidak pingsan saat bersama pria asing tadi, Cershyna sudah merasakan ada yang aneh dengan penglihatan dan tubuhnya sebelumnya. Makanya dia memilih untuk kabur melarikan diri dari pada melawan pria bertubuh kekar itu.

Suara bising yang berasal dari area perlombaan itu terdengar hingga ke telinga Devian yang duduk di samping Cershyna. Matanya memandang wajah Shynaya yang polos, sesekali dia menghela nafas dan berpikir tadi gadis itu kenapa hingga di kejar oleh seseorang. Devian bangkit dari kursi tersebut berjalan ke arah jendela ruang UKS di samping pintu masuk. Melihat hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang itu pun panitia yang mengalungi name tag penanda kalau mereka panitia.

Di belakangnya Cershyna perlahan membuka matanya silau? Tentu saja, dia menyipitkan matanya bukan hanya cahaya yang masuk melalui sela-sela yang pas mengenai matanya tapi dia memang merasakan pusing di kepalanya. Matanya tak langsung terbuka lebar, Cershyna perlahan membuka matanya sembari merubah posisinya menjadi duduk.

"Eugghh" kepala gadis itu menunduk, ternyata kepala terasa lebih berat. Sadar akan hal itu Devian berbalik menghampiri Cershyna.

"Lo ngapain sih! Tiduran aja." Titah Devian.

"Pusing." Lirih Cershyna.

"Makanya tiduran." Titah Devian kembali.

"Gue tambah pusing kena sinar matahari." Jelas Cershyna yang masih menunduk. Devian menghela nafas melirik sinar matahari yang pas tertuju pada bagian bantal.

"Kenapa bisa sih lo kaya gini?" Cibir Devian mengambil bantal tersebut lalu menaruhnya di sofa belakangnya.

"Ehh" kejut Cershyna saat tiba-tiba saja tubuhnya di angkat bridal style oleh Devian menuju sofa. Tubuhnya memang lemas tapi dia tidak berpikir agar di gendong juga. Devian hanya memasang wajah datar setelah memindahkan tubuh Shynaya tersebut.

"Masih pusing?" Tanya Devian.

"Ya."

"Gue panggil dokternya dulu." Ujar Devian hendak melangkahkan kakinya. "Gak perlu." Ucap Cershyna tiba-tiba menghentikan Devian.

CERSHYNA | Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang