Bab 08 : "... Tuan Kim juga mengatakan bahwa kalau memang Ketua Bae ingin sekali pergi dan tidak ingin kembali, Tuan Kim bisa terima. Tetapi Ketua Bae harus melihat mayat Tuan Kim dimakamkan baru Ketua Bae bisa pergi. Katanya, itu adalah janji seumur hidup yang harus ditepati."
----
----"Kakek, Nenek!!" seru Xiao Yu'an gembira melihat dua orang tua keluar dari mobil dan berjalan mendekat. Bocah menggemaskan itu berlari begitu bersemangat untuk memeluk dan menyambut kedatangan mereka.
"Jangan berlarian!" Sooji mengikuti Xiao Yu'an dari belakang dan hanya mendesah kecil melihat semangat putranya menyambut kedua orang tuanya.
Min Seok tertawa dan mengambil bocah itu dalam gendongannya. "Oh, apakah ini Soojin? Ternyata kau lebih tampan jika dilihat secara langsung," pujinya.
Xiao Yu'an tersipu tetapi dia dengan percaya diri memamerkan ketampanannya pada kakek dan neneknya saat mendapatkan cubitan gemas dari sang nenek.
"Kau begitu percaya diri dengan ketampananmu," ejek Nyonya Bae dengan nada bercanda.
"Tentu saja. Aku tampan karena ibuku cantik. Paman Lu mengatakan kalau aku harus memamerkan ketampananku agar dapat kekasih cantik seperti ibu," celetuk Xiao Yu'an polos, matanya berbinar dengan ekspresi bersemangat.
Nyonya Bae pura-pura terkejut. "Karena kau mengatakan itu, apakah kau mendapatkan kekasih cantik?"
Xiao Yu'an mengangguk percaya diri. "Di sekolah, banyak anak perempuan datang bermain denganku. Mereka sangat lucu dan cantik dengan banyak gaya rambut setiap aku pergi ke sekolah," jawabnya.
"Wah, ternyata kau punya banyak kekasih di sekolah. Kakek merasa kalah denganmu," sahut Min Seok, mengikuti pembicaraan konyol Xiao Yu'an.
"Aku juga memilikinya di sebelah rumah. Anak itu selalu memakai pakaian warna merah muda, kepalanya selalu dipenuhi jepit rambut warna-warni, itu sangat lucu." Xiao Yu'an begitu bersemangat untuk menceritakan lebah bunga yang mengerubunginya dan akhirnya diinterupsi oleh Sooji yang menyentil kening bocah itu.
"Ahk! Ibu, sakit," protes Xiao Yu'an sambil mengelus keningnya. Min Seok dan istrinya tertawa kecil melihatnya.
"Kamu bisa melanjutkannya di dalam rumah. Kakek dan nenek baru saja tiba, kau tidak mau mengajaknya masuk ke rumah lebih dulu?" tanya Sooji.
"Oh, iya. Ayo, ayo, kita masuk ke rumah, Kakek! Aku akan memperlihatkanmu kamar baruku dan gambarku secara langsung," ajak Xiao Yu'an.
Min Seok dan Nyonya Bae memberi tanggapan antusias dan penasaran lalu memasuki rumah minimalis.
Sooji menggeleng kepala melihat ketiga orang itu dan mengikuti dari belakang sambil memperhatikan interaksi harmonis mereka. Dia juga memiliki pemandangan seperti ini di masa lalu, membicarakan banyak hal pada orang tuanya dan memamerkannya.
Sooji berpikir bahwa dia dan orang tuanya akan seperti itu hingga dia dewasa, roda waktu memutar dan garis kehidupan berubah. Hubungan mereka masih sama namun interaksi tidak seaktif dulu.
Karena dia dan Xiao Yu'an tiba di Kanada dua minggu yang lalu dan perusahaan yang ditinggalkannya membutuhkan perhatian, dia menjadi sangat sibuk. Untungnya ada asisten rumah tangga yang ditinggalkannya untuk membersihkan rumah dan menyiapkan beberapa bahan makanan saat dia telah lepas landas.
Sama seperti orang tuanya datang berkunjung, dia telah menyiapkan kamar dan kebutuhan lain orang tuanya selama menetap, meskipun mereka juga memiliki rumah di Kanada dan telah menetap beberapa tahun sebelum kembali ke Korea Selatan untuk proyek darurat.
Min Seok dan Xiao Yu'an menuju kamar bocah itu untuk melihat kamar, sedang Nyonya Bae yang ingin istirahat mengikuti Sooji menuju dapur.
Nyonya Bae memperhatikan Sooji sedang membuat minuman dan menyiapkan makanan ringan lalu perlahan duduk di kursi pantry.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Person [COMPLETED]
FanfictionSeries Story : Strong Girl #2 Highest Rank #1 myungzy (130223) "Kim Myungsoo, aku tidak akan bertanya tentang seperti apa perasaan dalam hatimu, hanya saja ... pernahkah terlintas di pikiranmu--secara tidak sengaja atau sekilas--bagaimana jika aku j...