Bab 17 : .... “Mungkin karena dia tidak bisa pergi, mungkin karena dia tidak memiliki hak, mungkin karena dia terlalu ceroboh, atau mungkin karena dia sangat bodoh ....”
----
----Apa yang terjadi selanjutnya, Sooji sudah menduga. Xiao Yu'an semakin lengket pada ‘keponakan pertamanya’.
Hari ini Sooji pergi berbelanja bersama Ma Ri membeli beberapa barang sebagai bingkisan untuk tetua di Kanada. Kim Myungsoo tidak bisa datang karena tertunda oleh pekerjaan, yang akhirnya digantikan oleh keberadaan Woojin yang sebenarnya tidak tahu apa-apa.
Saat Xiao Yu'an tahu bahwa Woojin juga akan datang, dia kembali melupakan ibunya dan bersenang-senang dengan 'adik' barunya.
“Ibu, aku dan didi lapar.”
Bahkan ‘alamat’ status hubungan mereka pun berubah. Xiao Yu'an tidak lagi menyebut nama Woojin tetapi menggantinya dengan sebutan ‘adik’ dalam bahasa China. Telinga Sooji sangat panas dan bibirnya terus berkedut setiap kali mendengar sebutan itu.
Ma Ri melihat waktu dan mengusulkan makan di restoran terdekat karena sudah saatnya waktu makan siang.
Sooji mengiyakannya begitu saja dan membuang semua tanggung jawab mencari restoran pada Ma Ri. Saat dia kembali memeriksa Xiao Yu'an, Woojin di samping bocah itu menundukkan kepala.
Setiap kali Sooji melihat Woojin, pemandangan itulah yang dilihatnya. Dia tahu bahwa karakter pendiam Woojin terbentuk karena perubahan Myungsoo yang juga semakin pendiam. Tetapi agak tidak tertahankan bagi Sooji melihat bocah itu memiliki wajah murung dan berbicara begitu sedikit.
Saat mereka tiba di restoran, Ma Ri memesan tempat dan pramutamu membawa mereka ke ruangan kosong.
Sooji menarik dua kursi untuk Xiao Yu'an dan Woojin, kemudian dia duduk.
“Apa yang ingin kau makan?” tanya Sooji pada Xiao Yu'an sambil membuka menu dan memperlihatkannya pada anak itu.
Ma Ri sendiri sudah menyebut empat makanan dan dua makanan penutup.
“Bagaimana dengan Woojin?” Sooji melihat ke arah Woojin yang tidak bersuara jika tidak seorang pun mengajak anak itu berbicara.
Ma Ri mengibaskan tangan dengan santai. “Aku sudah memesan untuknya.”
Sooji mengingat pesanan yang Ma Ri sebutkan sebelumnya dan semua makanan itu baik-baik saja. Dia juga memesan makanan yang dipilihnya bersama Xiao Yu'an.
“Woojin sangat pendiam,” celetuk Sooji sambil tersenyum pada Woojin.
Xiao Yu'an tidak pernah mau ketinggalan ikut campur jika itu tentang Woojin dan langsung mengangguk menyetujui. “Aku juga sudah mengatakan itu padanya dan menyuruhnya agar bicara lebih banyak. Dia benar-benar seperti anak kucing pemalu.”
“Dan kau burung merak yang terlalu percaya diri,” ejek Sooji seraya tertawa.
“Itu karena aku adalah putra Ibu yang cerdas dan tampan.”
“Wah, kau benar-benar memiliki nyali besar, Nak,” sahut Ma Ri takjub, beralih pada Woojin. “Nah, Woojin-ah, beri tahu Bibi, apakah Soojin sangat tampan?”
Woojin langsung mengangguk dengan ekspresi polosnya membuat kepercayaan diri Xiao Yu'an semakin tinggi. Ma Ri menjadi tidak tertarik untuk menggoda Xiao Yu'an setelah mengetahui bahwa tidak ada sekutu yang bisa diajak bekerja sama untuk menekan kepercayaan diri Xiao Yu'an.
Xiao Yu'an dengan bangga mengangkat dagu lalu menoleh pada Woojin. “Didi, kau juga sangat tampan. Kita berdua sama-sama tampan.”
Sooji geli mendengar perkataan Xiao Yu'an tetapi hatinya menghangat melihat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Person [COMPLETED]
FanfictionSeries Story : Strong Girl #2 Highest Rank #1 myungzy (130223) "Kim Myungsoo, aku tidak akan bertanya tentang seperti apa perasaan dalam hatimu, hanya saja ... pernahkah terlintas di pikiranmu--secara tidak sengaja atau sekilas--bagaimana jika aku j...