04 - Mainan Baru

298 65 5
                                    

"Silakan maju ke depan dan perkenalkan diri kamu."

Setelah dipersilakan oleh Bu Nadia -wali kelas XII IPA 4, Shella berdiri dari tempat duduknya dan maju ke depan kelas. Semua mata di dalam kelas kini tertuju pada Shella. Shella berhenti tepat di samping Bu Nadia, tersenyum manis ke arah setiap murid kelas.

"Ha..."

"ADUH, BU. MAAF SAYA TELAT."

Terdengar suara seorang laki-laki dari ambang pintu kelas. Refleks, semua siswa/i di sana menoleh kaget ke arah sumber suara, termasuk Bu Nadia.

"Gilang, kamu ini kebiasaan ya telat terus." Omel Bu Nadia.

Gilang yang semula bertumpu pada pintu dan mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal, kini berdiri tegak dan terdiam menatap Shella.

"GILANG." Teriak Bu Nadia.

"Iya kenapa, cantik?" Ucap Gilang cepat tanpa sadar.

Tak lama, suasana dalam kelas pecah dengan tawa. Gilang -yang menyadari dia baru saja salah berbicara langsung menutup mulut dengan kedua tangannya.

"KAMU BILANG APA? MAU GODAIN GURU KAMU?" Bu Nadia makin kesal dengan tingkah anak didik satunya itu.

"Eh, eng... Gak kok, bu." Dengan cepat, Gilang menggelengkan kepalanya.

"CEPAT DUDUK KAMU!" Bu Nadia sudah tidak ingin memperpanjang debatnya dengan Gilang.

"I... Iya siap, bu." Setelah melakukan hormat ala upacara, Gilang berlari menuju bangkunya yang berada di pojok belakang ruangan.

"Maaf ya." Bu Nadia tersenyum kepada Shella. "Anak kelas ini emang banyak yang nyebelin, salah satunya Gilang." Bisik Bu Nadia.

"Oh, i... Iya, gak apa-apa, bu." Shella tertawa pelan.

"Silakan dilanjut perkenalannya." Ucap Bu Nadia ramah.

"Baik, halo semuanya." Shella melambaikan tangannya pelan, tersenyum tipis.

"HALO." Jawab murid di sana serentak.

"Perkenalkan nama saya Shella Fernanda, pindahan dari SMAN 3 Bandung. Saya harap kita dapat berteman dengan baik. Salam kenal dan terima kasih semuanya." Shella memperkenalkan dirinya dengan singkat.

"Nah, kalian sekarang punya temen baru namanya Shella asal Bandung." Bu Nadia merangkul Shella. "Mungkin ada beberapa budaya yang sedikit berbeda dengan kehidupan di Jakarta, ibu mohon kalian jangan mengejek ataupun membawa pengaruh buruk pada Shella ya."

"BAIK, BU." Balas murid di sana serentak.

"Oke, kalian bisa kenalan lebih jauh sama Shella di luar jam pelajaran ya. Sekarang kita akan mulai pelajarannya." Jelas Bu Nadia. "Silakan Shella boleh kembali ke tempat duduk kamu." Bu Nadia mempersilakan Shella dengan ramah.

"Baik, terima kasih banyak, bu." Shella tersenyum dan berjalan kembali menuju tempat duduknya.

Dengan statusnya sebagai murid pindahan, Shella terpaksa harus duduk sendiri dan menempati bangku belakang -tepat di samping bangku Gilang. Tanpa sengaja, tatapan Shella bertemu dengan Gilang. Shella berusaha seramah mungkin dengan semua teman barunya, dia tersenyum tipis ke arah Gilang dan hanya dibalas dengan anggukan kecil.

"Sekarang buka buku paket Biologi kalian halaman 12. Kita akan bahas mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan." Perintah Bu Nadia.

Gilang kembali menatap lurus ke depan, salah satu ujung bibirnya terangkat. Berita bagus nih, pikir Gilang.

꙰꙰꙰

"WOI! GUE BAWA KABAR TERBARU."

Gilang yang baru datang langsung menggeser tubuh Zweitson dan duduk di sampingnya. Seperti sudah tidak asing dengan kehebohan itu, ketujuh laki-laki di sana hanya menoleh ke arah Gilang.

Baby Doll || UN1TY × StarBe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang