The Only Person | Ekstra Part (1)

919 123 36
                                    

Sepasang sumpit yang baru saja berhasil menjepit shasimi segera terjatuh kembali. Si pelaku mengangkat pandangannya dan matanya melebar melihat dua orang di seberang. Orang yang duduk di sampingnya berkedip dengan ekspresi polos kemudian melanjutkan makannya.

Didi, apa kau dengar itu? Aku rasa telingaku mungkin sedikit berdegung,” ujar Xiao Yu'an seraya memiringkan kepalanya pada Woojin yang mengemut sendok.

Anak kucing pemalu itu memiliki ekspresi naif. Melepas sendok di bibirnya kemudian mengambil potongan daging kecil di piringnya dan membawanya ke Xiao Yu'an.

Xiao Yu'an mengerutkan kening tetapi tidak menolak kebaikan ‘didi’ kesayangannya.

Hyung tidak mau memiliki ayah?” tanya Woojin sambil menggelengkan kepala dan menatap lurus anak itu.

Xiao Yu'an tergagap dan tanpa sadar melihat pada pria tampan di sebelah ibunya lalu berbisik pada Woojin. “Kau tidak keberatan ibuku dan ayahmu menikah?” tanya Xiao Yu'an ragu.

Usianya mungkin masih sangat muda namun Xiao Yu'an mengerti beberapa hal setelah melihat dan memahaminya perlahan-lahan. Bagaimanapun, dia pernah melihat seorang anak dikembalikan oleh keluarga angkat yang mengadopsi anak itu ke panti asuhan karena masalah keluarga, dia juga telah mengetahui ibunya menikah dengan ayahnya—orang tua adopsi—tanpa cinta dan semata-mata ingin mengadopsi Xiao Yu'an, dia juga belajar beberapa hal tentang sesuatu yang tidak bisa dipaksakan termasuk berkeluarga dengan orang yang sudah memiliki anak.

Xiao Yu'an tidak masalah memiliki ayah dan adik baru. Jika ibunya menginginkannya dan bahagia dengan itu, adalah kabar bahagia untuknya juga. Hanya saja, dia memikirkan perasaan orang lain, khawatir bahwa pihak lain mungkin keberatan. Sama seperti Woojin, dia memikirkan wanita yang pernah ditemuinya pertama kali bersama Woojin dan khawatir Woojin tidak akan menerima ibu pengganti.

“Bukankah kita akan jadi keluarga jika ayahku dan ibumu menikah? Ayah memberi tahuku kalau kau akan menjadi kakakku dan bisa bermain setiap hari. Aku sangat senang!”

Xiao Yu'an membuka mulut dan bersenandung ‘aaa’ tanpa sengaja. Dia melihat pada ibunya yang masih menatapnya penuh harap dan menunggu.

Karena Woojin juga menerimanya, Xiao Yu'an pikir bukan hal buruk mereka menjadi keluarga. Dia juga tidak perlu kembali ke Kanada dan bisa lebih dekat dengan Woojin.

Xiao Yu'an mengambil gelas bening berisi air lalu turun dari kursi, melangkah ke arah ibunya dan ayah Woojin. “Aku mendoakan keberkahan untuk ayah dan ibuku. Semoga pernikahan ayah dan ibu harmonis seribu tahun.” Xiao Yu'an melakukan tradisi yang dipelajarinya saat tinggal di China, meskipun gerakannya kaku dan canggung, ekspresi bahagia terpancar di wajah tampannya yang menggemaskan.

Woojin penasaran dan mengikuti ‘kakak’ barunya dengan gerakan yang lebih kacau. Sooji tersedak dengan tangis harunya melihat dua anak itu lalu berhambur memeluknya.

“Kalian adalah berkah yang kuterima,” bisik Sooji pada mereka.

Myungsoo memandang pemandang hangat itu dan tersenyum. Dia berdiri dan ikut bergabung dengan mereka, membungkusnya dalam pelukan kokohnya yang nyaman. Myungsoo menjatuhkan ciuman lembut di masing-masing kening dua anak itu lalu memberi ciuman panjang di pipi Sooji.

Sooji malu ketika dua anak itu memperhatikannya dicium oleh Myungsoo. Xiao Yu'an terkikik dan memeluk leher ibunya. Woojin canggung seperti biasa dan hanya menyentuh lengan Sooji dan merangkul leher ayahnya.

Sooji menyadari tindakan kaku Woojin tetapi tidak menegurnya. Dia mendekat dan mencium kening Woojin dengan penuh kasih sayang dan menatapnya lembut setelah menjauh.

“Woojin adalah putraku yang hebat,” puji Sooji lalu menuntun anak itu mendekat kemudian memeluknya bersama Xiao Yu'an sekali lagi. “Terima kasih banyak sudah menerimaku menjadi ibu kalian.”

The Only Person [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang