Mata berbulu lentik Velia masih terpejam. Napanya berangsur normal kembali. Tidak menggebu dan kacau seperti sepuluh menit lalu di mana Lucas menggaulinya dengan begitu bernafsu.
Lucas mendekap Velia. Ia ciptakan kesan damai setelah melalui percintaan dengan berapi-api. Sekarang nyalanya telah mati dan tergantikan lembab yang perlahan mendingin. Untuk itu adalah lembut rengkuhan yang lantas Lucas beri.
Penuh kehati-hatian. Tak ingin menyakiti. Lucas khawatir seolah tubuh Velia akan patah karena beban tubuhnya.
Lucas berikan kecupan lembut di sisi kepala Velia. Perlahan pindah dan menjalar ke sisi rahang. Lanjut pada pipi. Lalu Velia mengangkat wajah agar Lucas bisa mengecup leher.
Senyum mengembang di wajah Lucas ketika dilihatnya Velia menikmati tiap kecupan yang ia labuhkan. Velia tampak terbuai dan sungguh apa adanya.
Sedikit acak-acakan. Rambut berantakan dengan pipi merona. Itu adalah pemandangan yang membuat Lucas candu lebih dari zat adiktif mana pun.
Lucas bangkit. Ia meringis tertahan tatkala melihat payudara Velia dalam keadaan sedikit tak lazim di bawah bra yang masih terpasang.
Menciptakan jarak secukupnya, Lucas bertopang pada kedua tangan dan belum memutuskan untuk keluar. Ia butuh waktu untuk menenangkan diri sementara kejantanannya mulai mengendur di dalam sana.
Velia membuka mata. Sorotnya terlihat sendu dan lelah. Ia menghela napas seraya tersenyum tipis, berusaha bicara dengan sisa tenaga tak seberapa.
"Apa kau mau makan malam sekarang?"
"Makan malam?" tanya balik Lucas. Ia mengerjap, lalu tertawa. "Kau benar. Seharusnya sekarang adalah waktu untuk makan malam."
Senyum Velia melebar. Bahkan sejurus kemudian berubah menjadi tawa kecil.
"Jadi apa kau menu makan malamku? Aku merasa benar-benar seperti sedang memakanmu."
Velia berguncang karena gelak. Ia terlihat amat bahagia dan merefleksikan panorama indah yang membuat Lucas terpana.
Tawanya serupa petikan dawai harpa. Musik yang melantun dan membuat riuh surga. Meriah dalam rasa terindah sepanjang masa.
Lucas yakin ia bisa habiskan waktu hanya untuk melihat tawa itu dan tak akan merasa bosan sama sekali. Namun, paling tidak ia harus memastikan Velia tak akan masuk angin lantaran pakaiannya yang tersingkap di mana-mana.
Untuk itulah Lucas segera memperbaiki bra di payudara Velia. Memastikan keduanya kembali pada tempat semula. Berikut dengan merapikan kausnya.
Sekarang Lucas benar-benar menarik diri. Ia keluar dan cekatan memperbaiki keadaan celananya sebelum membantu Velia untuk hal yang sama. Setelahnya ia menurunkan Velia dengan perlahan.
"Kau bisa berdiri?"
Jawaban Velia adalah tepukan lemah di dada Lucas. Sontak membuat Lucas menyeringai, tapi refleksnya seketika menyala tatkala menahan Velia.
"Kau sudah memasaknya," cegah Lucas ketika dilihatnya tanda-tanda Velia akan beranjak demi menyajikan makan malam. "Sekarang biar aku yang menyiapkannya."
Velia tak keberatan sama sekali. Ia sadar bahwa tak banyak kesempatan yang bisa didapat untuk melihat seorang pria bertelanjang dada menyajikan makan malam. Hal tersebut tak boleh disia-siakan begitu saja.
Lucas menyiapkan keperluan makan malam mereka dalam waktu singkat. Ia tak butuh waktu lama untuk menyajikan hidangan di atas meja. Saat mereka duduk bersama sesaat kemudian, ia berkata.
"Nah! Ini baru makan malam sesungguhnya. Bukan seperti setengah jam yang lalu."
Velia tak bisa menahan diri. Beruntung ia belum memulai suapan pertama. Jelas, tawanya kembali berderai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY ROMANCE 🔞🔞🔞 "Fin"
RomanceWARNING!!! 21+!!! Judul: SEXY ROMANCE Genre: Romantis Dewasa Erotis Suspense (18+) Status: Tamat Cerita Pertama dari Seri "SEXY" ********************************* "BLURB" Velia Angelica harus merasakan kehidupan yang berubah 180 derajat hanya dalam...