Mengabaikan rasa malu, Velia mengikuti Vlora. Mereka menuju satu kamar mewah di Fullman Batavia Park Hotel.
Vlora bersikap profesional. Ekspresinya datar ketika berkata.
"Silakan beristirahat selama menunggu Pak Lucas dan uang akan segera saya transfer."
Hanya satu anggukan yang Velia berikan pada Vlora. Wajah menunduk dan ia menunggu Vlora pergi terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar.
Velia menutup pintu dan keadaan kamar langsung membuatnya tercengang. Memiliki luas berkisar 172 meter persegi, itu adalah tipe termahal yang ditawarkan. Tak tanggung-tanggung, adalah seset grand piano yang menyambut kedatangannya pertama kali.
Fasilitas lengkap dan berkelas. Ornamen mewah menghiasi beberapa titik. Karpet mahal menutupi lantai.
Tak hanya memiliki satu tempat tidur, nyatanya kamar presidensial tersebut memiliki dua kamar terpisah. Berikut dengan ruang tamu, ruang makan, dan bahkan ruang kerja pribadi yang luas.
Abaikan televisi layar datar berukuran 65 inci, Velia lebih tertarik pada jendela-jendela besar di sana. Ia menyibak tirai dan pemandangan senja mengisi retina mata.
Velia tertegun. Mata terlempar pada langit luas dan ia termenung seorang diri. Tak memedulikan keindahan kamar yang seharusnya dinikmati, pikirannya justru kosong.
Kamar indah itu memberikan sinyal tersendiri untuk Velia. Ia sudah mengambil keputusan dan tak bisa mundur sekarang. Terlebih lagi setelah pesan bank masuk ke ponsel.
Uang yang dijanjikan Lucas telah masuk. Velia tak membuang-buang waktu dan segera mengirimnya pada dua orang berbeda. Yaitu, Sambo dan Nia.
Velia membuang napas panjang. Sedikit lega membuatnya tenang.
Suara bel menarik perhatian Velia. Ia menaruh ponsel di meja dan bergegas membuka pintu. Seorang pelayan datang membawa troli makanan.
"Makan malamnya, Bu."
Velia tersenyum tipis. "Terima kasih."
Pelayan menyajikan semua hidangan di meja makan. Tak sampai lima menit, beragam sajian nikmat nan menggoda selera terhidang.
"Selamat menikmati, Bu."
Sepeninggal pelayan, Velia segera menyantap makanan tersebut. Ia lelah dan perutnya kosong seharian.
Dua puluh menit berselang. Lapar yang Velia rasakan telah hilang dan tergantikan kenyang. Ia beristirahat sejenak sebelum memutuskan mandi.
Pertama kalinya, Velia benar-benar masuk ke salah satu kamar. Ia melangkah pelan dan pandangannya bergerak mengelilingi.
Satu tempat tidur berukuran 200 x 200 sentimeter menarik perhatian Velia. Desainnya yang klasik-modern memberikan kesan sempurna tanpa cela.
Velia meneguk ludah. Dingin hadir dan membuatnya bergidik. Ia memejamkan mata, berharap agar semua bayang menakutkan bisa menghilang dari benak.
Langkah Velia berlanjut. Ia melewati satu lemari pakaian besar dan berakhir pada kamar mandi yang menakjubkan.
Didominasi warna putih batu pualam alami, itu adalah kamar mandi yang akan memenuhi impian para wanita untuk pengalaman mandi tak terlupakan. Tak hanya menyediakan bak rendam dan pancuran, nyatanya taman berikut perlengkapan yang tersedia menyempurnakan semua fasilitas.
Ada jubah mandi, handuk, dan pengering rambut. Beraneka ragam jenis sabun dan sampo pun tersedia. Praktis, Velia tak butuh memikirkan apa-apa lagi saat melepas semua pakaian.
Velia masuk ke bilik pancuran. Air hangat mulai tercurah dan membasahi sekujur tubuh.
Mata Velia terpejam. Bersama aliran air yang terus mengucur, satu ucap menggema di benak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY ROMANCE 🔞🔞🔞 "Fin"
RomanceWARNING!!! 21+!!! Judul: SEXY ROMANCE Genre: Romantis Dewasa Erotis Suspense (18+) Status: Tamat Cerita Pertama dari Seri "SEXY" ********************************* "BLURB" Velia Angelica harus merasakan kehidupan yang berubah 180 derajat hanya dalam...