Mungkin ini sudah ke 1000 kalinya Kael menghela nafas panjang. Entah kenapa, untuk pertama kalinya setelah 15 tahun, ia merasa bosan berada di dalam ruangannya.
Kael melepas pulse oxymeter dari jari tangannya lalu turun dari ranjang dan berdiri di dekat gorden yang masih tertutup. Tangannya terulur untuk membuka gorden itu, namun atensinya teralihkan pada bunga yang ada di dekatnya.
Sudah 2 hari bunga itu berada di sana, namun tidak ada seorang pun yang mengaku dan bilang dari siapa bunga itu dan mengapa memberikannya padanya. Tangannya bergerak untuk mengambil bunga itu, berniat untuk membuangnya, toh tidak penting juga bunga itu berada di ruangannya, yang ada malah menganggu pemandangan ruangan kosongnya.
secarik kertas putih tiba-tiba saja jatuh saat Kael mengangkat bunga tersebut. Ia kembali menyimpan bunganya dan berjongkok untuk mengambil kertas putih itu.
Kael mengerutkan dahinya saat membuka kertas putih itu, beberapa angka biner tertulis di sana. Kael membolak-balikkan kertas itu untuk mencari siapa pengirimnya, namun tidak ada. Apa mungkin gadis kecil itu? Karena hanya dia yang mengerti angka biner di rumah sakit ini, mungkin?
Kael melangkahkan kakinya untuk duduk di ranjang, dan membaca isi kertas putih itu. "Apakah ini sebuah keinginan?" gumamnya. "Tapi apakah mungkin?" pikirnya.
Mata kael mulai bergerak, mengartikan satu persatu angka biner itu, menerjemahkannya pada angka desimal lalu pada huruf latin. Susah, tapi tidak apa, ia terlalu penasaran untuk mementingkan susahnya membaca angka biner itu, apalagi ia baru belajar.
"Hai ... swe-sweet ... Gi-girl?" Mata kael melotot. "Hah? Sweet girl?" pekiknya saat mengetahui arti angka perama dari angka biner itu. Lalu, ia kembali membaca angka-angka biner itu, hingga akhirnya sampai pada angka terakhir.
".... Happy." Kael diam sejenak. "Apa yang dia maksud? Membaca tulisan ku? Memang apa yang aku tulis?" pikirnya sambil membolak-balikkan lagi kertas itu untuk mencari siapa pengirim atau penulisnya.
"Apakah mungkin gadis kecil itu? Tapi tidak mungkin, bagaimana bisa dia menyebut diriku gadis manis? Padahal aku sangat pemarah? "
"Apa mungkin ... Ah! tidak, itu tidak mungkin. Dia saja tidak suka padaku, bagaimana mungkin dia menulis kata-kata semanis ini? apalagi dalam angka biner, benar-benar tidak mungkin."
Kael meremas kertas putih itu, berusaha untuk tidak memikirkan siapa pengirim dan penulis angka itu. Namun,
"ARGH! Aku benar-benar penasaran! Siapa sebenarnya yang menulis ini!" geram Kael seraya melempar kertas tersebut sembarang. Dan tepat pada saat kertas itu mendarat, pintu terbuka sangat lebar hingga membuat Kael sedikit terpejat.
"Ada apa? Kenapa kau menggeram?" tanya Vevey sedikit panik.
"Apa? Kenapa memangnya jika aku menggeram? Kau tidak suka? Mengganggu? Pergilah! Jangan pedulikan aku jika itu memang mengganggumu!" usir Kael.
Vevey berdecak, lalu ia pun masuk kedalam ruangan Kael. Kael mengerutkan dahinya saat melihat Vevey yang tidak seperti biasanya, membawa troli makanan atau nampan obat, tapi malah membawa sebuket kecil bunga tulip berwarna kuning.
"Jujur saja, kau kan yang membeli bunga itu?" tunjuk Kael pada bunga-bunga yang berada di vas bunga di atas nakas.
"Tidak, untuk apa aku membeli bunga ini, yang jelas-jelas tidak penting untukmu," kata Vevey sambil memberikan bunga tulip itu, dimana pada buket bunga tulip itu terdapat sebuah kertas kecil.
Kael mengambil kertas itu dan melihatnya. Lagi-lagi angka biner, apakah dia tidak bisa menulis dalam tulisan latin? Kenapa harus angka biner? Yang jelas-jelas Kael baru belajar dan hanya bisa beberapa saja.
"Dari siapa?" tanya Vevey.
"Entahlah, disini tidak tertera nama pengirim nya," jawab Kael.
"Apa isi kertas itu?" tanya Vevey penasaran.
"Ck! Kau tidak usah banyak tanya, pergilah. Aku kasih tahu juga kau tidak akan mengerti," ujar Kael.
Vevey berdecak. "Ck! Baiklah aku keluar. Setengah jam lagi aku-"
"~Akan kembali untuk memberimu obat~. Sudah basi, cepatlah pergi!" usir Kael.
Vevey menghela nafas, ia memutar tumit, mengambil satu langkah lalu pergi. Namun...
"Tunggu, siapa yang memberikanmu ini?" tanya Kael sedikit berteriak.
"Entahlah, aku mendapatkan itu dari seorang gadis kecil," sahut Vevey.
Kael kembali memperhatikan kertas itu, lalu melirik bunga tulip kuning yang berada di sampingnya.
"Apa mungkin? Tapi darimana anak itu dapat bunga tulip kuning ini?" monolognya.
Kael Mulai mengartikan angka biner di kertas itu.
"63,108,100,121,111,117......116,104,101,102,108,111,119,101,114...."
Kael melirik bunga yang ada di atas nakas, lalu turun pada bunga yang ada di sampingnya.
"73, 104,111,112,101.....111,102,105,116."
Kael diam sejenak kala selesai membaca angka biner itu. Tak sengaja, Kael melihat sebuah tulisan latin dibelakang kertas itu. Tulisannya sangatlah kecil, jika tidak dilihat dengan teliti makan tulisan itu tidak akan terlihat.
"8699 angka saat ini? " gumam Kael.
Kael diam sejenak, cepat-cepat ia mengambil kertas yang ia buang tadi dan melihat bagian belakang kertasnya. Benar saja, di sana juga terdapat sebuah tulisan yang sama dengan yang ada di kertas barusan.
"9296 angka pertama?"
Kael diam, memperhatikan kedua tulisan latin yang ada dibelakang kertas putih dan kertas dari buket bunga tulip kuning itu. Ia semakin penasaran siapa pengirim dan penulis pesan tersebut, dan apa tujuannya. Ia juga yakin, pasti bukan gadis kecil itu, meskipun gadis kecil itu mengerti angka biner, tapi ia tidak mungkin merangkai semua ini.
"Siapa kau sebenarnya, apa yang kau mau, kenapa kau mengirimkan ku bunga itu dan ini, dan kau menyuruhku menjaganya, apa maksud mu?" Monolog Kael semakin bingung. Ia meremas kedua kertas itu dan membuangnya sembarangan. Tangannya bergerak untuk mengangkat buket bunga tulip kuning, lalu menyimpannya di samping vas bunga.
Kael kembali mengubah posisinya menjadi berbaring. Menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya dan memejamkan matanya.
"Aku benar-benar tidak mengerti, dan penasaran dengan semua ini," batinnya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
796 Angka Terakhir [Tahap Revisi]
Storie brevi[END] Kisah dua orang yang menderita penyakit mematikan. Keduanya dipertemukan oleh sebuah angka biner, namun dipisahkan oleh kematian. Angka terakhir dan pesan suara dari sang kekasih menjadi penutup semuanya. "796 adalah angka terakhir yang kau be...