06 - Menolak Ajakan

298 69 7
                                        

"Baik, pelajaran hari ini kita cukupkan saja. Sampai jumpa minggu depan." Pak Danu merapihkan buku di atas mejanya.

"Terima kasih, pak." Ucap siswa/i serentak.

"Iya. Saya duluan." Pak Danu berjalan keluar kelas.

Setelah Pak Danu keluar, murid kelas XII IPA 4 merasa lega seperti kumpulan rusa yang baru saja keluar dari kandang harimau. Pelajaran Pak Danu mengambil sebagian waktu istirahat mereka. Kini, hanya tersisa sekitar 15 menit sebelum bel masuk berbunyi kembali. Dengan cepat, mereka langsung berkeliaran keluar kelas.

"Shella." Kezia langsung menghampiri bangku Shella. "Kantin gak?" Kezia duduk di samping Shella.

"Kyknya gak dulu deh." Shella menoleh ke arah Kezia.

"Kenapa? Lu sakit?" Tanya Kezia khawatir.

"Gak kok, Zi." Shella menggeleng cepat. "Lagi males aja."

"Serius..."

"WOI, LANG."

Dari ambang pintu, tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki. Refleks, beberapa murid yang masih berada dalam kelas langsung menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Farhan dan beberapa temannya masuk ke dalam kelas, menghampiri bangku Gilang yang berada di samping Shella.

"Lama banget lu ditungguin." Omel Fenly yang langsung duduk di samping Gilang.

"Gue baru selesai pelajaran Pak Danu nih." Gilang meletakkan kepalanya di atas meja dengan malas.

"Serius lu? Ngapain aja tuh guru? Ngajar atau bercerita tentang masa lalunya?" Ucap Ricky cepat.

"Dua-duanya." Jawab Gilang singkat. "Tapi tumben banget kalian nyari gue sampe ke kelas." Gilang menoleh heran.

"Tau tuh, dipaksa." Fiki melirik ke arah Farhan. "Mau ketemu gebetan barunya kali."

"Shella."

Ketika teman lainnya berkumpul pada bangku Gilang, Farhan memilih untuk mendekati bangku Shella. Refleks, Shella dan Kezia menoleh ke arah Farhan. Begitupula dengan teman Farhan yang lain.

"Tentang yang kemarin, maaf. Gue kagak maksud." Ucap Farhan pelan.

"Oh, iya. Gak apa-apa." Shella mengangguk pelan.

"Sebagai permohonan maaf, lu pulang bareng gue ya hari ini." Ucap Farhan cepat.

"Em..." Shella terdiam sejenak.

Kezia, Fajri, dan Shandy sangat menunggu jawaban dari Shella.

"Gak deh, udah ada jemputan." Shella tersenyum manis, tapi terlihat seolah mengejek Farhan. "Kantin, yok, Zi." Shella berdiri dan menarik tangan Kezia. "Permisi." Shella melewati Farhan begitu saja.

Tak lama, beberapa teman Farhan di sana langsung tertawa lepas. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang perempuan menolak mentah-mentah ajakan Farhan. Dengan kesal, Farhan menatap punggung Shella yang menjauh. Jadi lu mau nantang gue ya, pikir Farhan.

"Han, Han." Ricky merangkul pundak Farhan. "Omongan lu udah basi, kagak mempan buat cewek Bandung."

Lagi-lagi, suasana di sana pecah dengan tawa mengejek dari teman-teman Farhan.

"Setelah sekian lama gue menunggu moment ini, akhirnya seorang Farhan Jawas ditolak cewek." Fiki tertawa puas.

Fajri menundukkan kepalanya perlahan, tersenyum puas. Ini baru sepupu gue, pikir Fajri.

"DIEM LU PADA!" Farhan melepas rangkulan Ricky dengan kasar, menatap kesal teman-temannya. "Lu liat aja nanti." Farhan kembali menatap ke arah pintu. "Dalam waktu deket, gue pasti dapetin dia."

Baby Doll || UN1TY × StarBe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang