0000 0111

177 40 5
                                    

Suara ketukan pada jendela berhasil membangunkan Kael dari tidur siangnya. Perlahan ia matanya terbuka, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam netranya. Kael menghembuskan nafas kasar, ketukan pada jendela tak kunjung berhenti, benar-benar menyebalkan.

"Ish! Sedang apa sih burung sialan itu?! kenapa terus mengetuk jendela! Benar-benar mengganggu!"

Ia turun dari ranjang, berjalan mendekati gorden lalu membukanya. Seekor burung terlihat duduk di dekat jendela ruangan Kael, paruhnya terus mengetuk-ngetuk kaca jendela seperti memaksa Kael untuk membukanya.

Tangan kael bergerak untuk membuka jendela itu, dan saat jendela terbuka, burung itu pun masuk beberapa langkah.

"Kenapa kau mengganggu tidur siang ku?!" tanyanya kesal.

Tak sengaja Kael melihat sebuah kertas yang diikatkan pada kaki burung itu.

"Apa kau di kirim seseorang untuk menyampaikan pesan padaku? Baiklah pesannya sudah ku terima, kembalilah pada pengirimmu," ujar Kael seraya mengambil kertasnya dan melepaskan burungnya.

Tanpa menutup jendela dan gorden, Kael membuka kertas putih itu. Namun sebelum ia membacanya ia memikirkan sesuatu.

"Apakah ini dari orang yang sama? Jika benar, maka di belakangnya akan ada tulisan yang sama seperti pada kedua kertas itu." Kael mencari terlebih dahulu tulisan kecil yang sama seperti tulisan pada 2 kertas kemarin.

'5733 angka untuk ini'

Ia menghela nafas. Ternyata benar, ini pesan dari orang yang sama. Kael membalikan kertasnya, dan mulai mengartikan setiap angka biner dari kertas itu. Seraya mengartikan angka biner itu, Kael berjalan mendekati ranjangnya dan duduk di sana.

Seulas senyum tipis terukir di bibir Kael saat selesai mengartikan angka biner itu. Tangannya terulur, menarik laci yang pada Nakas, mengambil binder miliknya, membukanya, dan menyimpan kertas itu bersama 2 kertas lainnya. 3 kertas dengan tulisan yang sama dan mungkin juga dari orang yang sama kini berada dalam satu binder. 2 kertas lainnya adalah kertas yang Kael Terima dari bawah pot dan juga bunga tulip yang sempat ia buang. Ya, ia mengambil kembali kertas itu karena ia benar-benar penasaran.

"Untuk pertama kalinya aku mengulas senyum tipis yang benar-benar menggambarkan suasana hatiku. Siapa kau sebenarnya?"

📃📃📃

"Apa ada yang membuatmu bahagia akhir-akhir ini?" tanya Sarah saat selesai mengecek kondisi Kael.

"Tidak. Biasa saja. Kenapa memang nya?"

Sarah tersenyum. "Kondisimu semakin membaik, bahkan lebih baik dari biasanya. Jika terus seperti ini, kau bisa melepas selang infus mu dan hanya mengonsumsi obat saja."

"Benarkah?"

"Mn, untuk apa aku berbohong? Baiklah, aku akan mengecek keadaan pasien lain. Terus lah membaik," ujar Sarah lalu berlenggang pergi.

"Mn, pergilah," balas Kael.

Seperginya sarah dari ruangan Kael, senyuman langsung terukir di bibir Kael. Ia mengambil binder dan bolpoin dari dalam laci, membukanya dan mencari halaman yang kosong. Kael mulai menggores kertas putih itu menggunakan bolpoin, menuliskan sebuah angka-angka biner yang menggambarkan isi hatinya.

"Tidak buruk juga aku belajar angka biner dari anak kecil itu. Sudah 5 hari lamanya dari saat pertama kau mengajariku angka biner. Terima kasih gadis kecil, dan ... pengirim pesan."

Kata-kata yang Kael ucapkan dalam hati ia tulis dalam kertas menggunakan angka biner. Selesai menulis, ia menutup bindernya dan kembali menyimpannya pada laci.

796 Angka Terakhir [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang