23 - Nasi Goreng

236 62 3
                                    

"Ji, kelas lu udah bahas materi ini belum?" Zweitson menyodorkan buku catatannya kepada Fajri.

"Hem?" Fajri menoleh sekilas ke arah buku catatan Zweitson. "Bentuk kerja sama ekonomi internasional?" Tanya Fajri sembari kembali fokus pada game smartphone.

"Iya, gue dikasih tugas tapi Pak Rendi kagak jelasin materinya." Zweitson mendengus kesal.

"Gue baru belajar itu kemarin." Ucap Fajri, tanpa melepaskan pandangan dari game yang sedang dia mainkan.

"Bantuin gue dong, Ji." Rengek Zweitson.

"Gue selesaiin satu game dulu." Ucap Fajri cepat.

"Oke!" Senyum Zweitson merekah. "Thank you, Ji!"

"Mau gue bantu kagak, Son?" Tanya Gilang, tersenyum jahil.

"Lu kan anak IPA." Zweitson menoleh ke arah Gilang cepat. "Mana paham lu tentang beginian."

"Yah, nih bocah meragukan kemampuan gue." Ucap Gilang, berpura-pura kecewa. "Gue tuh sebenernya IPSable."

"Apaan IPSable?" Fenly menoleh heran ke arah Gilang.

"Asal lu pada tau aja ya, gue tuh keterima IPS awalnya." Ucap Gilang dengan penuh percaya diri. "Tapi karena IPA kekurangan orang, jadi dengan sukarela gue langsung melepas status ke-IPS-an gue. Emang saking pinternya, gue tuh diperebutkan gitu oleh keduanya."

"Ngarang." Ricky mendorong kepala Gilang pelan.

"Mending gue aja yang ajarin lu, Son." Ucap Fiki cepat.

"Gue tau ya lu suka tidur di kelas." Zweitson menoleh ke arah Fiki. "Jangan sok mau bantuin gue."

Refleks, mereka semua tertawa mendengar kalimat dari Zweitson. Tak lama, Fajri menyimpan smartphone di atas meja depannya setelah menyelesaikan satu game.

"Coba sini, Son." Fajri menarik pelan buku catatan Zweitson.

"Nah, ini nih yang nomor satu." Zweitson menunjuk soal pertama. "Tentang faktor..."

"Ternyata di sini lu semua."

Belum sempat Zweitson menyelesaikan kalimatnya, suara seseorang dari pintu masuk menarik perhatian mereka. Refleks, semua pasang mata menoleh ke arah sumber suara. Farhan mengedarkan pandangannya.

"Shandy ke mana?" Farhan mengerutkan dahinya perlahan.

Dengan wajah datar, Fajri mengalihkan pandangannya dan kembali menatap buku catatan Zweitson.

"Kagak tau." Fenly menggeleng pelan, sembari memetik pelan senar gitar yang dia pegang.

"Dia kagak ada kabar sih." Gilang mengangkat pelan kedua bahunya.

"Kagak cerita juga mau ke mana." Ucap Fiki pelan.

"Ji." Panggil Farhan cepat.

"Hem?" Fajri tak menoleh sedikitpun ke arah Farhan.

"Lu tau kan Shandy ke mana?" Tanya Farhan datar.

"Gak." Jawab Fajri singkat.

"Gue lagi ngomong sama lu." Ucap Farhan cepat. "Liat sini!"

Perlahan, Fajri menoleh Farhan malas.

"Shandy di mana?" Farhan menatap datar ke arah Fajri.

"Lu pikir gue emaknya?" Salah satu alis Fajri terangkat. "Harus banget tau ke mana dia pergi?"

"Gue telepon juga tuh bocah." Dengan kesal, Farhan mengeluarkan smartphone dari saku celananya dan langsung menghubungi Shandy.

꙰꙰꙰

Baby Doll || UN1TY × StarBe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang