09 - Tutup Mulut

268 72 4
                                    

"AJI SAYANG, MAKAN DULU." Seorang wanita paruh baya berteriak dari arah dapur.

"IYA, MAH." Fajri berlari kecil menuruni tangga sembari mengacak-acak rambut -mengeringkannya.

Terlihat mamah Fajri dan Shella sudah menyiapkan beberapa makanan di atas meja. Fajri berjalan menghampiri mereka.

"Wah, makan apa kita pagi ini?" Fajri duduk perlahan, menatap satu per satu hidangan di atas meja.

"Makanan kesukaan kamu nih." Mamah menaruh satu hidangan baru di atas meja.

"Steak?!" Refleks, senyum Fajri merekah.

"Dan seafood." Shella menaruh satu hidangan lain di samping Fajri.

"Kalau ini sih bisa Aji habisin semua sendiri." Ucap Fajri cepat.

"Ya, jangan dong." Mamah terkekeh kecil. "Terus mamah sama Shella makan apa?"

"Nih." Fajri menyodorkan dua piring dengan polos. "Tahu, tempe."

"Jahat banget anak mamah." Mamah memanyunkan bibirnya manja.

Fajri tertawa melihat tingkah mamahnya sendiri. Shella ikut terkekeh kecil.

"Oh, iya, mah." Fajri menoleh cepat ke arah mamah. "Papah mana?"

"Papah tadi udah berangkat, katanya ada kerjaan dadakan di kantor." Mamah memberikan piring kepada Fajri.

"Oh." Fajri mengangguk ringan. "By the way, ada acara apa nih? Tumben banget masak ini buat sarapan." Tanya Fajri.

"Gak tau tuh, katanya Shella tiba-tiba mau masakin makanan kesukaan kamu." Mamah melirik ke arah Shella, tersenyum lebar. "Dia lagi seneng, jadi pengen kamu ikut seneng juga." Bisik mamah tapi masih dapat didengar oleh Shella.

"Seneng?" Fajri menoleh heran ke arah Shella. "Kenapa?" Fajri mengerutkan dahinya.

"Bukan apa-apa." Shella menggeleng cepat, tersenyum lebar.

"Jangan bikin curiga deh." Fajri menatap Shella menyidik.

Shella hanya tertawa pelan, menghindari tatapan Fajri.

"Bukan tentang..." Fajri tak menyelesaikan kalimatnya.

"Bukan, Aji." Seolah sudah tahu arah bicara Fajri, Shella menjawabnya dengan cepat.

"Terus?" Tanya Fajri pelan.

"Udah, udah. Nanti lagi aja." Mamah duduk di antara Shella dan Fajri. "Kalian makan dulu, nanti keburu telat."

Fajri masih menatap heran ke arah Shella yang tidak berhenti tersenyum. Tiga puluh menit berlalu, Fajri dan Shella berpamitan pada mamah sebelum pergi sekolah.

"Hati-hati ya di jalannya. Kalau Aji ngebut, pukul aja." Mamah mengelus rambut Shella.

"Siap, tante." Shella terkekeh kecil.

"Nih." Fajri menyodorkan sebuah helm kepada Shella.

"Makasih, Ji." Shella tersenyum dan langsung memakainya.

"Aji berangkat sekolah dulu ya, mah." Pamit Fajri.

"Jangan ngebut kamu! Bawa anak orang nih." Mamah menepuk pelan pundak Fajri.

"Siapa bilang anak setan?" Ucap Fajri polos.

"Kamu ini ya!" Mamah mengacak-acak rambut Fajri, terkekeh kecil.

"Aji mau pergi sekarang nih. Boleh gak?" Tanya Fajri.

"Ya, udah. Sana, sana." Usir mamah sembari tertawa pelan.

Baby Doll || UN1TY × StarBe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang