Epilog - Prom Night

434 69 13
                                    

"It's the time! (Ini saatnya!)"

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.45 WIB, tepat 15 menit sebelum acara prom night ditutup oleh MC secara resmi. Seluruh hadirin di sana terlihat sedang menikmati musik yang sudah disajikan sembari memakan beberapa hidangan dan bercanda tawa dengan teman lainnya.

Farhan berjalan menuju microphone yang menganggur di sisi ruangan. Farhan mengambil microphone tersebut dan berjalan menuju tengah ruangan.

"Bisa lu berhentiin musiknya dulu?" Ucap Farhan melalui microphone, menoleh ke arah seseorang yang mengatur speaker dan musik. "Ada yang mau gue omongin di malam spesial kali ini."

Musik terhenti. Semua pasang mata kini mengarah kepada Farhan seorang. Dari arah kerumunan di belakang Farhan, ketujuh temannya berjalan mendekat dengan ekspresi datar. Fajri dan Shandy berada tepat di samping kanan dan kiri Farhan. Melihat kehadiran delapan laki-laki populer ini -di tengah kerumunan bukanlah hal yang asing lagi. Seluruh siswa/i di sana menunggu apa yang akan dikatakan oleh mereka pada acara kali ini.

"Sebelumnya, gue mau manggil seseorang yang kagak kalah spesial." Senyum Farhan merekah. "Shella Fernanda."

"Wah, ada apa lagi nih?"

"Gue tebak, Farhan mau tembak Shella."

"Kalau bener, ini bakal jadi kegiatan paling seru malem ini!"

Beberapa bisikan dari siswa/i di sana mulai terdengar. Seorang perempuan -yang namanya dipanggil langsung keluar dari kerumunan dan berdiri dalam jarak 3 meter dari Farhan. Shella menunduk malu.

"Makasih udah hadir malem ini." Farhan menatap Shella, tersenyum tipis.

Shella mendongakkan kepalanya perlahan, membalas senyuman Farhan.

"Karena ini adalah malem spesial buat kita semua, khususnya akan jadi malem yang kagak pernah lu lupain." Farhan tidak melepaskan pandangannya dari Shella. "Gue mau tunjukkin sesuatu."

Setelah Farhan mengatakan kalimat tersebut, infokus di belakangnya menyala dan menunjukkan sebuah foto. Refleks, semua pasang mata beralih kepada layar yang cukup menarik perhatian. Sebuah foto Farhan dan Shella.

"Lu inget foto itu, kan?" Farhan menatap datar ke arah Shella, salah satu ujung bibirnya terangkat.

Senyum Shella perlahan meluntur, menatap Farhan heran.

"Bukannya itu di bar?"

"Shella pernah minum bareng Farhan?"

"Jangan-jangan mereka..."

"Ya." Dengan cepat, Farhan memotong semua ucapan hadirin di sana. "Kita pernah mabuk dan tidur bareng beberapa hari lalu." Ucap Farhan santai.

Sebagian besar hadirin di sana menatap kaget ke arah Farhan dan Shella, sebagian lain sudah tidak merasa itu hal yang aneh. Shella hanya terdiam, matanya sudah mulai berkaca-kaca. Farhan memberikan microphone kepada Gilang.

"Dan kalian harus tau apa artinya." Farhan menengadahkan kedua tangannya ke samping kanan dan kiri.

Dengan wajah datar, Fajri dan Shandy menempatkan kunci kendaraan mereka di atas telapak tangan Farhan -sesuai dengan perjanjian dari taruhan mereka sebelumnya.

"Ka... Kalian ngapain?" Tanya Shella pelan, setetes air mata membasahi pipi kanannya.

"Oops! I did it again. (Gue ngelakuinnya lagi.)" Farhan menaruh kedua kunci tersebut pada saku jasnya dengan santai. "I played with your heart. (Gue mainin perasaan lu.)" Farhan menatap Shella mengejek. "You got lost in the game, baby. (Lu tersesat dalam permainan, sayang.)"

Baby Doll || UN1TY × StarBe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang