Lucas memutuskan untuk meninjau ulang keputusannya tempo hari. Mungkin meminta Velia menemaninya bekerja bukanlah hal tepat. Nyatanya konsentrasi Lucas mudah teralihkan dengan keberadaan Velia. Persis yang terjadi sekarang.
Untuk kesekian kali, Lucas layangkan pandangan ke seberang ruangan. Tepatnya pada sofa di mana Velia tengah berbaring santai. Dengan sepiring buah dan majalah, ia begitu santai. Berbeda jauh dengan Lucas yang harus bekerja.
Lucas melepas kacamata. Ia bangkit dengan satu pemikiran.
Sabtu termasuk akhir pekan bukan? Jadi sudah sewajarnya kalau aku ikut bersantai.
Keasyikan Velia terusik saat sofa melesak. Lucas duduk di sisinya dan melongok pada majalah.
"Apa yang kau baca dari tadi? Kau terlihat serius."
Velia tersenyum. "Hanya membaca artikel padu padan warna pakaian."
Artikel itu langsung menarik perhatian Velia tatkala melihat majalah H&H tergeletak di meja. Judul yang menghiasi sampul menyiratkan informasi terkini yang sepatutnya diketahui zaman sekarang. Terlebih bila Lucas selalu memintanya untuk menyiapkan pakaian dalam semua kesempatan. Tak terkecuali ke kantor, pertemuan di luar jam kerja atau sekadar temu teman-temannya.
"Bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Velia seraya melihat pada meja kerja. "Apa sudah selesai?"
"Selesai?"
Ada kesan geli ketika Lucas mengulang satu kata itu. Ia mengambil alih majalah dari tangan Velia dan menaruhnya ke meja. Seraya menunduk, ia berbisik di atas bibir Velia.
"Kuputuskan akhir pekan ini menjadi pengecualian."
Mata Velia terpejam penuh irama. Kecupan sekilas Lucas membuatnya berdesir.
"Kau membuatku tak bisa fokus."
Ucapan Lucas membuat Velia membuka mata. Desir di tubuhnya menghilang seketika dan tergantikan tegang tak biasa. Tatkala Lucas ingin kembali mengecup maka Velia menahan dadanya.
Lucas mengerjap. Ia lihat tangan Velia di dada dengan dahi mengerut.
Dia menolakku?
Tangan Velia bukan hanya sekadar menahan, melainkan mendorong Lucas. Ia ciptakan jarak demi berkata.
"M-maaf, Luc. Aku sedang tidak bisa."
Butuh waktu sedetik untuk Lucas mencerna maksud Velia.
"Kau menstruasi?"
Velia mengangguk muram. "Mungkin kau harus bersabar selama empat sampai lima hari ke depan. Maaf."
Lucas menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Ia harus segera memadamkan percikan yang mulai menyala. Berat, tapi ia melepaskan Velia.
Bangkit dari posisi santainya, Velia dapati Lucas tampak tersiksa walau tak lama. Ia langsung menguasai diri.
"Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk bekerja di akhir pekan."
Lucas berdiri dengan wajah geli sementara Velia mengulum senyum. Ia benar-benar melanjutkan pekerjaan.
Sungguh akhir pekan.
Sabtu dan Minggu berlalu tak ada beda dengan hari kerja biasa. Velia yang tak bisa disentuh membuat Lucas hanya memiliki satu pilihan tersisa. Yaitu, melewati dua hari libur dengan benar-benar bekerja.
Lucas hanya istirahat seadanya. Lagi pula istirahat apa yang ia harapkan ketika bersama Velia justru menjadi bumerang?
Senin pagi datang membawa napas baru untuk Lucas. Ia bersiap dan mendapati ada dampak artikel yang dibaca Velia pada penampilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY ROMANCE 🔞🔞🔞 "Fin"
RomanceWARNING!!! 21+!!! Judul: SEXY ROMANCE Genre: Romantis Dewasa Erotis Suspense (18+) Status: Tamat Cerita Pertama dari Seri "SEXY" ********************************* "BLURB" Velia Angelica harus merasakan kehidupan yang berubah 180 derajat hanya dalam...