Bab 5 : "Di mata Myungsoo, aku adalah teman terbaiknya dan adik perempuan yang dia sayangi. Aku memiliki fantasi bersamanya tapi aku tidak mempunyai keberanian mengungkapkannya."
----
----Tiga hari telah berlalu semenjak keberangkatan Myungsoo dan Soojung. Sooji menjadi semakin sibuk setiap harinya untuk persiapan pengumuman saham serta pergantian ketua baru perusahaan.
Entah itu adalah sebuah keberuntungan atau penyesalan, Myungsoo tidak pernah menelponnya lagi. Karena tidak terbiasa, Sooji merasa dia kembali pada masa lalu menyakitkan itu.
Satu-satunya mimpi buruk yang sangat sulit terlepas hingga sekarang adalah saat Myungsoo go public dengan Soojung di depannya. Seperti separuh hatinya hilang dan perlahan-lahan menjadi kepingan yang hancur.
Dia sangat malu pada dirinya sendiri dan tidak berdaya dengan cinta yang dia miliki pada pria yang tidak bisa dimilikinya. Betapa sulitnya berdiri tegak dan berjalan dengan santai di setiap harinya, sampai dia menghabiskan seluruh kekuatannya untuk tetap bertahan hanya dengan seutas harapan yang sangat tipis, seolah-olah siap putus kapan saja.
Dulu, dia berusaha meyakinkan dirinya agar tidak menyerah meskipun penderitaan membuatnya terinjak-injak. Sekarang ada kesempatan untuk menyembuhkan luka dan beristirahat, dia akhirnya menggunakan logikanya dan menekan keinginan hatinya.
Apa pun pilihan yang dia ambil semuanya berisiko, tapi mungkin ini adalah yang terbaik.
Dia akhirnya melepaskan beban terakhirnya sebelum pergi dan meninggalkan semua kenangan menyakitkannya bersama cintanya.
Sooji berlutut di depan dua pasang suami istri yang menatapnya terkejut dan tidak bisa berkata-kata.
"Aku tahu aku terlalu berlebihan dan kekanak-kanakan, hanya saja aku tidak pernah memikirkan banyak hal untuk diriku sendiri. Dengan Myungsoo berada di sampingku setiap saat, aku tidak menginginkan apa pun lagi." Sooji menunduk, dua tangannya di atas paha mengepal dengan erat.
Hari ini dia datang ke pertemuan bisnis keluarga yang dilakukan oleh Tuan Bae bersama ayah Myungsoo. Untuk membuat hatinya sedikit mendapatkan ketenangan sebelum dia meninggalkan Seoul, lebih baik baginya untuk mengakui hal ini pada mereka. Karena hanya dengan mereka, Sooji bisa menumpahkan dan mencurahkan segalanya tanpa takut dipandang rendah. Mereka juga pasti menutup mulut dengan apa pun yang Sooji katakan dengan jujur sekarang.
"Nak, kenapa kau melakukannya? Jika kau memberi tahu kami tentang perasaanmu pada Myungsoo, adalah hal baik kalian bersama. Myungsoo juga memperlakukanmu dengan sangat baik," ujar Nyonya Kim penuh kesedihan.
Sooji tersenyum getir, menggeleng. "Di mata Myungsoo, aku adalah teman terbaiknya dan adik perempuan yang dia sayangi. Aku memiliki fantasi bersamanya tapi aku tidak mempunyai keberanian mengungkapkannya."
Tiba-tiba Tuan Bae mendekat, langsung melayangkan tamparan, karena Sooji menunduk, tamparan itu mengenai pelipisnya.
"Sayang!"
"Min Seok!"
Seruan bernada terkejut terdengar. Nyonya Bae segera menarik putrinya ke pelukannya, ekspresi khawatir, sedih, ingin menangis, kemarahan, dan kegelisahan bercampur aduk saat memeriksa wajah putrinya. Dia bertanya pada Sooji tentang keadaannya kemudian menatap suaminya dengan marah.
"Apa yang kau lakukan?!"
Min Seok tidak terpengaruh oleh tatapan istrinya dan membentak Sooji. "Benar-benar bodoh! Aku sudah mengantisipasi dan menasihatimu tapi kau dengan berani datang berlutut untuk mengaku?! Bae Sooji, apakah kau sekarang memberontak untuk tidak mematuhi ayahmu sendiri, hah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Person [COMPLETED]
Fiksi PenggemarSeries Story : Strong Girl #2 Highest Rank #1 myungzy (130223) "Kim Myungsoo, aku tidak akan bertanya tentang seperti apa perasaan dalam hatimu, hanya saja ... pernahkah terlintas di pikiranmu--secara tidak sengaja atau sekilas--bagaimana jika aku j...