Pagi ini, Kael disuguhkan dengan wajah masam dan kesal para dokter, suster, dan perawat. Drama gelas pecah dini hari ini benar-benar menggemparkan satu rumah sakit. Mungkin tidak apa-apa jika pasien lain yang berbuat, tapi saat ini Kael yang berbuat, gadis yang sudah menjadi tanggung jawab satu rumah sakit selamat limabelas tahun.
"Aku tidak sengaja," cicit Kael.
Ucapannya benar-benar membuat semua orang menggelengkan kepala. Apa dia tidak sadar bahwa kelakuan yang dia bilang tidak disengaja itu membuat hampir satu rumah sakit heboh dan khawatir? di jam yang sangat pagi ini tepatnya jam 4 pagi, bahkan matahari pun belum menampakan sinarnya.
"Apa kau benar-benar tidak apa-apa?" tanya salah satu dokter perempuan yang name tag [Tara]. Dari awal dokter Tara memang sudah sangat khawatir pada Kael, dokter itu bahkan berkali-kali mengecek detak jantung Kael.
"Apa kau melihat aku tidak baik-baik saja?" Lihatlah, gadis itu tetap menyebalkan. Apa selain menghilangkan rasa sakit, obat yang selama ini Kael minum juga menghilangkan hati nurani dan sopan santunnya?
Sebenarnya, Kael tidak ingin berbicara dengan nada seperti itu, namun, tatapan dan raut wajah para suster dan perawat membuatnya benar-benar tidak nyaman.
Salah satu dokter perempuan lainya yang menggunakan name tag bertuliskan [Diana] berjalan mendekatinya. "Berbaringlah, aku akan memeriksa kondisimu," katanya sambil membantu Kael berbaring.
"Mau berapa kali kalian mengecek detak jantungku? Aku baik-baik saja, apa kau tidak bisa melihat?" tanya Kael sambil menjauhkan tangan dokter Diana.
Salah satu perawat laki-laki yang name tag [Fat adipati]-yang memang sedikit tidak suka dan sebal dengan Kael-berbicara.
"Apa kau tidak memikirkan kami yang benar-benar mengkhawatirkanmu? Tidak bisa kah kau berbicara sedikit sopan kepada kami?" tanyanya kesal.
Perawat lain yang berada di samping Fat, menyenggol lengannya, memberitahu agar ia tetap diam. Namun Fat tak peduli, ia sudah terlalu kesal pada Kael.
"Aku benar-benar kesal padamu. Sudah 15 tahun kau disini, tapi kenapa kau tak kunjung sembuh juga?"
Oh, Fat, apa kau sadar dengan ucapanmu? Mungkin itu yang berada dalam pikiran para dokter dan suster yang tengah melotot, terkejut dengan ucapan Fat.
"Fat, jaga ucapan mu!" tegur salah satu suster.
"Apa kau menyalahkanku karena aku tak kunjung sembuh?" tanya Kael, "KERJA KALIAN SAJA YANG TIDAK BECUS, SAMPAI TIDAK BISA MENYEMBUHKANKU!" sentaknya.
"Kau benar-benar tidak tahu diri!" salah satu suster berbicara, membuat Kael mengalihkan pandangannya dari Fat.
"Apa kau tidak berpikir, seberapa lelahnya kami merawatmu selama 15 tahun? tapi kau justru tak kunjung ada kemajuan sedikitpun. Apa kau tidak pernah berpikir seberapa lelahnya kami menghadapi pasien yang sangat keras kepala dan menyebalkan seperti mu? Jika saja kau bukan anak dari orang terhormat dan penting serta berjasa di rumah sakit ini, kau sudah pasti kami buang!" ujar suster itu.
"Jadi selama ini kalian terpaksa?" Itu yang Kael tangkap dari kalimat panjang lebar suster tadi.
"Iya! Kami terpaksa!" jawab Fat.
Mendengar jawab Fat, Kael terkekeh. "Huh, jika kalian memang terpaksa, kenapa kalian tidak membuang ku dari lima belas tahun lalu dan menyerahkan ku ke panti asuhan saja? Kenapa kalian malah merawat ku? Merawat seorang gadis penyakitan yang tak kunjung sembuh serta keras kepala seperti ku? Kenapa kalian tidak membuang ku saja?!" teriak Kael dengan mata yang mulai berkaca-kaca
"Itu karena kau anak almarhum dokter Jenus dan almarhum dokter Farah!" bentak suster dengan name tag [wulan]. Satu tetes air mata Kael jatuh saat Wulan menyebutkan nama orang tuanya. "Mereka berdua adalah orang paling berjasa di sini, orang paling penting dan tidak bisa kami lupakan," sambung Wulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
796 Angka Terakhir [Tahap Revisi]
Cerita Pendek[END] Kisah dua orang yang menderita penyakit mematikan. Keduanya dipertemukan oleh sebuah angka biner, namun dipisahkan oleh kematian. Angka terakhir dan pesan suara dari sang kekasih menjadi penutup semuanya. "796 adalah angka terakhir yang kau be...